Senin, 26 Oktober 2015

Materi 4 Pengolahan Limbah Padat


I. Pengertian Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada lumpur, ada air dan gas dari berbagai aktivitas domestik dan industri lainnya.
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

II. Jenis-jenis Limbah
Berdasarkan dari wujud limbah:
  1. Limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat kering, tidak dapat berpindah. Contohnya, sisa makanan, potongan kayu, sobekan kertas, sampah, plastik, dan logam.
  2. Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair adalah air bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian, dan sebagainya.
  3. Limbah gas adalah limbah zat buangan yang berwujud gas. Limbah gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas adalah gas pembuangan industri dan kendaraan bermotor.
Berdasarkan sumbernya limbah:
  1. Limbah domestik, berasal dari kegiatan pemukiman (rumah tangga).
  2. Limbah industri, merupakan limbah buangan hasil proses industri. Jenis limbah yang dihasilkan tergantung pada jenis industrinya.
  3. Limbah pertanian, berasal dari daerah pertanian dan perkebunan.
  4. Limbah pertambangan, berasal dari kegiatan pertambangan
Berdasarkan dari sifatnya limbah:
  1. Limbah korosif adalah limbah yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan dapat membuat logam berkarat
  2. Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
  3. Limbah reaktif adalah limbah yang memiliki sifat mudah bereaksi dengan oksigen.
  4. Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui proses kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu tekanan tinggi serta dapat merusak lingkungan.
  5. Limbah mudah terbakar adalah limbah yang mengandung bahan yang menghasilkan gesekan atau percikan api jika berdekatan dengan api.

III. Pengolahan Limbah Padat


Secara garis besar, limbah padat terdiri dari:
  1. Limbah padat yang mudah terbakar
  2. Limbah padat yang sukar terbakar
  3. Limbah padat yang mudah membusuk
  4. Lumpur
  5. Limbah yang dapat di daur ulang
  6. Limbah radioaktif
  7. Bongkaran bangunan
Dampak pencemaran limbah padat, dengan adanya limbah padat dalam lingkungan, maka akan timbul:
  • Gas beracun, seperti asam sulfat(H2S), amonia(NH3), methan(CH4), CO2, dll. Gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk karena adanya mikroorganisme.
  • Penurunan kualitas udara pada sampah yang ditumpuk dan dibuang sembarangan.
  • Penurunan kualitas air karena limbah padat biasanya langsung dibuang pada perairan atau bersama-sama air limbah.
  • Kerusakan permukaan tanah.
Perlakuan limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis biasanya diperlakukan sebagai berikut:
  • Ditumpuk pada areal tertentu
  • Pembakaran
  • Pembuangan
Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dibagi menjadi 2 cara, yaitu:
  • Limbah padat tanpa pengolahan, merupakan limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya, bisa langsung dibuang ke langsung ke TPA.
  • Limbah padat dengan pengolahan, merupakan limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya, harus diolah dahulu sebelum dibuang ke tempat tertentu.
Pengolahan limbah padat dapat juga dilakukan dengan cara sederhana, misalnya dengan cara mendaur ulang, dijual kepasar loak atau ketukang rosok.

Berbagai jenis limbah padat dapat mengalami proses daur ulang menjadi produk baru. Proses daur ulang sangat berguna untuk mengurangi timbunan sampah karena bahan buangan diolah menjadi bahan yang dapat digunakan  kembali. Contoh beberapa jenis limbah padat yang dapat didaur ulang adalah kertas, kaca, logam, plastik dan karet.


Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Limbah
http://kimia-industry.blogspot.co.id/2011/04/pengertian-limbah-padat-cara.html
http://makalahariesbudiono.blogspot.co.id/2012/03/manajemen-pengelolaan-limbah-padat-cair.html

Kontributor :
Kelompok 2
122100026    NUR OKTAVIAREKHA AHADWI P
122100039    ROLAN SEPTIAN

Download materi : review, presentasi

13 komentar:

  1. A-122130121-Achmad zamroni
    TUGAS INDUSTRI LIMBAH PADAT DAN PENGOLAHANNYA:
    Contoh industri limbah padat pada kayu:
    Limbah yang di hasilkan dalam industri perkayuan sebagian besar merupakan limbah padat berupa serpihan-serpihan kulit kayu,potongan-potongan kayu berukuran kecil dan serbuk kayu saat kayu di potong dengan gergaji.Dari beberapa jenis limbah yang di hasilkan oleh kayu tersebut ada beberapa pengolahanyang berbeda.
    1.Limbah kulit kayu dan potongan kayu berukuran kecil (papan kecil)pengolahannya dengan cara memanfaatkan sebagai bahan bakar ataupun sebagai Furniture, Aksesoris interior (table lamp, standing lamp, kotak penyimpanan), Elemen hias perabot (kursi, meja, lemari, dsb)
    2.Limbah serbuk kayu pengolahannya adalah:
    >Bricket
    Kayu Salah satu cara yang ekonomis dan produktif adalah membuat bricket kayu yang nantinya akan bisa digunakan sebagai bahan bakar. Serbuk dan tatal diberi tekanan tinggi di dalam satu bejana tertutup hingga padat. hasil tekanan padat tersebut kemudian dijadikan sebagai bahan bakar yang mirip bricket batubara.
    >Media Tanam
    serbuk kayu bisa di gunakan sebagai media tanam diantaranya sebagai campuran pupuk kompos.
    Adapun pengolahan limbah padat secara kesuluruhan ada beberapa proses:
    1. Pemisahan
    yaitu karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbeda dan kandungan yang berbeda juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu.
    Sistem pemisahan ada 3 cara, yaitu:
    o Sistem balistik
    yaitu pemisahan untuk mendapatkan ukuran atau berat yang seragam.
    o Sistem gravitasi
    yaitu Sistem pemisahan berdasarkan gaya berat.
    o Sistem magnetis
    yaitu sistem penisahan berdasarkan sifat magnet.
    2. Penyusunan ukuran
    3. Pengomposan
    4. Pembuangan limbah

    BalasHapus
  2. A--122130132--Rizki Ardliansyah

    tugas : industri yang menghasilkan limbah padat dan pengolahannya.

    Industri peternakan kambing, dimana industri ini menghasilkan limbah berupa kotoran kambing dan sisa sisa makan kambing. dalam hal ini perlu adanya pengolahan limbah supaya kotoran kambing dan sisa makannya tidak terbuang sia sia , ada beberapa pengolahan yang digunaka yaitu seprti :
    * Pembuatan kompos, dimana sisa sisa makanan kambing tersebut dekumpulkan jadi satu dengan kotoran kambing,tunggu beberapa saat sehingga menghasilkan pupuk kompos . yang baik digunakan untuk makanan tumbuh"an atau tanaman sawah.
    *Digunakan sebagai kayu bakar , sisa sisa makan kambing akan berupa dedaunan dan ranting, nah pada sisa sisa ranting itulah yang akan digunakan sebagai kayu bakar, selain menghemat gas ranting kayu tersebut juga murah dan gratis,.

    BalasHapus
  3. A-122120006- AMALIA OKTA PERMATA

    Industri yang Menghasilkan Limbah Padat dan Pengolahannya.

