Rabu, 27 Januari 2016

Materi 3 Pengantar Logika Pemrograman Komputer

sumber gambar : www.cocooncenter.org
PengantarDitinjau dari asal-usul katanya, kata Algoritma sendiri mempunyai sejarah yang aneh. Orang hanya menemukan kata algorismyang berarti proses menghitung dengan angka arab. Anda dikatakan algorist jika Anda menghitung menggunakan angka arab. Para ahli bahasa berusaha menemukan asal kata ini namun hasilnya kurang memuaskan. Akhirnya para ahli sejarah matematika menemukan asal kata tersebut yang berasal dari nama penulis buku arab yang terkenal yaitu Abu Ja’far Muhammad Ibnu Musa Al-Khuwarizmi. Al-Khuwarizmi dibaca orang barat menjadi Algorism.Al-Khuwarizmi menulis buku yang berjudul Kitab Al Jabar Wal-Muqabala yang artinya “Buku pemugaran dan pengurangan” (The book of restoration and reduction).Dari judul buku itu kita juga memperoleh akar kata “Aljabar” (Algebra). Perubahan kata dari algorismmenjadi algorithm muncul karena kata algorism sering dikelirukan dengan  arithmetic, sehingga akhiran –smberubah menjadi –thm.Karena perhitungan dengan angka Arab sudah menjadi hal yang biasa, maka lambat laun kata algorithm berangsur-angsur dipakai sebagai metode perhitungan (komputasi) secara umum, sehingga kehilangan makna kata aslinya. Dalam bahasa Indonesia, kataalgorithm diserap menjadi algoritma.

Asal kata Algoritma berasal dari nama Abu Ja’far Mohammed Ibn Musa al-Khowarizmi, ilmuan Persia yang menulis kitab al jabr w’al-muqabala (rules of restoration and reduction) sekitar tahun 825 M. Algoritma didefinisikan sebagai berikut :
  1. Algoritma adalah urutan langkah logis tertentu untuk memecahkan suatu masalah. Yang ditekankan adalah urutan langkah logis, yang berarti algoritma harus mengikuti suatu urutan tertentu, tidakboleh melompat-lompat. (Dari Microsoft Press Computer and Internet Dictionaary 1997, 1998)
  2. Alur pemikiran dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang dituangkan secara tertulis. Yang ditekankan pertama adalah alur pikiran, sehingga algoritma seseorang dapat juga berbeda dari algoritma orang lain. Sedangkan penekanan kedua adalah tertulis, yang artinya dapat berupa kalimat, gambar, atau tabel tertentu. (Dari Algoritma dan Struktur Data dengan C, C++, dan Java oleh Moh Sjukani hal 1)
“Algoritma adalah urutan langkah-langkah logis penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis dan logis”.Katalogismerupakan kata kunci dalam algoritma.Langkah-langkah dalam algoritma harus logis dan harus dapat ditentukan bernilai salah atau benar.Dalam beberapa konteks, algoritma adalah spesifikasi urutan langkah untuk melakukan pekerjaan tertentu.Pertimbangan dalam pemilihan algoritma adalah, pertama, algoritma haruslah benar. Artinya algoritma akan memberikan keluaran yang dikehendaki dari sejumlah masukan yang diberikan. Tidak peduli sebagus apapun algoritma, kalau memberikan keluaran yang salah, pastilah algoritma tersebut bukanlah algoritma yang baik.

Pertimbangan kedua yang harus diperhatikan adalah kita harus mengetahui seberapa baik hasil yang dicapai oleh algoritma tersebut.Hal ini penting terutama pada algoritma untuk menyelesaikan masalah yang memerlukan aproksimasi hasil (hasil yang hanya berupa pendekatan).Algoritma yang baik harus mampu memberikan hasil yang sedekat mungkin dengan nilai yang sebenarnya.
Ketiga adalah efisiensi algoritma.Efisiensi algoritma dapat ditinjau dari 2 hal yaitu efisiensi waktu dan memori. Meskipun algoritma memberikan keluaran yang benar (paling mendekati), tetapi jika kita harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan keluarannya, algoritma tersebut biasanya tidak akan dipakai, setiap orang menginginkan keluaran yang cepat. Begitu juga dengan memori, semakin besar memori yang terpakai maka semakin buruklah algoritma tersebut. Dalam kenyataannya, setiap orang bisa membuat algoritma yang berbeda untuk menyelesaikan suatu permasalahan, walaupun terjadi perbedaan dalam menyusun algoritma, tentunya kita mengharapkan keluaran yang sama. Jika terjadi demikian, carilah algoritma yang paling efisien dan cepat

Program adalah kumpulan pernyataan komputer, sedangkan metode dan tahapan sistematis dalam program adalah algoritma.Program ditulis dengan menggunakan bahasa pemrograman.Jadi bisa disebut bahwa program adalah suatu implementasi dari bahasa pemrograman. Beberapa pakar memberi formula bahwa:
Program = Algoritma + Bahasa (Struktur Data)
Bagaimanapun juga struktur data dan algoritma berhubungan sangat erat pada sebuah program. Algoritma yang baik tanpa pemilihan struktur data yang tepat akan membuat program menjadi kurang baik, demikian juga sebaliknya.
Pembuatan algoritma mempunyai banyak keuntungan di antaranya:
1. Pembuatan atau penulisan algoritma tidak tergantung pada bahasa pemrograman manapun, artinya penulisan algoritma independen dari bahasa pemrograman dan komputer yang melaksanakannya.
2. Notasi algoritma dapat diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa pemrograman.
3. Apapun bahasa pemrogramannya, outputyang akan dikeluarkan sama karena algoritmanya sama.

Referensi
Bartee, Thomas, “Introduction to computer science”, McGraw Hill International Edition, 1984
Handout, “Algoritma pemrograman dan struktur data I”  UKDW Yogyakarta
Davis, Gordon B, “Intorduction to computers”, McGraw Hill International Edition, 1986
Nugroho, Eko, “Pengenalan Komputer”, Andi Offset Yogyakarta, 1993
Kadir, Abdul.”Pengenalan Sistem Informasi”, Andi Offset Yogyakarta, 2003



Tugas 3. Pengantar logika pemrograman
A. Buatlah studi kasus yang ada di industri (Bisa kunjungan langsung/ pengamatan lapangan/ literatur KP-TA), pilih salah satu dari bagian pengadaan, proses produksi, manajemen, keuangan, SDM, atau pemasaran dan tuliskan permasalahan/pekerjaan/kegiatan khusus yang terjadi serta tahap-tahap untuk menyelesaikannya
B. Isilah dalam bentuk isian berikut :
    1. Nama Obyek : CV/PT/UD/Toko dll
    2. Bagian yang diamati/ diambil :
    3. Permasalahan/ kegiatan (misal : perekrutan tenaga kerja, pembelian material, proses pembuatan produk, pemilihan material, perhitungan gaji dll)
    4. Tahap menyelesaikan
    5. Hasil akhir

Catatan : Tugas 3 ini akan dipakai ditugas-tugas berikutnya sehingga harus jelas dan dikuasai betul, kirim/tulis tugas di kolom di komentar


170 komentar:

  1. B_122150088_Alexander Perdana Putra G.

    1. Nama Obyek : PT. SMART Furniture Kab. Mojokerto Jatim (Lokasi Magang)
    2. Bagian : RnD (Research and Development Product)
    3. Permasalahan : Pembuatan kerangka Nightstand (Kerangka Meja Sudut)
    4. Tahap Penyelesaian :
    A. Pembuatan gambar kerja dan daftar bahan dari desain pembeli.
    B. Pembahanan pemotongan, pembelahan kayu sesuai komponen kerangka.
    C. Perataan/penghalusan komponen kerangka (lebar, tebal).
    D. Pemotongan komponen sesuai ukuran kerangka (panjang).
    E. Konstruksi: pembuatan konstruksi antar bagian komponen rangka.
    F. Proses perakitan tiap komponen kerangka sampai menjadi sebuah kerangka meja sudut.
    G. Pehalusan kerangka yang telah terakit.

    5. Hasil Akhir: Kerangka meja sudut.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. C_122150113_Chrisna Ocvatika Santoso

    PT General Electric Lighting yang memiliki departemen produksi yang bertugas mengevaluasi hasil produksi apakah telah memenuhi produktivitas yang merupakan standar yang ditetapkan oleh perusahaan, tetapi selama ini penilaian kinerja hanya melihat dari hasil output yang dikeluarkan, tidak melakukan indeks pengukuran kinerja lainnya yang menyebabkan menurunnya produktivitas.Hal ini dapat dilihat Namun pada kenyataannya pada mesin PS60 yang memproduksi lampu Incandescent dengan jumlah produksi yang paling besar dibanding jenis lampu lainnya, hampir tiap bulannya masih mengalami masalah pada produktivitasnya yaitu input yang telah tersedia tidak menghasilkan jumlah output yang menjadi tujuan perusahaan yaitu 95% dari jumlah input yang digunakan.
    B
    Nama Obyek : PT General Electric Lighting
    Bagian yang diamati : Kinerja pekerja di departemen produksi mesin PS60
    Permasalahan : pengukuran produktivitas kinerja dalam menghasilkan produk
    Tahapan-tahapan untuk menyelesaikan :
    Peneliti menggunakan Sink’s Seven Performance Criteria yang mengadaptasi Kurstedt’s Management Model System
    a. Mengidentifikasi Key Result Area dan Objectivedari tujuh kriteria ( produktivitas, efektifitas,efesiensi, kualitas, inovasi, kualitas kehidupan kerja, dan profitabilitas) kinerja yang diinginkan oleh perusahaan dan unit
    b. Penelitian ini teknik pengukuran kinerja yang digunakan adalah Sink’s Performance Criteria dengan scoring system menggunakan Snorm de Boer serta pembobotannya KPI ( yang akan menjadi ukuran keberhasilan )metode yang digunakan adalah study literatur dan wawancara.
    c. Indikator KPI sesuai dengan sistem organisasi
    d. Validasi Key performance indikator
    e. Tahap Pembobotan
    f. Tahap Pengukuran
    g. Tahap Analisis dan pembahasan
    h. Perencanaan Peningkatan Kinerja
    Hasil Akhir : Secara keseluruhan, nilai pencapaian kinerja Unit Produksi Mesin PS60 PT. General Electric Lighting Indonesia berada pada posisi kuning yang berarti kinerja dari perusahaan dikatakan dalam kriteria sedang.
    Referensi : Akbar Muhammad reyval dan Hery Sulyantoro.2014.ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SINK’S SEVEN PERFORMANCE CRITERIA PADA DEPARTEMEN PRODUKSI MESIN PS60 PT. GENERAL ELECTRIC INDONESIA.Journal vol 2 no 10