    Pada saat saya Kerja Praktek di PT. Madurasa Unggulan Nusantara, hasil produksi dari PT. Madurasa Unggulan Nusantara berupa limbah padat berupa sampah plastik kemasan, botol yang pecah, tutup botol yang sudah tidak layak pakai dan kardus yang sudah rusak. Pengelolaan sampah padat produksi pada PT. Madurasa Unggulan Nusantara menggunakan bantuan dari pihak ke dua. Pihak ke dua tersebut bertugas untuk mengangkut sampah di TPS (tempat penampungan sementara) PT. Madurasa Unggulan Nusantara yang kemudian akan diolah lebih lanjut. Pihak ke dua datang ke PT. Madurasa Unggulan Nusantara setiap dua hari sekali untuk mengangkut sampah padat menggunakan mobil pick-up. Setiap pengangkutan rata-rata dapat mengangkut sampah padat sebanyak 2-3 kwintal kemasan dan 1 kwintal kardus, sedangkan untuk sampah botol pecah dan tutup botol jarang ditemukan.
    Alur pengelolaan limbah padat di PT. Madurasa Unggulan Nusantara :
    1. Penimbulan sampah. Penimbulan sampah adalah kegiatan yang dilakukan manusia dalam rangka hasil samping dari proses produksi.penimbulan limbah padat terjadi karena tidak sempurnanya proses pengisian bahan ke kemasan maupun dari kemasan ke kardusnya. Hal ini dikarenakan pengisian keduanya menggunakan mesin. kemudian terdapat proses Sorting. yaitu proses untuk memilih bahan yang masih bisa digunakan dan bahan yang tidak dapat digunakan lagi untuk proses produksi, hal ini dilakukan untuk meminimalisir penggunaan bahan baru untuk proses produksi.
    2. Pengumpulan limbah padat. Pengumpulan limbah padat adalah proses penumpukan sampah yang dihasilkan dari sumber sampah sebelum sampah dibuang di TPS.
    3. Pengangkutan limbah padat ke TPS. Pengangkutan sampah ke TPS adalah upaya untuk memindahkan sampah dari tempat sampah ke TPS terdekat.
    4.Pengelolaan oleh pihak kedua. Pengelolaan sampah adalah upaya untuk mendayagunakan ulang sampah yang sudah tidak dapat dipakai, hal ini bertujuan agar sampah mempunyai nilai jual dan dapat digunakan untuk hal lain. Pengangkutan oleh pihak kedua dilakukan tiap dua hari sekali yaitu pagi hari. Pengambilan sampah dilakukan di TPS PT. Madurasa Unggulan Nusantara yang berada di belakang ruang SSH menggunakan mobil pick-up.

    BalasHapus
  4. A - HAPPY NUR ROMADHONA - 122100047

    TUGAS INDUSTRI LIMBAH PADAT DAN PENGOLAHANNYA:
    Contoh limbah padat pada industri plastik
    Cara penanggulangan pencemaran akibat limbah zat padat. Ada beberapa cara pengendalian atau penanggulangan pencemaran akibat buangan limbah pencemar zat padat (seperti bahan pencemar, botol-botol, minuman bekas, plastik, dan resin-resin atau plastik-plastik lain) yaitu, dengan proses reclying (daur ulang) dan proses pirolisa (pembakaran).
    1. Daur ulang dapat dilakukan terhadap bahan botol-botol bahan plastik bekas, seperti PVC dan PEP (poli ethylene tereftalat) dan sekaligus memanfaatkan bahan bekas botol plastic tersebut menjadi bahan berguna yaitu dengan proses penambahan bahan kimia atau reduksi sehingga dapat diolah menjadi produk-produk polimer dlam bentuk cair, yaitu bahan baku botol plastic dan sekaligus mengatasi maslah pencemaran lingkungan.
    2. Proses pirolisa dapat dilakukan terhadap limbah buangan plastic bekas atau limbah polimer bekas dengan cara mengolah limbah polimer bekas tersebut menjadi “ fueloil” atau bahan bakar dan sekaligus mengatasi pencemaran lingkungan

    BalasHapus
  5. A_122130061_Yasintha Aprilyan Kurniawan
    Tugas 5
    Studi Kasus Tentang Pengolahan Limbah Cair pada Industri Kecap
    Industri kecap merupakan industri yang mengolah kedelai menjadi kecap dengan proses fermentasi. Proses fermentasi pembuatan kecap dimulai dengan fermentasi oleh kapang dan dilanjutkan fermentasi dalam larutan garam (NaCL). Proses pembuatan kecap menghasilkan produk buangan berupa limbah cair yang dihasilkan dari proses pencucian alat atau mesin produksi dan air sisa rebusan kedelai. Limbah cair kecap mengandung berbagai zat (partikel-partikel koloid) yang dapat membahayakan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga sebelum di buang ke lingungan, air buangan dari produksi kecap harus memenuhi persyaratan atau batas standar yang telah ditetapkan dengan tujuan agar limbah cair kecap tidak mencemari lingkungan sekitarnya.
    Air limbah yang dihasilkan dari aktivitas produksi kecap diolah dengan melalui serangkaian proses pengolahan baik secara kimiawi, fisika ataupun biologis. Adapun cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengolah limbah cair di industri kecap yaitu :
    1. Collecting Reservoir
    Air buangan yang berasal dari pengolahan kecap dialirkan melalui saluran parit ke bak penampungan atau bak collecting reservoir. Bak collecting reservoir digunakan sebagai bak pengontrol partikel koloid waste water yang akan mengalir ke proses selanjutnya terbebas dari partikel koloid. Di dalam bak collecting reservoir terdapat 3 sekat atau sisi dimana pada tiap-tiap pintu atau sekat tersebut memiliki saringan.
    2. Equalisation Basin
    Air buangan dari collecting reservoir dialirkan ke dalam bak Equalisation Basin dengan tujuan untuk mengurangi atau mengembalikan variasi-variasi karakteristik air limbah kecap agar segera tercapai kondisi yang optimum pada proses pengolahan selanjutnya. Pada bak equalization basin ini dilakukan aerasi agar terjadinya homogenitas air limbah serta dapat mencapai Biochemical Oxygen Demand (BOD) yang diinginkan sehingga dengan adanya bak equalization basin diharapkan debit aliran dan beban pencemaran yang bervariasi dapat diubah menjadi konstan atau mendekati konstan.
    3. Pompa Submersible
    Air limbah dari proses equalization basin dipompa menggunakan pompa submersible yaitu pompa yang dioperasikan di dalam air.
    4. Proses koagulasi adalah pemberian koagulan seperti Poly Aluminium Chlorida dengan maksud mengurangi gaya tolak-menolak antar partikel koloid sehingga partikel koloid dapat bergabung menjadi flok-flok kecil.
    5. Flokulasi
    Proses flokulasi adalah pemberian flokulan seperti flokulan trimer 6784 dan Ca(OH)2 untuk meaikkan pH sampai 7. Pemberian flokulan bertujuan untuk menggabungkan flok-flok kecil yang telah terbentuk pada proses koagulasi sehingga menjadi besar dan mudah untuk diendapkan. Dalam proses flokulasi mengalami pengadukan lambat untuk memberikan kesempatan pada flok-flok kecil untuk menjadi semakin besar dan mencegah pecahnya kembali flok-flok yang terbentuk.
    6. Kolam biologis
    Kolam ini digunakan untuk mengencerkan hasil saringan air setelah mengalami proses koagulasi dan flokulasi. Setelah melalui kolam biologis, air dapat dibuang ke saluran air atau lingkungan karena air limbah buangan kecap telah aman untuk dibuang ke lingkungan sekitar.