    BalasHapus
  4. B_122150072_Ichsan Syarafi
    A.
    Mie ayam Palembang “AFUI” menjadi salah satu kulliner andalan kota Yogyakarta yang berlokasi di Babarsari dan Bakal. Yang membedakannya dari mie ayam yang lainnya adalah kuah mie-nya yang terpisah dan sayuran taoge mendampingi bumbu ayam jamur di atas mie serta ukuran porsi yang dapat dipilih sesuai selera konsumen. Ada satu hal lagi yang membuat mie ayam “AFUI” digemari pelanggannya adalah mie-nya yang selalu fresh karena dibuat langsung di tempat tanpa bahan pengawet. Hal ini membuat adonan mie-nya tidak dapat bertahan lama dan hanya mampu bertahan selama kurang lebil 6 jam selebihnya adonan mie akan mulai menghitam. Sehingga diperlukan kejelian dalam membuatnya dari takaran bahan yang tepat agar menciptakan mie terbaik hingga jumlah adonan mie yang diproduksi tiap harinya agar memperoleh keuntungan maksimal.
    B.
    1. Nama objek : Mie Ayam Palembang “AFUI”
    2. Bagian yang diamati : Proses produksi Mie ayam Palembang “AFUI”
    3. Permasalahan : Produk mie yang tidak tahan lama
    4. Penyelesaian : Karena mie hanya mampu bertahan 6 jam, maka produksi mie harus dilakukan 2 kali yaitu pagi hari dan siang hari. Untuk menentukan jumlah persediaan mie, pembuat harus memprediksi perilaku konsumen apakah akan ada banyak pelanggan atau justru hanya sedikit dengan mengetahui apakah hari itu hari libur atau tidak serta dengan mempertimbangkan jumlah konsumen tiap harinya berdasarkan pengalaman penjualan di minggu-minggu sebelumnya.
    5. Hasil akhir : kualitas dan kuantitas adonan mie yang sesuai

    BalasHapus
  5. B_122150070_Ridwhan Abdul Azis
    1. Nama Obyek : PT. HEINZ ABC INDONESIA Karawang
    2. Bagian yang diamati/ diambil : packing botol pet conveyor label alpha 10
    3. Permasalahan/ kegiatan : pengukuran time and motion study di bagian produksi sambal area packing botol pet conveyor label alpha 10
    4. Tahap menyelesaikan
    mempersiapkan perlengkapan penelitian -> menentukan jenis pekerjaan -> membagi pekerjaan menjadi beberapa langkah dan menetapkan rating performance operator -> pengukuran dan pengumpulan data -> pengujian kecukupan data ->menentukan kelonggaran (allowance) dan menjumlahkan rating performance operator -> menghitung waktu siklus rata-rata -> menghitung waktu normal -> menghitung waktu baku
    5. Hasil akhir : Waktu baku dari pekerjaan packing botol pet conveyor label alpha 10
    sebesar 0.026 menit, waktu ini meliputi langkah kerja menyusun karton dan
    memasukkan botol pet ke dalam karton.

    BalasHapus
  6. B_122150056_Ghifari Surya Satria

    PT Semen Padang adalah produsen semen tertua di Indonesia yang didirikan pada 18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch-Indische Portland Cement Maatschappij atau NIPCM.
    A. Nama Obyek : PT. SEMEN PADANG
    B. Bagian yang diamati/ diambil: PROSES PRODUKSI
    C. Permasalahan/ kegiatan: PROSES PEMBUATAN SEMEN
    D. Tahap menyelesaikan:
    1. Tahap penambangan bahan mentah (quarry). Bahan dasar semen adalah batu kapur, tanah liat, pasir besi dan pasir silica. Bahan-bahan ini ditambang dengan menggunakan alat-alat berat kemudian dikirim ke pabrik semen.
    2. Bahan mentah ini diteliti di laboratorium, kemudian dicampur dengan proporsi yang tepat dan dimulai tahap penggilingan awal bahan mentah dengan mesin penghancur (Crusher dan Clay Cutter) sehingga berbentuk serbuk.
    3. Bahan kemudian dipanaskan di preheater
    4. Pemanasan dilanjutkan di dalam kiln (seperti oven) sehingga bereaksi membentuk kristal klinker
    5. Kristal klinker ini kemudian didinginkan di cooler dengan bantuan angin. Panas dari proses pendinginan ini di alirkan lagi ke preheater untuk menghemat energi
    6. Klinker ini kemudian dihaluskan lagi dalam tabung yang berputar yang bersisi bola-bola baja sehingga menjadi serbuk semen yang halus.
    7. Klinker yang telah halus ini disimpan dalam silo (tempat penampungan semen mirip tangki minyak pertamina)
    8. Dari silo ini semen dipak dan dijual ke konsumen.

    E. Hasil akhir: SEMEN SIAP PAKAI

    SUMBER:
    http://www.semenpadang.co.id
    http://www.id.wikipedia.org

    BalasHapus
  7. B_122150086_Irsyad Rahman Hakim

    A. Nama Obyek : PT. Mayora Indah Jatake 1.
    B. Bagian yang diamati/ diambil : Proses produksi.
    C. Permasalahan/ kegiatan : Proses pembuatan permen Tamarin.
    D. Tahap menyelesaikan : Langkah-langkah pembuatan
    1. Penerimaan bahan baku (raw materials) dan bahan packing dari supplier. Raw materials nya berupa gula, glukol, flavor (asam jawa), minyak lesitin, dan bahan khusus dari pabrik. Sedangkan bahan untuk bahan packing nya berupa inner, outer, karton dan layer.
    2. Pembuatan adonan dengan mencampurkan bahan baku yaitu glukol, gula dan bahan khusus di Central Kitchen (CK).
    3. Memasak dan mencetak adonan di Depositor dengan menambahkan pula flavor dan minyak lesitin.
    4. Adonan yang sudah dimasak dan dicetak kemudian dimasukan kedalam Colling Tunel (dengan suhu 25oC dan kelembapan 50).
    5. Adonan yang telah dibekukan atau sudah jadi permen kemudian dibungkus dengan menggunakan inner oleh mesin bungkus inner.
    6. Tahap Packing : Permen yang sudah dibungkus inner kemudian dibungkus lagi dengan outer (bags). (SOP : 1 bags berisi 50 permen (1 permen : 3 gram)).
    7. Kemudian pada tiap bags akan diberi label kode produksi dan tanggal expired.
    8. Bags dimasukan kedalam karton dan diberi layer (SOP : 24 x 150 gram, artinya 24 bags dan 150 gram permen atau 1200 permen). Setelah itu dilewatkan pada mesin Bestpack untuk disolasi dan diberi kode produksi serta tanggal expired.
    9. Karton kemudian disusun pada pallet sesuai SOP. (SOP : 11 x 7, artinya tiap susun ada 11 karton dan terdapat 7 susun).
    10. Kemudian pallet diberi label (nama produk, kode produksi, tanggal pembuatan, tanggal expired, tanda check dari QC, dan lain-lain)
    11. Finish Good (Gudang jadi). Karton yang sudah diletakan dalam pallet kemudian dimasukan kedalam Inventory sesuai dengan tanggal pembuatan dan jenis barang.
    12. Setelah itu, permen Tamarin siap untuk di kirim ke konsumen atau distributor.
    E. Hasil akhir: Permen Tamarin.
    Sumber : Adi I (Quality Control / QC, Divisi Candy, PT Mayora Indah Jatake 1)
    http://www.mayora.com/mayora-products/candy/tamarin/tamarin-product-details/

    BalasHapus
  8. A_122150034_Barep Fatwa Ramadhan

    A.Nama Objek : Pabrik Gula Madukismo
    B.Bagian yang diambil : Kasie Stasiun Penggilingan
    C.Kegiatan : Penentuan nilai Reliability komponen baut suri-suri pada Milling Machine
    D.Tahap Penyelesaian :
    1.Pengumpulan data dengan melakukan observasi , wawancara dan melihat data perusahaan
    2.Menentukan distribusi waktu kerusakan dengan cara memodelkan interval hubungan antara waktu dan frekuensi kerusakan
    3.Menentukan rata – rata waktu kerusakan / Mean Time Between Failure (MTBF) yaitu ukuran banyaknya waktu yang digunakan per banyaknya kerusakan.
    4.Menentukan Interval waktu pemeriksaan untuk mengetahui Interval waktu pemeriksaan dan memaksimalkan kesiapan mesin
    5.Menganalisis data dari 3 metode diatas (tahap 2-3) untuk mengetahui nilai reliability komponen baut suri-suri pada Milling Machine
    6.Melakukan uji kesesuaian data dan menentukan distribusi waktu antar kerusakan komponen baut suri-suri pada mesin giling dengan menggunakan Software Promodel
    E.Hasil akhir :
    1.Nilai Reliability komponen baut suri-suri pada milling machine diperoleh nilai terkecil 11.004% dan nilai Reliability yg terbesar 80.197%
    2.Waktu perawatan pada komponen baut suri – suri yang harus dilakukan setiap 217,5 jam kerja mesin tersebut.