    BalasHapus
  6. A-122130061-Yasintha Aprilyan Kurniawan
    Tugas 6
    Studi Kasus Tentang Pengolahan Limbah Padat Industri Kelapa Sawit
    Industri kelapa sawit dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah baik limbah padat, cair maupun gas. Limbah padat pada pabrik pengolahan industri kelapa sawit terdiri dari TKKS (Tandan kosong kelapa sawit), cangkang kelapa sawit, pelepah daun dan batang pohon sawit.
    Penanganan limbah dari industri kelapa sawit dapat dilakukan dengan :
    1.Pengelolaan limbah tandan kosong dengan dibakar di tungku pembakaran atau incinerator
    2.Pengelolaan limbah tandan kosong untuk dijadikan bahan bakar yang dilakukan dengan dicincang, dipres dan dijadikan bahan bakar ketel Uap di pabrik sawit tersebut.
    3.Pengelolaan limbah padat yang sederhana adalah dengan melakukan proses pengomposan. Proses pengkomposan adalah proses anaerobic dan sebagian besar merupakan degradasi karbon bahan organic di limbah pada yang kemudian dikonversi menjadi CO2 dan kompos, lalu CH4 yang terbentuk pada bagian anaerobic terdiri dari kompos akan tetapi bila terjadi oksidasi pada bagian anaerobic akan terjadi pelepasan CH4 ke atmosfer. Estimasi pelepasan CH4 ke atmosfer kurang dari 1% dari kandungan karbon di material. Hal ini berarti bahwa proses pengkomposan dapat menghindari terjadinya produksi metan dari limbah domestik. Proses pengkomposan limbah padat di industri kelapa sawit ini menggunakan teknologi sederhana yaitu dengan menggunakan sistem open window yaitu teknologi kompos yang dapat memproduksi kompos dengan kualitas yang baik sangat dibutuhkan karena banyaknya permintaan terhadap kompos oleh para petani.

    BalasHapus
  7. Nama: Yusuf Firmansyah
    Nim: 122100060

    Contoh Industri yang menghasilkan limbah padat dan bagaimana cara pengolahan limbah padat agar tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan
    PG Baru Madukismo adalah sebuah perusahan gula Nasional dimana dalam proses produksinya menghasilkan banyak limbah, diantaranya adalah limbah padat. Limbah padat yang dihasilkan berupa Blothong dan ampas tebu. Dalam usaha pengurangan pencemaran lingkungan maka dilakukanlah proses pengolahan limbah padat tersebut. Adapun proses pengolahanya adalah sebagai berikut:
    1.Proses Pengolahan Limbah Padat (Blothong) sebagai Pupuk Kompos
    Limbah padat Blothong yang dihasilkan oleh pabrik gula Madukismo mempunyai volume yang cukup besar tiap harinya sekitar 100 ton/hari. Pabrik membeli seluas lahan di sekitar pabrik untuk menempatkan limbah tersebut, karena limbah blothong biasanya dibuang dengan cara penumpukan (open dumping). Oleh masyarakat sekitar limbah yang dibuang terutama blotong (ampas tebu) diambil secara cuma- cuma untuk pembuatan asbes, genteng, pupuk, kompos dan dijadikan bahan bakar industri batu bata, karena blotong ini masih mengandung sejumlah belerang sehingga baik untuk dijadikan sebagai bahan bakar. Pihak PG. Madukismo melakukan mengovenan blothong pada oven dengan suhu 105º dalam kurun waktu 3 jam sebelum membuangnya. Tujuan blotong di oven untuk mengurangi kadar air yang terdapat di blotong tersebut, sehingga tidak menimbulkan bau yang sangat menyengat ketika dibuang. Saat ini, pihak PG. Madukismo memanfaatkan blothong tersebut sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk kompos.
    2.Proses Pengolahan Limbah Padat Ampas Tebu sebagai Bahan Bakar Orgaik
    Limbah padat ampas tahu merupakan limbah yang dihasilkan pada proses awal penggilingan tebu menjadi nira mentah. Limbah ini jumlahnya cukup banyak sehingga sangat bermanfaat jika dapat diolah sehingga tidak mencemari lingkungan. PG. Madukismo memanfaatkan limbah ampas tahu sebagai bahan bakar organik yang dikenal dengan istilah Biomass (bahan bakar organik) yang diolah untuk menghasilkan listrik.
    3.Proses Pengolahan Limbah Arang Ampas Tebu sebagai Batako
    Bagasse atau ampas tebu yang dibakar akan menjadi arang, yang bermanfaat untuk pupuk pertanian dan bahan bangunan (batako). Joglo tani juga memanfaatkan arang ampas tebu tersebut sebagai batako. Arang tersebut sebelum diolah dirubah dulu menjadi abu.