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. B_122150078_BAGAS VIRGANTAMA
    A.Nama objek : PT. Macanan Jaya Cemerlang, Klaten
    B.Bagian yang diamati / diambil : Perencanaan dan Pengendalian Produksi
    C.Permasalahan / kegiatan : Persediaan bahan baku kertas dengan metode EOQ
    D.Tahap menyelesaikan :
    1.Pengumpulan data berdasarkan pengamatan lapangan
    2.Menentukan forecasting dengan metode sesuai pola data
    3.Menghitung bahan baku kertas berupa kebutuhan rata-rata per bulan, nilai bahan baku, nilai inventori rata-rata, biaya simpan,
    4.Menghitung Economic Order Quantity dan frekuensi pembelian dengan perhitungan data yang diperoleh
    5.Menghitung safety stock, reorder point dan total biaya persediaan
    E.Hasil :
    1.Besar EOQ yang harus dipesan sebesar 9.357,48 Rim untuk setiap kali pesan dengan frekuensi pembelian 1 kali per dua bulan
    2.Pemesanan bahan baku paling tepat sebelum tingkat persediaan bahan baku kertas mencapai 1.143,92 Rim
    3.Besarnya safety stock adalah 123,07 Rim
    4.Total biaya persediaan adalah $ 215.222,04 untuk sekali pesan
    Sumber : Laporan Kerja Praktek Frank Al Imam Passauri 122090117 – Analisis Persediaan Bahan Baku Kertas dengan menggunakan Model Economic Order Quantity (EOQ) – PT. Macanan Jaya Cemerlang, Klaten

    BalasHapus
  12. A_ 122150011_IanValdiLase
    1. Nama Obyek :
    OH&S Department PT Holcim Indonesia Tbk
    2. Bagian yang diamati/diambil :
    Nilai pencahayaan yang terdapat pada area workshop mechanic di PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap Plan.
    3. Permasalahan :
    Berapa banyak lampu yang harus di sediakan perusahaan pada area Workshop Mechanic, demi menanggulangi masalah nilai pencahayaan yang kurang dari standar penerangan dan dampak akibat kurangnya tingkat pencahayaan yang mengakibat kan pekerja tidak bisa bekerja secara maksimal serta terjadi kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan efesiensi kerja.
    4. Tahap menyelesaikan :
    • Mengumpulkan data jumlah lampu yang ada, ukuran luas area penelitian, dan jenis lampu yang digunakan
    • Mengetahui standar pencahayaan dilokasi Workshop Mechanic, menghitung jumlah lampu yang diperlukan dengan metode IES.
    • Menganalisis penyebab kurangnya pencahayaan dilokasi Workshop Mechanic
    • Selanjutnya melakukan analisis terhadap rencana penambahan jumlah lampu yang harus disediakan.
    5. Hasil :
    Ditemukan bahwa ada 8 titik pengukuran dengan rata-rata pencahayaan 74 lux, maka penambahan lampu harus dilakukan pada seluruh titik semua mesin sebanyak 4 buah lampu.

    BalasHapus
  13. A_122150001_WildaAsyifa
    Asyifa Konveksi adalah usaha dagang yang memproduksi sandang yang dikhususkan untuk kaum hawa. Produk utama yang menjadi andalan dari Asyifa Konveksi adalah daster. Daster yang diproduksi oleh Asyifa Konveksi menggunakan bahan kain santung dan berbeda dengan kebanyakan daster lainnya yang berbahan batik, sehingga daster produksi Asyifa Konveksi banyak digemari oleh ibu- ibu rumah tangga karena memiliki bahan yang dingin dan tidak mudah luntur. Dalam pemasarannya Asyifa Konveksi menggunakan sistem konsinyasi atau titip jual. Toko- toko yang menjadi partner pemasarannya diantaranya: Toko Luwes se-Soloraya,Toko Luwes region Jatim, Mirota Kampus, Pamela, dan Toko Ramai Semarang.
    B. Isilah dalam bentuk isian berikut :
    1. Nama Obyek : Asyifa Konveksi
    2. Bagian yang diamati/ diambil : Pemasaran
    3. Permasalahan/ kegiatan : Ada beberapa lusin barang yang hilang saat menunggu pemajangan setelah proses pengiriman di gudang.
    4. Tahap menyelesaikan : Pada permasalahan ini sangat tidak mungkin untuk menyalahkan para pegawai di gudang meskipun pihak pemilik toko meminta para pegawai di bagian gudang untuk menggantinya, hal ini sangat tidak mungkin untuk meminta ganti rugi dari para pegawai karena dapat memperburuk hubungan dan masalah merembet kemana- mana, dan ditakutkan produk kita tidak dipajang oleh para spg tanpa sepengetahuan kita. Jadi untuk mengatasi hal ini kita menghindari sistem garansi saat pengiriman atau tanpa pencocokan dengan nota. Tapi apabila memang tidak memungkinkan, barang yang sudah dimasukkan ke bagor atau karung dan diikat diberi tanda silang dari ujung ke ujung pada lipatan ikatan, sehingga bila bagor itu dibuka dan diikat kembali pasti akan ada tanda silang yang tidak simetris yang menunjukkan apakah bagor itu pernah dibuka sebelumnya atau tidak.
    5. Hasil akhir : Meminimalisir kerugian karena hilangnya barang sebelum pemajangan.

    BalasHapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  15. A_122150027_Fatur Suryo Pratama

    *Nama Obyek : PT. Macanan Jaya Cemerlang

    *Bagian yang diamati/ diambil :Penyediaan Material

    *Permasalahan/ kegiatan : Perencanaan Kebutuhan Material Buku LKS

    *Tahap menyelesaikan :
    1. Mengumpulkan / Melihat data permintaan pada tahun sebelumnya (Januari 2012 s.d. Desember 2012) yang dibuat dalam bentuk diagram pencar (plotting) dari data permintaan
    2. Mengumpulkan daftar kebutuhan material buku LKS per-satu bukunya
    3. Dilakukan peramalan dengan metode time series untuk bulan Januari 2013 s.d. Desember 2013
    4. Dilakukan uji verifikasi dengan dilakukan analisis terhadap peta kendali moving range
    5. Melakukan penghitungan dengan sistem Material Requirement Planning (MRP).

    *Hasil akhir:
    Rata-rata output pengolahan data MRP dari periode Januari 2013 s.d. Desember 2013 :
    1. Buku LKS : 4310 buku
    2. Cartoon Art : 8,7 rim
    3. Kertas HVS : 255,4 rim
    4. Staples : 8,5 kotak.
    Diharapkan hasil dari data output MRP dapat berguna dalam melakukan penjadwalan kebutuhan material sehingga pelaksaan produksi dapat berjalan dengan lancar dan dapat meminimalisir terjadinya penumpukkan material di dalam tempat penyimpanan (gudang).

    *Sumber: Laporan Kerja Praktek di PT. Macanan Jaya Cemerlang, Klaten yang disusun oleh Yuri Nicolas – PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL BUKU LKS-

    BalasHapus
  16. A_122150030_YANUAR YOGA UTAMA
    PT.MONDRIAN,yang berlokasi di Klaten, Jawa tenggah merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang garment sebagai perusahaan yang memproduksi pakaian brupa kaos. Pendistribusian produk meliputi wilayah Lampung, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lombok. Selama ini masalah pendistribusian produk khususnya untuk produk kaos merek sekido di pulau Jawa belum diatur dengaan baik sehingga masih sering terjadi kekurangan atau bahkan kelebihan produk di setiap wilayah distribusi. Munculnya masalah ini dikarenakan kurang tepatnya perencanaan pendistribusian yang dilakukan oleh perusahaa, yang berakibat pada kelangkaaan produk di pasar.
    B.
    1. Nama Obyek : PT.MONDARIN
    2. Bagian yang diamati/ diambil : Pemmasaran
    3. Permasalahan : Kurang tepatnya perencanaan Pendistribusian
    4. Tahap menyelesaikan :
    1. Studi litelatur
    2. Perumusan masalah
    3. Pengumpulan data
    a. Bill of distribution
    b. Data permintaan periode januari- September
    c. Persediaan pada bulan terakir tiap distributor
    d. Biaya dlm distriusi
    e. Lead time
    4. Pengolahan data
    a. Melakukan peramalan
    b. Menentukan RIP
    c. Perhitugan safety stock
    d. Perhitungan DPR
    e. Rencana pemasaran
    5. Analisis hassil
    6. Kesimpulan dan saran
    7. Selesai
    5. Hasil : dari hasil perhitungan di atas maka dapat ddi simpulkan bahwa lot of lot lebih efektife dan efisien guna meminimalisir biaya dan untuk menentukan kebutuhan pengiriman yang lebih baik dari pada dengan mengunakan EOQ

    BalasHapus
  17. 1. Nama Obyek : PT. DUA KELINCI- PATI ,Jl. Raya Pati - Kudus Km 6,3 Pati - Indonesia
    2. Bagian : menejemen produksi
    3. Permasalahan : produksi produk kacang garing "Dua Kelinci"
    4. Tahap Penyelesaian :
    A. perontokan kacang dari tanah- tanah yang menempel dengan alat bernama molen
    B. penyucian I dan penyucian II, agar kacang rerbebas dari kotoran dan siap di masak
    C. pemasakan menggunakan alat steam dengan suhu 100 – 110 0 C dan selama 4 - 5 menit

    D. pengeringan dengan lama 12-14 jam dengan hingga kadar air 7-8% dan suhu mencapai 80-950C

    E. pengayakan untuk menmbersihkan debu dari kacang
    F. penyortiran , untuk memisahkan mutu lokal, medium dan mutu ekspor
    G. Pengovenan kacang, dilakukan dalam roaster atau termopack denga suhu antara 70 – 80 0 C selama 48 jam,hingga kadar air 2 – 4 %.

    H. sortir akhir, untung mem bersihkan barang2 asing agar tidak masuk dalam pengemasan

    I. pengemasan


    5. Hasil Akhir: produk kacang garing "Dua Kelinci" siap di sebar ke sluruh indonesia dan dunia

    BalasHapus
  18. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  19. B_122150090_irfan syah aji wijaya
    1. Nama Obyek : PT. DUA KELINCI- PATI ,Jl. Raya Pati - Kudus Km 6,3 Pati - Indonesia
    2. Bagian : menejemen produksi
    3. Permasalahan : produksi produk kacang garing "Dua Kelinci"
    4. Tahap Penyelesaian :
    A. perontokan kacang dari tanah- tanah yang menempel dengan alat bernama molen
    B. penyucian I dan penyucian II, agar kacang rerbebas dari kotoran dan siap di masak
    C. pemasakan menggunakan alat steam dengan suhu 100 – 110 0 C dan selama 4 - 5 menit

    D. pengeringan dengan lama 12-14 jam dengan hingga kadar air 7-8% dan suhu mencapai 80-950C

    E. pengayakan untuk menmbersihkan debu dari kacang
    F. penyortiran , untuk memisahkan mutu lokal, medium dan mutu ekspor
    G. Pengovenan kacang, dilakukan dalam roaster atau termopack denga suhu antara 70 – 80 0 C selama 48 jam,hingga kadar air 2 – 4 %.