    BalasHapus
  8. IMAM HANAFI_122120007_A

    TUGAS INDUSTRI LIMBAH PADAT DAN PENGOLAHANNYA:
    Contoh industri limbah padat pada tahu
    Limbah padat pabrik pengolahan tahu berupa kotoran hasil pembersihan kedelai dan sisa saringan bubur kedelai yang disebut dengan ampas tahu. Limbah padat yang berupa kotoran berawal dari proses pencucian bahan baku kedelai dan umumnya limbah padat yang terjadi tidak begitu banyak. Sedangkan limbah padat yang berupa ampas tahu terjadi pada proses penyaringan bubur kedelai.

    Pengolahan limbah padat industry tahu
    Ampas tahu yang dihasilkan biasanya oleh industri tahu dijual untuk dimanfaatkan dalam pembuatan tempe gembus. Selain itu ampas tahu oleh peternak digunakan untuk pakan ternak sapi, kambing dan babi serta itik.

    BalasHapus
  9. A - ROLAN SEPTIAN - 122100039
    CONTOH LIMBAH PADAT PADA INDUSTRI TEKSTIL SERTA CARA PENGOLAHAN LIMBAHNYA
    Limbah tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses pengkanjian, proses penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan. Proses penyempurnaan kapas menghasil kan limbah yang lebih banyak dan lebih kuat dari pada limbah dari proses penyempurnaan bahan sistesis. Larutan penghilang kanji biasanya langsung dibuang dan ini mengandung zat kimia pengkanji dan penghilang kanji pati, PVA, CMC, enzim, asam. Penghilangan kanji biasanya memberikan BOD paling banyak dibanding dengan proses-proses lain.
    Industri tekstil tidak banyak menghasilkan banyak limbah padat. Lumpur yang dihasilkan pengolahan limbah secara kimia adalah sumber utama limbah pada pabrik tekstil. Limbah lain yang mungkin perlu ditangani adalah sisa kain, sisa minyak dan lateks. Alternatif pemanfaatan sisa kain adalah dapat digunakan sebagai bahan tas kain yang terdiri dari potongan kain-kain yang tidak terpakai, dapat juga digunakan sebagai isi bantal dan boneka sebagai pengganti dakron.

    BalasHapus
  10. Nama: G.H. Prasetyo
    Nim: 122110007

    Sistem Pengolahan Limbah Padat pada Rumah Sakit

    Ada beberapa konsep tentang pengelolaan lingkungan sebagai berikut :
    1. Reduksi limbah pada sumbernya (source reduction)
    2. Minimisasi limbah
    3. Produksi bersih dan teknologi bersih
    4. Pengelolaan kualitas lingkungan menyeluruh (total quality environmental management/TQEM)
    5. Continous quality improvement (CQI)
    Pengangkutan limbah Padat


    Kantung limbah dikumpulkan dan sekaligus dipisahkan menurut kode warnanya. Limbah bagian bukan klinik misalnya dibawa ke kompaktor, limbah bagian klinik dibawa ke insinerator. Pengankutan dengan kendaran khusus (mungkin ada kerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum) kendaraan yang digunakan untuk mengankut limbah tersebut sebaiknya dikosongkan dan dibersihkan tiap hari, kalau perlu (misalnya bila ada kebocoran kantung limbah) dibersihkan dengan menggunakan larutan klorin.


    Kereta atau troli yang digunakan untuk transportasi sampah medis harus didesain sedemikian sehingga:
    1. Permukaan harus licin, rata dan tidak mudah tembus
    2. Tidak menjadi sarang serangga
    3. Mudah dibersihkan dan dikeringkan
    4. Sampah tidak menempel pada alat angkut
    5. Sampah mudah diisikan, diikat dan dituang kembali


    Dalam beberapa hal dimana tidak tersedia sarana setempat, sampah medis harus diangkut ketempat lain:
    • Harus disediakan bak terpisah dari sampah biasa dalam alat truk pengangkut, dan harus dilakukan upaya untuk mencegah kontaminasi sampah lain yang dibawa.
    • Harus dapat dijamin bahwa sampah dalam keadaan aman dan tidak terjadi kebocoran atau tumpah.


    Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan internal dan eksternal. Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat pembuangan atau ke insinerator (pengolahan on-site). Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan kereta dorong , dan dibersihkan secara berkala serta petugas pelaksana dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja khusus. Pengangkutan eksternal yaitu pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan di luar (off-site). Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan harus dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk memenuhi peraturan angkutan lokal. Sampah medis diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat dan tidak bocor (Hapsari, 2010).


    Sampah medis hendaknya diangkut sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan. Sementara menunggu pengangkutan untuk dibawa ke insinerator, atau pengangkutan oleh Dinas Kesehatan hendaknya :
    1. Disimpan dalam kontainer yang memenuhi syarat.
    2. Ditempatkan dilokasi yang strategis, merata dengan ukuran disesuaikan dengan frekuensi pengumpulannya dengan kantong berkode warna yang telah ditentukan secara terpisah.
    3. Diletakkan pada tempat kering/mudah dikeringkan, lantai tidak rembes, dan disediakan sarana pencuci.
    4. Aman dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab, dari binatang dan bebas dari infestasi serangga dan tikus.
    5. Terjangkau oleh kendaraan pengumpulan sampah (Depkes RI, 2002).


    Petugas penanganan limbah harus menggunakan alat pelindung diri (APD) yang terdiri dari topi/helm, masker, pelindung mata, pakaian panjang, apron, pelindung kaki/ sepatu boot, dan sarung tangan khusus (Depkes RI, 2004).

    BalasHapus
  11. A - 122100026 - NUR OKTAVIAREKHA A.P

    1. Penimbunan Terbuka
    Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Pada metode penimbunan terbuka, . Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kuman penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengansampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.
    2. Sanitary Landfill
    Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi iapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke tanah. Pada landfill yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem Iapisan ganda (plastik – lempung – plastik – lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
    3. insinerasi
    Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan.

    BalasHapus
  12. A-122120058-Kevin Rynaldi

    Limbah padat dan Proses Pengolahannya

    Limbah padat yang dihasilkan oleh industri percetakan dapat berupa
    1) kertas potongan penjilidan
    2) kertas dari kesalahan cetak atau hasil pencetakan yang tidak lolos quality control
    3) kain lap mesin cetak yang pada umumnya telah terkontaminasi dengan tinta atau bahan pelarut / pembersih lainnya
    4) plastik, dan lain-lain.

    Dalam mengatasi limbah padat ini, cara yang sangat efektif itu dengan menggunakan insenerator.
    Insenerator merupakan alat untuk membakar sampah padat. Insenerator sering digunakan untuk mengolah limbah B3 yang memerlukan persyaratan teknis pengolahan dan hasil olahan yang sangat ketat. Supaya dapat menghilangkan sifat bahaya dan sifat racun bahan yang dibakar, insenerator harus dioperasikan pada kondisi di atas temperatur destruksi dari bahan yang dibakar.

    BalasHapus
  13. A-122120004-Iqal Azhari

    Pada saat saya kerja praktek Penanganan limbah padat di PT. Indocement Tuggal Prakarsa Tbk. berupa debu-debu yang terikat dalam gas buang maupun debu-debu yang timbul selama proses produksi menjadi tanggung jawab departemen produksi, yang mana pelaksanaannya diserahkan pada masing-masing seksi yang berada dibawah Departemen produksi, yaitu seksi raw grinding, seksi burner dan coal grinding mill.
    Peralatan yang digunakan didalam pengendalian pecemaran adalah dust collector dan electrostatic precipitator (EP) yang mempunyai efisiensi penangkapan debu tinggi, yakni sekitar 96% untuk dust collector dan 99% untuk EP.

    BalasHapus