    H. sortir akhir, untung mem bersihkan barang2 asing agar tidak masuk dalam pengemasan

    I. pengemasan


    5. Hasil Akhir: produk kacang garing "Dua Kelinci" siap di sebar ke sluruh indonesia dan dunia

    BalasHapus
  20. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  21. B_122150054_Ghulam Amar Al Ma’ruf
    Buah sangat penting bagi kesehatan karena buah mengandung banyak vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Buah segar juga sangat baik bagi orang yang sedang sakit ataupun yang kurang fit badanya. Selain itu buah juga bisa membantu metabolisme tubuh dengan menyediakan serat yang dibutuhkan untuk pencernaan makanan.
    1. Nama objek : PT. MOENAPUTRA NUSATARA, JAKARTA
    2. Bagian yang diamati : Proses Distribusi Buah-buahan
    3. Permasalahan : Buah-buahan yang mudah rusak (perishable)
    4. Penyelesaian : Perusahaan harus mempertimbangkan dalam pemilihan distributor agar proses distribusi dapat berjaalan dengan lancar dan mengurangi resiko kerusakan produk yang diperdagangkan. Untuk mengurangi resiko tersebut, perusahaaan mendistribusi kepada distributor tidak langsung seperti pasar modern, pasar tradisional, dan pedagang keliling yang membeli langsung ke gudang untuk kualitas yang dinamakan barang rusak karena produk tersebut tidak memenuhi standar kualitas yang diminta pelanggan sehingga tidak diterima oleh pelanggan. Distributor inilah yang selanjutnya akan menyalurkan produk hingga ke konsumen akhir. Sedangkan distributor langsung adalah konsumen yang datang langsung untuk membeli buah. Perusahaaan juga melayani pembelian eceran yang secara langsung datang ke gudang.
    5. Hasil akhir : Berkurangnya resiko kerusaakan produk yang akan meminimalisir kerugian.

    BalasHapus
  22. B_122150069_Zulfa Kartika Damayanti.
    PT. Semen Tonasa adalah Produsen semen terbesar di Kawasan Timur Indonesia yang menempati Lahan seluas 715 hektar yang berlokasi di Sulawesi Selatan tepatnya di Desa Tonasa, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkep, sekitar 54 km sebelah utara Makassar. PT Semen Tonasa yang memiliki kapasitas terpasang 3.480.000 metrik ton semen pertahun ini, mempunyai 3 unit pabrik yaitu Tonasa II,III, dan IV.
    1. Nama Obyek : PT. Semen Tonasa.
    2. Bagian yang diamati : Proses pemasaran produk.
    3. Permasalahan : konsep riset pemasaran dan srategi pemasaran yang dilakukan oleh PT. Semen Tonasa Unit untuk mempertahankan eksistensinya.
    4. Tahap penyelesaian :
    a. Tinjauan umum perusahaan.
    b. Tinjauan umum pustaka.
    c. Konsep riset pemasaran PT. Semen Tonasa Unit :
    • Pengumpulan data.
    • Pengisian kuisioner oleh responden yang telah memakai produk atau pernah memakai produk dibeberapa wilayah.
    • Penarikan kesimpulan.
    5. Hasil akhir : Bertahannya eksistensi semen karena pasnya sasaran pemasaran produk terhadap wilayah yang membutuhkan.

    Sumber : https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwj3uc2h0rrLAhXYB44KHQUCB0UQFggfMAE&url=https%3A%2F%2Fkerjapraktek09.files.wordpress.com%2F2011%2F04%2Flaporan-kerja-praktek-iqbal-ismail-ii.docx&usg=AFQjCNEIwdzjpOpy3Lli2SR8v3op9z0Gwg&sig2=-8ohcNd6nCITRn6xB7LfEg&bvm=bv.116573086,d.c2E

    BalasHapus
  23. B_122150064_Fandy Saputra

    1. Nama Obyek : PT NARMANDA AWET MUDA

    2. Bagian yang diamati/ diambil : Proses Produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)

    3. Permasalahan/ kegiatan : Proses Produksi AMDK dengan Water Treatment Unit (WTU)

    4. Tahap menyelesaikan :
    a. Air baku dari sumber mata air dipompa menuju storage tank 1 dan 2
    b. Dari storage tank 2 air baku dipompa lagi menuju Tanki Multi Media Filter, yaitu tangki yang berisi pasir kuarsa dan pasir silica untuk menyaring air baku dari kotoran/partikel yang tampak mata.
    c. Air yang keluar dari Tangki Multi Media Filter dialirkan menuju Tanki Carbon Filter, yaitu tangki yang berisi carbon aktif untuk menyerap rasa, bau, dan warna.
    d. Setelah melewati tangki Carbon Filter, air tersebut dialirkan ke Caridge/ Membran Filter 5 mikron untuk menyaring partikel yang lebih besar dari 5 mikron.
    e. Setelah itu dialirkan ke Membran Filter 1 mikron untuk menyaring partikel yang lebih dari 1 mikron.
    f. Setelah itu air dialirkan menuju Reaction Tank, disini dilakukan proses sterilisasi yang pertama. Dimana air dicampurkan dengan gas ozon (O3) untuk mematikan mikrobiologis yang terdapat pada air tersebut.
    g. Setelah di sterilisasikan di Reaction Tank, air dialirkan ke peralatan UV Lamp disini terjadi sterilisasi kedua untuk mematikan mikrobiologis yang lolos dari reaction tank dan untuk menetralisir Ozon pada air.
    h. Air yang sudah dialirkan ke peralatan UV Lamp siap uantuk dimasukan dalam kemasan.

    5. Hasil Akhir : Air Produksi ( Air yang siap untuk dimasukan dalam kemasan plastik)

    Sumber : Laporan Kerja Praktek Di PT NARMADA AWET MUDA Oleh Dwi Seys Banianto (122090046) TI UPN V Y "ANALISIS KEBUTUHAN BAHAN BAKU GALLON 19 LITTER MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ).

    BalasHapus
  24. PT. IGLAS merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pembuatan kemasan gelas khususnya botol. PT. IGLAS menyuplai kebutuhan industri dengan komposisi konsumen lokal sebesar 60%, sedangkan untuk pangsa ekspor 40% dengan tujuan kurang lebih 30 negara di kawasan Asia dan Pasifik. PT. IGLAS menerapkan sistem manajemen yang menyesuaikan dengan peningkatan globalisasi dan kebutuhan konsumen.
    A.Nama Obyek : PT.IGLAS (Persero)
    B.Bagian yang diamati/diambil : Proses produksi
    C.Permasalahan/kegiatan: Proses pembuatan botol dari kaca
    D.Tahap penyelesaian:Langkah pembuatan botol dari bahan kaca :
    1.Pencampuran bahan baku atau batch plant, seperti kalsium karbonat, sodium karbonat, pasir silika, dan bahan-bahan kimia lainnya di masukan kedalam tungku pembakaran (furnace).
    2. Peleburan bahan (melting),didalam tungku pembakaran bahan-bahan tadi di lebur sampai temperatur 1400 derajat Celsius.
    3. Pembentukan bahan (forming). Hasil leburan ini (gob) di umpankan ke dalam cetakan untuk dibentuk sesuai rancangan
    4. Pendinginan (annealing),setelah dibentuk kemudian didinginkan agar mengeras
    5. Sortir dan pengawasan mutu.Setelah botol di lepas dari cetakan kemudian di lakukan pemanasan ulang (perlakuan panas) untuk menghilangkan tegangan dan regangan saat membentuk botol. perlakuan ini di berikan agar kekuatan botol maksimal
    6. Pencetakan gambar (printing).Pencetakan dilakukan untuk membuat label
    7.Pendinginan setelah proses pencetakan (decorating lehr).Setelah diberi label, botol akan dimasukan kembali ke mesin pendingin
    8. Pengemasan produk (packing).Botol yang sudah jadi akan dikemas dalam kardus dan siap pakai.
    E.Hasil akhir : Botol siap pakai
    *Sumber :kinantiarin.wordpress.com/analisa-pt-iglas-persero

    BalasHapus
    Balasan
    1. B_122150073_AYUB HENDRY YUWONO
      PT. IGLAS merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pembuatan kemasan gelas khususnya botol. PT. IGLAS menyuplai kebutuhan industri dengan komposisi konsumen lokal sebesar 60%, sedangkan untuk pangsa ekspor 40% dengan tujuan kurang lebih 30 negara di kawasan Asia dan Pasifik. PT. IGLAS menerapkan sistem manajemen yang menyesuaikan dengan peningkatan globalisasi dan kebutuhan konsumen.
      A.Nama Obyek : PT.IGLAS (Persero)
      B.Bagian yang diamati/diambil : Proses produksi
      C.Permasalahan/kegiatan: Proses pembuatan botol dari kaca
      D.Tahap penyelesaian:Langkah pembuatan botol dari bahan kaca :
      1.Pencampuran bahan baku atau batch plant, seperti kalsium karbonat, sodium karbonat, pasir silika, dan bahan-bahan kimia lainnya di masukan kedalam tungku pembakaran (furnace).
      2. Peleburan bahan (melting),didalam tungku pembakaran bahan-bahan tadi di lebur sampai temperatur 1400 derajat Celsius.
      3. Pembentukan bahan (forming). Hasil leburan ini (gob) di umpankan ke dalam cetakan untuk dibentuk sesuai rancangan
      4. Pendinginan (annealing),setelah dibentuk kemudian didinginkan agar mengeras
      5. Sortir dan pengawasan mutu.Setelah botol di lepas dari cetakan kemudian di lakukan pemanasan ulang (perlakuan panas) untuk menghilangkan tegangan dan regangan saat membentuk botol. perlakuan ini di berikan agar kekuatan botol maksimal
      6. Pencetakan gambar (printing).Pencetakan dilakukan untuk membuat label
      7.Pendinginan setelah proses pencetakan (decorating lehr).Setelah diberi label, botol akan dimasukan kembali ke mesin pendingin
      8. Pengemasan produk (packing).Botol yang sudah jadi akan dikemas dalam kardus dan siap pakai.
      E.Hasil akhir : Botol siap pakai
      *Sumber :kinantiarin.wordpress.com/analisa-pt-iglas-persero

      BalasHapus

      Hapus
  25. B_122150063_Yakub Hidaya

    1. Nama Obyek : PABRIK GULA GONDANG BARU, KLATEN
    2. Bagian yang diamati : Produksi pembuatan gula
    3. Permasalahan / kegiatan : Proses pembuatan gula
    4. Tahap menyelesaikan :
    a. Stasiun penggilingan
    Tebu yang sudah ditimbang, diangkut dengan lori menuju gilingan. Tebu diatur masuk menggunakan garuk/cakar menuju crusher atau alat yang berfungsi untuk memotong, mencacah,dan mememarkan tebu sehingga didapat nira (air tebu).
    b. Stasiun pemurnian
    Proses memisahkan kotoran-kotoran yang ada dalam nira mentah semaksimal mungkin. Tujuan dari pemurnian adalah menghilangkan bukan gula sebanyak mungkin agar menghasilkan kualitas gula yang dikehendaki.
    c. Stasiun penguapan
    Menghilangkan air sebanyak-banyaknya dengan waktu yang singkat sehingga mempunyai kepekatan tertentu.
    d. Stasiun pengkristalan
    Mengambil gula yang terdapat dalam larutan gula dalam bentuk kristal sebanyak-banyaknya dan menghilangkan gula sekecil mungkin.
    e. Stasiun putaran
    Gula yang sudah mengalami proses pengkristalan, kemudian diturunkan ke palung pendingin yang didalamnya terdapat pengaduk dengan pita helix untuk mencegah pengendapan kristal.
    f. Stasiun penyelesaian
    Gula yang turun dari proses putaran kemudian diangkut dengan talang goyang untuk didinginkan dan dikeringkan sebelum masuk karung. Diatas talang goyang terdapat blower untuk mempercepat pengeringan.
    5. Hasil akhir :
    Gula halus dengan ukuran standar yang siap dimasukkan ke dalam karung.

    *Sumber: Laporan Kerja Praktek PROSES PEMBUATAN GULA DI PG. GONDANG BARU, KLATEN oleh ERASARI DWI JAYANTI (021040002) DIPLOMA III TEKNIK KIMIA UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2007

    BalasHapus
  26. A_122150048_Zaenal Musyafa
    PT. GE Lighting Indonesia merupakan perusahaan yang beroprasi dalam produksi lampu pijar

    A. Nama Objek : PT. GE Lighting Indonesia
    B. Bagian Yang Diamati : Proses Produksi
    C. Kegiatan : Proses Pembuatan Lampu Pijar
    D. Tahap Penyelesaian

    Dalam pembuatan lampu pijar ada 2 bahan baku utama dan bahan baku pendukung.
    Bahan baku utama antara lain :
    • Pin : Merupakan konduktor pada lampu FCI
    • Glass Bulb : Kaca yang menutupi bagian dalam lampu
    • Mowire : penjepit yang digunakan untuk menjepit filament agar tidak mudah terjadi hubungan singkat
    • Glass Tube
    • Lapisan Phospor : digunakan untuk melapisi glass tube dari dalam
    • Lead in Wire : penghantar arus listrik dan pemegang filament lampu
    • Socket : penutup kedua ujung glass tube yang berbuat dari alumunium
    • Flare Tube : penyangga dari Lead in ware
    • Exhaust Tube : saluran penghampaan udara dari tabung lampu pijar
    • Filament : penghasil cahaya ketika lampu dialiri listrik
    Bahan baku pendukung dalam pembuatan lampu pijar antara lain : air, gas dan zat – zat kimia, tinta, kemasan dll.

    Proses pembuatan :
    • Proses Flare : Pemotongan dan pemanasan flare tube untuk menghasilkan potongan – potongan flare
    • Proses Steam : Penggabungan beberapa komponen lampu seperti flare, exhaust tube, LiW dengan panas nyala api LPG
    • Proses Mounting : perangkaian filament dan penyangga pada hasil mesin steam
    • Proses Sealing : Proses perangkaian hasil mounting dengan bola lampu pijar
    • Proses Exhaust : Proses pengisian gas yang diperlukan untuk menghasilkan sinar tampak pada lampu
    • Proses Basing : Pemasangan base pada ujung glas bulb dan dilakukan secara manual oleh operator
    • Proses Flashing Ageing : pengetesan dan pengecekan lampu
    • Proses – proses tambahan lain seperti proses cutting, proses washing dan frosted, proses marking, proses cement, dan proses filler.
     Proses cutting : pemotongan exhaust tube sesuai ukuran yang dibutuhkan
     Proses washing dan frosted : pembersihan glass tube dan pemberian warna putih pada glass bulb
     Proses marking : pemberian label (cap) padatabung pijar
     Proses cement : pencampuran cement untuk melekatkan socket dengan kaca
     Proses filler : pengisian cement ke dalam base dengan jumlah tertentu.
    E. Hasil Akhir : Lampu pijar yang siap pakai.

    Sumber : laporan kerja praktik di PT. GE LIGHTING INDONESIA oleh Petrus feddy Febrianto (122080205)

    BalasHapus
  27. B_122150053_Adh Dhuha Nurul Salsabila

    1. Nama obyek : PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
    2. Bagian yang diamati : Proses Produksi
    3. Permasalahan/kegiatan: Proses Pembuatan Roti “Sari Roti”
    4. Tahap menyelesaikan :
    a. Pada proses pencampuran pertama atau sponge mixing, sebagian bahan baku dicampurkan terlebih dahulu untuk menghasilkan adonan biang. Selanjutnya disimpan pada tempat khusus untuk kemudian disimpan pada ruang fermentasi.
    b. Proses fermentasi pertama berlangsung antara 3 hingga 4 jam pada ruangan khusus yang dijaga suhu dan kelembabannya.
    c. Proses pencampuran bahan kedua atau dikenal sebagai dough mixing. Adonan
    ditambahkan beberapa bahan baku lainnya seperti gula, garam, susu, dan beberapa bahan lainnya.
    d. Adonan diistirahatkan selama beberapa menit. Selanjutnya dipotong sesuai dengan standar berat yang telah ditetapkan untuk setiap produk menggunakan mesin pemotong khusus (divider) dan kemudian dibulatkan secara otomatis menggunakan rounder.
    e. Adonan selanjutnya dimasukkan ke dalam intermediate proofer.
    f. Adonan dipipihkan selanjutnya dibentuk sesuai dengan bentuk yang dikehendaki. Selanjutnya disusun pada loyang khusus dan dimasukkan ke dalam ruang fermentasi akhir.
    g. Proses fermentasi akhir (final proofing) ini memiliki prinsip yang sama dengan proses fermentasi pertama, namun dilakukan dengan waktu yang lebih singkat
    h. Proses pemanggangan adonan (baking) dilakukan pada tunnel oven yang memiliki panjang sekitar 12 meter selama 10 hingga 30 menit.
    i. proses pendinginan (cooling) pada cooling tower . Setelah mencapai suhu yang telah ditetapkan, roti selanjutnya siap untuk dikemas.
    j. proses sortir untuk memastikan bahwa roti yang akan dikemas adalah roti yang telah memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan.
    k. Pada kemasan SARI ROTI selalu tercantum kode produksi dan dilengkapi dengan tanggal baik sebelum, yang menyatakan roti baik untuk dikonsumsi sebelum tanggal yang tertera pada kemasan.
    l. Roti yang telah dikemas selanjutnya dilewatkan pada metal detector.
    m. Roti yang telah lolos dari metal detector disusun pada krat khusus, diserahkan kepada gudang Finished Goodsdan siap untuk didistribusikan.
    5. Hasil akhir : Roti “Sari Roti” yang siap didistribusikan.

    Sumber : http://www.sariroti.com/content/teknologi/

    BalasHapus
  28. B_122150059_Risang Ario Harimurti
    A. Depot Bakmi Setiawan adalah salah satu tujuan kuliner yang perlu anda coba jika anda mengunjungi Jalan Wonosari atau sedang perjalanan pulang dari liburan anda dari pantai-pantai yang ada di Wonosari. Yang membuat warung bakmi ini cukup digemari berbagai kalangan adalah porsinya yang cukup besar dengan harga yang bisa dibilang cukup memuaskan. Untuk menjaga kepercayaan dan kepuasan konsumen, warung “Pak Koki” ini selalu menyajikan bahan bahan yang fresh dan berkualitas. Namun yang membuat “Pak Koki” ini cukup bingung adalah ketika harga bahan bahan yang beliau butuhkan melambung tinggi, seperti cabai,bawang, telur dan lain lainnya. Sehingga warung ini perlu menyusun suatu strategi untuk tetap mendapatkan kepercayaan dan kepuasan dari pelanggannya setiap hari.
    B. 1. Nama Objek : Depot Bakmi Setiawan
    2. Bagian yang Diamati : Penyediaan bahan baku
    3. Permasalahan : Harga bahan baku yang melambung.
    4. Tahap Penyelesaian : Ada dua alternatif yang bisa dilakukan untuk menanggulangi masalah ini. Karena harga bahan baku naik, maka dalam pembelian bahan baku harus dikurangi. Karena biasanya setiap pembelian bahan yang dimungkinkan bisa bertahan lama seperti telur, kecap, minyak goreng dll yang biasanya dibeli berlebih untuk sekalian stok menjadi membeli bahan bahan yang dikiranya cukup untuk kebutuhan pada hari itu saja. Jika pada hari itu semisal kecap habis, maka langsung pergi ke warung disekitar untuk membelinya. Lalu untuk alternatif yang kedua, warung bakmi ini menaikan harga pada setiap menu yang disajikan. Semisal harga pada umumnya adalah 18 ribu rupiah per porsi, menjadi di jual 19 ribu per porsi agar konsumen juga mengerti maksud kenaikan harga pada warung ini sebenarnya bukan mencari untung semaksimal mungkin, tetapi karena dampak kenaikan harga bahan bahan pokok yang juga naik.
    5. Hasil Akhir : Kesesuaian antara harga jual bakmi dengan harga bahan baku

    Sumber : Jl. Wonosari km 7 Mantup, Baturetno, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, Indonesia.

    BalasHapus
  29. A_122150032_Rahmad Kuncoro Adi

    A. Modifikasi Muffler dengan Kertas Filter dari Ekstrak Daun Trembesi dan Daun Mahoni sebagai Peredam Suara, Pereduksi Ketebalan Asap, dan Penyaring Polutan CO dan NOx pada Emisi Gas Buang Kendaraan Mobil.

    B.
    1. Nama Objek : Modifikasi Muffler dengan Kertas Filter dari Ekstrak Daun Trembesi dan Daun Mahoni pada Kendaraan Mobil
    2. Bagian yang diamati : Sistem pembuangan emisi gas pada kendaraan mobil
    3. Permasalahan : Dampak negatif masalah sistem transportasi saat ini adalah tingginya kadar polutan akibat emisi gas buang pada mobil sehingga menyebabkan menurunnya kualitas udara dan menurunnya kualitas kesehatan masyarat luas.
    4.Tahap Penyelesaian :Solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan menggunakan alat penyaring berupa modifikasi muffler dengan kertas filter dari ekstrak tanaman. Daun trembesi dan daun mahoni dapat menyerap emisi gas buang kendaraan mobil ( CO dan Nox), disebabkan karena kndungan zat tanin dari ekstrak daun trembesi yang dicampurkan dengan zat alkaloid dari ekstrak daun mahoni yang membentuk zat tanin tak larut secara massal berbentuk kepingan kepingan menjadi material absorben berupa kertas filter melalui fermentasi ( Husnul Inayah, 2014 ). Kertas filter yang dihasilkan selanjutnya dimasukkan kedalam Muffler yang telah dimodifikasi. Muffler yang telah dimodifikasi akan menurunkan tekanan dan temperatur gas sisa pembakaran tersebut sedikit demi sedikit agar suara yang ssangat keras bisa berkurang dengan mengurangi kadar polutan CO dan Nox yang selanjutnya menghasilkan keluaran asap yang tidak tebal sehingga tidak mengganggu pandangan transportasi lainnya.
    5. Hasil Akhir :Pemasangan Muffler yang telah dimodifikasi tadi akan dapat meredam suara, mereduksi ketebalan asap emisi gas buang, dan menyaring polutan CO dan NOx pada masing masing tahap.

    Sumber : Kary Tulis Ilmiah dari A.A Sutadi Saputra dan Rifaldy Fajar

    BalasHapus
  30. B_122150067_Yustina Orchidtya Dwi Rosari
    PT Agrindo merupakan salah satu perusahaan pembuat mesin-mesin pertanian seperti mesin husker (pengelupas kulit padi), mesin polesher (pemutih benih) dll. Dalam pengerjaannya, aliran material proses produksi secara rutin sering tidak lancar. Ketidaklancaran ini terjadi karena material yang akan diproses di beberapa stasiun kerja ada yang belum dikirim dari stasiun kerja yang sebelumnya. Hal ini membuat terlambatnya pengiriman produk kepelanggan.
    1. Nama objek : PT Agrindo di Gresik
    2. Bagian yang diamati/diambil : sistem produksi pada perusahaan
    3. Permasalahan / kegiatan : perbaikan sistem produksi dengan Metode Line Balancing pada perusahaan pembuatan mesin pertanian
    4. Tahap penyelesaian :
    1. Melakukan observasi awal : observasi lapangan, wawancara dengan pihak perusahaan
    2. Mengidentifikasikan masalah : terjadi keterlambatan penyelesaiian produk dan aliran produksi kurang lancar
    3. Merumuskan masalah
    4. Menentukan tujuan penelitian : memperbaikin proses produksi dengan metode Line Balancing
    5. Studi pustaka : mempelajari literature
    6. Mengumpulkan data : sejarah perusahaan, jam kerja yang berlaku, jenis bahan baku, jenis produk yang dihasilkan, mesin yang digunakan dan fungsinya, urutan proses produksi, waktu yang dibutuhkan setiap proses, rencana produksi perusahaan
    7. Mengolah data dan menganalisis hasil : melakukan pengelompokan dari masing-masinh produk, menghitung kapasitas awal, menentukan urutan data proses dan waktu siklus, melakukan Line Balancing dll
    8. Kesimpulan
    Hasil akhir : diketahui kebutuhan mesin perusahaan perbulan dan dengan pertihungan Line Balancing telah didapatlan nilai balanced delay yang semakin baik.
    Refrensi : Setyawan,David,Stefanus Soegiharto dan Jerry Agus.2012.Perbaikan Sistem Produksi dengan Metode Line Balancing pada Perusahaan Pembuat Mesin Pertanian PT Agrindo di Gresik. Jurnal Ilmiah Vol.1 No.1

    BalasHapus
  31. A_122150032_Rahmad Kuncoro Adi

    A. Modifikasi Muffler Dengan Kertas Filter Dari Ekstrak Daun Trembesi (Samanea Saman) Dan Daun Mahoni (Switenia Macrophylla) Sebagai Peredam Suara, Pereduksi Ketebalan Asap, Dan Penyaring Polutan CO Dan NOx Pada Emisi Gas Buang Kendaraan Mobil.

    B.
    1. Nama Objek : Modifikasi Muffler dengan Kertas Filter dari Ekstrak Daun Trembesi dan Daun Mahoni pada Kendaraan Mobil
    2. Bagian yang diamati : Sistem pembuangan emisi gas pada kendaraan mobil
    3. Permasalahan : Dampak negatif masalah sistem transportasi saat ini adalah tingginya kadar polutan akibat emisi gas buang pada mobil sehingga menyebabkan menurunnya kualitas udara dan menurunnya kualitas kesehatan masyarat luas.
    4. Tahap Penyelesaian :Solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan menggunakan alat penyaring berupa modifikasi muffler dengan kertas filter dari ekstrak tanaman. Daun trembesi dan daun mahoni dapat menyerap emisi gas buang kendaraan mobil ( CO dan Nox), disebabkan karena kndungan zat tanin dari ekstrak daun trembesi yang dicampurkan dengan zat alkaloid dari ekstrak daun mahoni yang membentuk zat tanin tak larut secara massal berbentuk kepingan kepingan menjadi material absorben berupa kertas filter melalui fermentasi ( Husnul Inayah, 2014 ). Kertas filter yang dihasilkan selanjutnya dimasukkan kedalam Muffler yang telah dimodifikasi. Muffler yang telah dimodifikasi akan menurunkan tekanan dan temperatur gas sisa pembakaran tersebut sedikit demi sedikit agar suara yang ssangat keras bisa berkurang dengan mengurangi kadar polutan CO dan Nox yang selanjutnya menghasilkan keluaran asap yang tidak tebal sehingga tidak mengganggu pandangan transportasi lainnya.
    5. Hasil Akhir :Pemasangan Muffler yang telah dimodifikasi tadi akan dapat meredam suara, mereduksi ketebalan asap emisi gas buang, dan menyaring polutan CO dan NOx pada masing masing tahap.

    Sumber : Karya Tulis Ilmiah dari A.A Sutadi Saputra

    BalasHapus
  32. B_122150087_Aldhi Febrawan

    Warung Kelontong Bu Sartinah merupakan suatu usaha dagang kecil atau milik pribadi di bidang retail atau bisa disebut bisnis eceran yang berlokasi di salah satu pasar tradisional di Yogyakarta yaitu Pasar Condongcatur. Dengan menggunakan sistem tradisional, yaitu owner atau pemilik usaha tersebut dapat berinteraksi secara langsung dengan konsumen dengan melakukan tawar menawar harga, sehingga terkadang menciptakan suasana keakraban antara penjual dan konsumen yang sekarang jarang terjadi di pasar-pasar modern. Di samping itu harga jual di sini juga relatif lebih murah.

    1. Nama Objek : Warung Kelontong Bu Sartinah
    2. Bagian yang Diamati : Pengendalian dan pengawasan arus data barang dagangan dan cash flow.
    3. Permasalahan : Perencanaan strategik dan pengambilan keputusan yang tepat.
    4. Tahap Menyelesaikan :
    a. Mencatat biaya-biaya yang timbul seperti kas masuk dari hasil penjualan, kas keluar untuk membayar uang sewa atau keamanan, dan lain sebagainya. Kemudian melakukan pengecekan kembali apakah biaya-biaya tersebut efisien atau malah boros.
    b. Mencatat inventori yang ada dan pastikan simpanan inventori tidak menumpuk, selain biaya penyimpanan menjadi tinggi, kas akan lebih banyak keluar untuk pembelian inventori. Kemudian untuk barang-barang yang dimungkinkan tidak laku dapat dilakukan retur atau mengembalikannya ke pihak supplier.
    c. Mengecek kembali apakah sistem pembayaran ke supplier sudah tepat atau sesuai dengan keadaan. Lakukan negosiasi dengan supplier untuk menentukan sistem pembayaran yang sesuai atau mencari supplier baru yang dapat memberikan sistem pembayaran yang sesuai.
    d. Setelah data-data tersebut terkumpul, dapat diketahui apa-apa saja keputusan yang harus dilakukan, apakah perlu menambah atau mengurangi supply produk, menaikkan atau menurunkan harga, apakah ingin memperluas usaha tersebut, dan lain sebagainya. Sehingga dari keputusan-keputusan tersebut dapat mengendalikan arus data barang dagangan dan cash flow, serta dapat pula di hasilkan manfaat-manfaat yang optimal.
    5. Hasil akhir : Menghasilkan manfaat yang optimal pada setiap keputusan yang akan diambil sesuai dengan data-data yang sudah terkumpul untuk mengendalikan arus data barang dagangan dan cash flow.

    BalasHapus
  33. B_122150061_Arif Tri Fauzi

    A. PT.Lombok Gandaria adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan segala macam kecap,saus dan cuka. Pabrik ini berlokasi di Jl. Raya Jaten KM 7, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia

    Telp. (0271) 825053, Fax. (0271) 825343

    B.
    1. Nama Obyek : PT. Lombok Gandaria
    2. Bagian yang diamati :Proses Produksi Kecap
    3. Permasalahan : Minimnya tingkat produktivitas pada produksi kecap filler PT. Lombok Gandaria Foods Industry
    4. Tahap menyelesaikan :
    •Penjadwalan bahan baku : Karena seringnya bahan baku mengalami keterlambatan,sehingga menghambat proses produksi. Penjadwalan ini harus dibuat sebaik-baiknya agar proses produksi menjadi optimal.
    •Efisiensi dalam komposisi bahan baku : Untuk menekan angka pengeluaran maka diperlukan takaran yang tepat dalam pembuatan kecap, agar tidak ada yang terbuang sia-sia dan tentunya menghasilkan kecap dengan cita rasa yang berkelas untuk semua manusia tetapi dengan harga yang merakyat.
    •Pelatihan untuk para karyawan : Pelatihan ini sangat perlu untuk diagendakan secara berkala, karena dengan adanya pelatihan ini maka akan menambah pengetahuan dan skill para karyawan sehingga akan meningkatkan produktivitasnya, dan tentunya untuk meminimalisir human error yang terkadang dilakukan oleh para karyawan.
    •Penambahan mesin : Untuk meningkatkan produksivitas tentunya mesin akan sangat membantu para karyawan,terlebih minimnya error yang biasanya sering dilakukan oleh para karyawan.
    5. Hasil Akhir : Produktivitas meningkat secara signifikan dan keuntungan semakin optimal.

    BalasHapus
  34. B_122150061_Arif Tri Fauzi

    A. PT.Lombok Gandaria adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan segala macam kecap,saus dan cuka. Pabrik ini berlokasi di Jl. Raya Jaten KM 7, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia

    Telp. (0271) 825053, Fax. (0271) 825343

    B.
    1. Nama Obyek : PT. Lombok Gandaria
    2. Bagian yang diamati :Proses Produksi Kecap
    3. Permasalahan : Minimnya tingkat produktivitas pada produksi kecap filler PT. Lombok Gandaria Foods Industry
    4. Tahap menyelesaikan :
    •Penjadwalan bahan baku : Karena seringnya bahan baku mengalami keterlambatan,sehingga menghambat proses produksi. Penjadwalan ini harus dibuat sebaik-baiknya agar proses produksi menjadi optimal.
    •Efisiensi dalam komposisi bahan baku : Untuk menekan angka pengeluaran maka diperlukan takaran yang tepat dalam pembuatan kecap, agar tidak ada yang terbuang sia-sia dan tentunya menghasilkan kecap dengan cita rasa yang berkelas untuk semua manusia tetapi dengan harga yang merakyat.
    •Pelatihan untuk para karyawan : Pelatihan ini sangat perlu untuk diagendakan secara berkala, karena dengan adanya pelatihan ini maka akan menambah pengetahuan dan skill para karyawan sehingga akan meningkatkan produktivitasnya, dan tentunya untuk meminimalisir human error yang terkadang dilakukan oleh para karyawan.
    •Penambahan mesin : Untuk meningkatkan produksivitas tentunya mesin akan sangat membantu para karyawan,terlebih minimnya error yang biasanya sering dilakukan oleh para karyawan.
    5. Hasil Akhir : Produktivitas meningkat secara signifikan dan keuntungan semakin optimal.

    BalasHapus
  35. B_122150093_B.BAGUS ADI YOGA UTOMO
    A. Nama Obyek : PT. SINAR SOSRO
    Pada tangal 17 Juli 1974, Soegiharto Sosrodjojo dan saudara-saudaranya resmi mendaftarkan perusahaan baru tersebut dengan nama PT. Sinar Sosro, yang berdomisili di Jalan Raya Sultan Agung Km. 28, Medan Satria, Bekasi – yang juga merupakan lokasi pabrik pertama Tehbotol Sosro sekaligus merupakan Pabrik teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia dan di dunia.
    B. Bagian yang diamati/ diambil: PROSES Produksi
    C. Permasalahan/ kegiatan: PROSES PEMBUATAN TEH BOTOL
    D. Tahap menyelesaikan:
    1. Penyeduhan Teh
    Teh kering yang di ekstrak air panas pada temperature 100˚- 105˚C. Dengan volume yang telah ditentukan. Air dimasukkan dengan cara menyemprotkan air panaslewat atas. Setelah volume air tercapai, ditunggu antara 15 – 20 menit. Teh wangi melatidiseduh didalam tangki ekstraksi dengan air yang mendidih yang sudah melalui filtrasipemanasan. Setelah proses penyeduhan teh selesei, maka Teh Cair Pahit (TCP) hasil seduhan tersebut dilewatkan ke filter cosmos (kadar Tanin TCP setelah disaring dengancosmos filter tinggal 950 – 1300ppm) dan ditampung di tangki percampuran(MixingTank).
    2. Pembuatan Sirup Gula
    Gula pasir dimasukkan ke Hopper,kemudian dengan screw conveyor gula dimasukkan ke dissolver gula. Gula dilarutkan dengan air softener pada temperatur100˚ ± 5˚ C. Pada penggunaan jenis gula tertentu ditambahkan activecarbon powder . Jumlahactivecarbon powder yang ditambahkan sekitar 0,5 kg untuk gula local.
    Penyaringan larutan gula dilakukan melalui beberapa tahap yaitu penyaringan kasar pada hopper screw conveyor, dan penyaringan dengan cosmos filter. Untuk mengurangikesadahan gula sirup dilewatkan unit softenet. Jika kesadahan belum mencapai standar,dari softener sirup gula disirkulasikan kembali ke tangki pelarutan gula. Jika kesadahangula tercapai, sirup gula langsung dimasukkan ke Mix Tank untuk dicampur dengan TehCair Pahit.
    3.Percampuran
    Dari tangki penampungan, sirup gula dipompa ke tangki percampuran hingga kadar gula untuk Teh Cair Manis (TCM) mencapai standar yang telah ditentukan.
    4. Pemanasan Teh Cair Manis
    Teh Cair Manis (TCM) adalah percampuran antara Teh Cair Pahit (TCP) dengan sirup gula yang kemudian dipompa ke unit pasteurisasi (proses pemanasan). Pada proses ini TCM dipanaskan dengan Heat Exchanger hingga mencapai temperatur diatas 90˚C.
    5. Pengisian Dalam Botol

    Dari unit pasteurisasi ini TCM di pompa ke mesin pengisi botol. Di stasiun ini,TCM dengan temperatur di atas 90˚C diisi ke dalam botol panas yang sudah dicuci dan steril sehingga bebas dari kuman. Dalam keadaan panas, botol langsung ditutup, diangkutdan dibiarkan dingin.

    E. Hasil akhir: Teh Botol Sosro

    SUMBER :
    ●geriwihandyka.blogspot.co.id/2015/01/metode-pembuatan-dan-pengolahan-teh.html?m=1
    ●www.sosro.com/in/sejarah-perusahaan

    BalasHapus
  36. B_122150085_Kurnia Wardana Ariyanto
    A. Jejak awal produksi Nescafé dapat dilihat dari masa lampau, yaitu pada tahun 1930, ketika pemerintah Brazil pertama kali mendekati Nestlé Company. Pihak dari Brazilian Coffee Institute meminta Nestlé untuk mengawetkan surplus kopi mereka yang sangat besar, dengan cara pengembangan produk kopi yang dapat larut dalam air panas. Dari tahun ke tahun perusahaan terus melakukan penekanan di bisang inovasi, memperkenalkan kopi murni yang dapat larut (1952) yang seluruhnya menggunakan biji kopi roasting, penemuan freeze dried kopi instan (1965), dan penemuan kopi butir/granula (1967). Inovasi-inovasi seperti inilah yang memastikan Nescafé menjadi pemimpin pasaran kopi dunia.
    B. 1. Nama Obyek : PT. NESTLE INDONESIA
    2. Bagian yang diamati : Proses Produksi
    3. Permasalahan/kegiatan : Proses pembuatan produk kopi nescafe
    4. Tahap menyelesaikan : Berawal dari perkebunan, di mana petani cenderung menanam kopi dan memanen buah kopi dengan menggunakan tangan. Langkah selanjutnya yang harus mereka lakukan adalah memisahkan biji dari kulit buah kopi tersebut. Hal ini dilakukan dengan cara menjemur buah kopi di bawah matahari atau dengan mencuci buah kopi tersebut dengan mesin pengupas kulit.
    Biji yang telah kering tersebut berwarna hijau, sehingga disebut dengan biji kopi hijau. Mereka biasanya diekspor untuk proses pencampuran dan pemanggangan.
    Dengan memadukan jenis biji kopi yang berbeda, kamu dapat menghasilkan kopi dengan rasa yang lebih sempurna. Setelah kamu berhasil memadukan biji kopi yang tepat, fase paling penting dalam proses produksi kopi dimulai, yaitu memanggang.
    Biji kopi hijau tidak akan mengeluarkan aroma dan rasa kopi sebelum dipanggang. Tergantung pada peralatan memanggang dan rasa kopi yang diinginkan, biji kopi biasanya dipanggang antara 180C dan 240C selama tiga sampai 12 menit.
    Sebelum kopi yang telah dipanggang ini dapat diseduh, kopi harus digiling. Penggilingan dilakukan untuk meningkatkan luas permukaan kopi sehingga rasa yang didapat akan lebih mudah untuk diekstrak.
    Untuk membuat kopi instan, kopi yang telah digiling harus diseduh dan kemudian dikeringkan. Pengeringan dapat dilakukan baik dengan pengeringan panas dengan menggunakan pengering semprot, ataupun dingin dengan pengering beku.
    5. Hasil akhir : Kopi bubuk yang siap dikemas dan distribusikan
    C.Sumber : https://www.nescafe.co.id/produksi_kopi

    BalasHapus
  37. B_122150082_Miftahus Salam

    Konveksi Agung Rejeki merupakan industri konveksi yang berfokus pada produksi pakaian OR dalam partai besar. Industri konveksi ini terletak di Solo.

    A. Nama Objek : Konveksi Agung Rejeki ( Latar Ireng, No. 38, Bumi Ayu, Laweyan, Solo )
    B. Bagian yang diamati : Bagian Produksi
    C. Permasalahan/kegiatan : Proses pembuatan celana training.
    D. Tahap Menyelesaikan :
    1. Melihat desain celana training yang akan diproduksi.
    2. Memilih bahan yang tepat.
    3. Melakukan pengukuran pada bahan.
    4. Penggambaran pola pada bahan. ( Penyablonan jika diperlukan )
    5. Pemotongan bahan.
    6. Penyatuan bahan bahan yang berbeda. (dijahit bukan dilem FYI)
    7. Pemberian karet pada lingkar pinggang dan pergelangan.
    8. Penjahitan finishing.
    E. Hasil Akhir : Celana Training

    BalasHapus
  38. B_122150074_Intan Maharani
    A. Nama Objek : PT. Tirta Sibayakindo
    B. Bagian yang diamati : Proses Produksi
    C. Permasalahan/kegiatan : Proses produksi dengan cara water treatment
    D. Tahap Menyelesaikan :
    1. Proses Penyaringan I
    Air diarlirkan dari sumber mata air masuk ke cartridge filter I, partikel-partikel kasar, dengan ukuran lebih besar 5 mikron, akan tersaring pada filter.
    2. Penampungan di Storage Tank
    Air dialirkan ke dalam storage tank yang fungsinyaa sebagai tempat penyimpanan air sementara.
    3. Proses Penyaringan II
    Air dialirkan dari storage tank ke cartridge filter II. Di dalam cartridge filter II ini terdapat 12 buah filter yang berukuran 1 mikron.
    4. Proses Ozonisasi
    Air melalui proses ozonisasi yaitu proses pembunuhan mikroorganisme berukuran dibawah 1 mikron. Proses pembunuhan mikroorganisme ini dilakukan oleh O3, yang dihasilkan oleh generator ozon dengan merubah O2 yang diperoleh dari udara bebas menjadi O3.
    5. Finish Tank I dan II
    Air dialirkan dari finish tank I lalu masuk ke finish tank II, selanjutnya air siap untuk masuk dalam proses filling.
    E. Hasil Akhir : Air mineral siap dikemas

    BalasHapus
  39. B_122150062_Christian Agung Pribadi
    1. Nama Obyek : PT. Intan Sejati, Klaten
    2. Bagian yang diamati/ diambil : Proses Produksi
    3. Permasalahan/ kegiatan : Proses Percetakan Buku Pelajaran
    4. Tahap menyelesaikan :
    a. Persiapan materi
    Untuk mencetak buku pelajaran sebelumnya disiapkan dulu materi berupa file materi yang akan dicetak, kertas, tinta, dan bahan-bahan lainnya.
    b. Proses pencetakan materi
    Setelah materi yang sudah dipersiapkan tersedia maka lanjut ke proses berikutnya yaitu proses pencetakan yang sudah dilakukan secara otomatis oleh mesin cetak yang sudah ada.
    c. Proses melipat
    Setelah materi yang ada sudah tercetak pada kertas maka dilanjutkan dengan proses melipat kertas yang juga dilakukan oleh mesin lipat.
    d. Proses menyusun buku
    Proses selanjutnya adalah proses penyusunan halaman secara runtut yang dapat dilakukan manual maupun menggunakan mesin.
    e. Proses bending (Penjilidan)
    Ketika buku sudah tersusun sesuai halamannya, maka dilanjutkan dengan proses bending atau penjilidan dengan mesin jilid yang ada.
    f. Proses Potong buku
    Setelah buku sudah melalui proses penjilidan atau bending, buku langsung lanjut diproses menggunakan mesin potong sehingga buku menjadi rapi.
    g. Proses sortir buku
    Proses terakhir adalah penyortiran buku secara manual yaitu melakukan pengecekan buku secara keseluruhan agar buku sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan tidak ada buku cacat yang ikut dipasarkan.
    5. Hasil akhir : Buku Pelajaran

    BalasHapus
  40. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  41. B_122150091_Wulan Puji Astuti
    A. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk berdiri pada tanggal 27 April 1970 di Jakarta, namun pada saat itu PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk masih menggunakan nama PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. Dimana PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. cabang Semarang didirikan pada tanggal 31 Oktober 1987 yang kemudian diresmikan oleh Menteri Perindustrian Ir. Hartato dan Menteri Tenaga Kerja Soedomo. Kemudian dengan perkembangan selanjutnya akhirnya PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. bergabung dengan beberapa perusahaan lainnya dan berganti nama menjadi PT. Indofood CBP Sukses Makmur pada tanggal 1 Oktober 2009. Dan pada tanggal 1 November 2009 namanya berganti menjadi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk hingga sekarang.
    B. 1. Nama Objek : PT. Indofood CBP Sukses Makmur
    2. Bagian yang Diamati : Proses Produksi
    3. Permasalahan : Proses Pembuatan Mie Instant
    4. Tahap Penyelesaian : Langkah Pembuatan
    a. Pengayakan Tepung. Tepung yang digunakan untuk satu kali proses produksi yaitu sebanyak 9 hingga 10 sak tergantung dari produk yang akan diproduksi. Tepung tersebut kemudian diayak dengan menggunakan screw conveyor yang berukuran 20 mesh.
    b. Pencampuran. Proses pengendalian dan pengawasan mutu pada bagian proses pencampuran ini dimulai dari proses pencampuran tepung terigu dengan larutan alkali sampai dengan adonan diturunkan ke feeder.
    c. Pemotongan dan pelipatan. Pada tahapan ini, untaian mie yang telah dikukus sebelumnya dipotong dan dilakukan pelipatan hingga menjadi dua tumpuk. Pada tahap ini digunaan dua alat yaitu cutter untuk memotong dan folder untuk melipat. Tugas seorang QC proses pada tahap cutting ini adalah mengamati adanya cemaran atau tidak, mengamati lipatan mie apakah sudah rata dan simetris, mengamati kecepatan potong (rpm), dan menimbang berat basah mie, apakah sudah sesuai standar atau tidak.
    d. Penggorengan. Penggorengan yang dimaksud adalah menggoreng mie basah hasil pengukusan dan suhu minyak yang digunakan untuk menggoreng diatur secara bertahap mulai dari suhu 130 oC sampai 150 o C selama sekitar 80 detik. Tujuan dari pengaturan suhu minyak ini adalah untuk menghindari terjadinya proses case hardening, yaitu bagian luar telah matang dan kering sedangkan bagian dalam masih terlihat mentah karena adanya pemanasan secara tiba-tiba. Dengan suhu yang tinggi yang akan terjadi pemanasan, pemuaian dan penguapan air secara bersamaan sehingga mie mempunyai pori-pori halus yang nantinya akan mempercepat proses penyerapan air pada saat dimasak.
    e. Pendinginan. Pemeriksaan mutu mie pada proses pendinginan dimulai dari penerimaan mie setelah penggorengan sampai mie keluar dari pendinginan. Pemeriksaan dilakukan secara fisik, kimia, dan organoleptik.
    f. Pengisian bahan pelengkap dan pengemasan. Proses akhir dari pembuatan mie adalah pembungkusan, yaitu pembungkusan mie, bumbu dan minyak bumbu atau sayuran kering (solid ingredient) dengan menggunakan kemasan yang disebut etiket sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Proses ini bertujuan untuk melindungi mie dari kemungkinan tercemar atau rusak sehingga kualitas mie tidak mengalami penurunan. Pada proses wrapping ini, tugas seorang QC process adalah untuk memastikan kondisi proses yaitu suhu end sealer (upper dan lower) serta suhu long sealer.
    F. Hasil Akhir : Mie instant siap masak.
    Sumber :http://repository.unika.ac.id/1183/1/10.70.0044-KP-Margareta%20Mellisa%20Tjahjana.pdf

    BalasHapus
  42. A_122150042_Tegar Awan Putra

    Toko Tegar (Jln. Raya Karangampel Selatan no. 94 Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu)

    Toko Tegar merupakan toko alat tulis dan keperluan kerja yang di rintis oleh Keluarga Irawan, toko ini menjual berbagai macam alat tulis untuk keperluan sekolah, alat - alat keperluan kerja, berbagai macam aksesoris, serta minuman dingin. Toko ini di bangun tahun 2006 dan di jalankan oleh Ibu Amenah dan Ibu Susiyana, toko ini juga menyediakan jasa untuk membungkus kado dengan rapih yang siap untuk di berikan.

    1. Objek : Toko Tegar (Jln. Raya Karangampel Selatan no. 94 Kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu)

    2. Bagian : Penyetokan Barang (re - stock)

    3. Kegiatan : Pembelian Barang

    4. Penyelesaian : Toko Tegar dalam kegiatan pembelian barang/belanja di lakukan dalam jangka waktu 2 minggu sekali, dan juga sales langganan yang datang tiap bulan, karena produk yang di jual merupakan barang yang tidak mudah expired/basi dan lonjakan permintaan yang tidak begitu tinggi maka proses belanja di lakukan demikian

    5. Hasil Akhir : Barang yang siap di jual dan sesuai kebutuhan

    BalasHapus
  43. B_122150060_Moch Rizky Hermawan

    A. Nama Obyek : PT. Sinar Sukses Sentosa (Gunung Kidul, DIY)
    B. Bagian yang Diamati : Proses Produksi
    C. Permasalahan : Analisis Produktivitas Proses Produksi Tepung Cassava
    D. Tahapan Penyelesaian :
    1. Melakukan analisis mengenai perkembangan produktivitas per tahun dari faktor produksi, tenaga kerja, bahan baku, dan hal-hal yang mempengaruhi peningkatan produktivitas produksi.
    2. Perusahaan perlu melakukan peningkatan motivasi karyawan, agar karyawan merasa memiliki perusahaan, merasa penting dalam aktivitas perusahaan.
    3. Penerapan sistem produksi tepat waktu.
    4. Melakukan perawatan dan pemeliharaan mesin-mesin dan peralatan produksi untuk menjaga kelancaran proses produksi.
    5. Memperluas daerah pemasaran untuk dapat meningkatkan jumlah order agar tingkat produktivitas menjadi maksimal.
    E. Hasil Akhir : Meningkatnya produktivitas produksi tepung Cassava
    SUMBER : Laporan Kerja Praktek Oleh Andy Wahyu Wintarto 122070049 Tahun 2012 – ANALISIS PRODUKTIVITAS PROSES PRODUKSI TEPUNG CASSANOVA DENGAN METODE COBB-DOUGLAS DI PT SINAR SUKSES SENTOSA (Gunung Kidul, DIY).

    BalasHapus
  44. B_122150098_RIZKI DISTIANASARI
    1. Nama Obyek : PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR. Tbk BOGASARI
    2. Bagian yang diamati : Proses Produksi
    3. Permasalahan : Proses Pembuatan Tepung Terigu
    4. Tahap Penyelesaian :
    Langkah proses pembuatan Tepung Terigu :
    a. Penyediaan Bahan Baku
    Bahan utama dari tepung terigu adalah gandum. Gandum yang dibeli oleh PT.ISM Bogasari Flour Mills diperoleh dari asosiasi pedagang biji gandum internasional sehingga gandum yang berasal dari negara-negara maju sudah dilengkapi dengan Certificate of Analyze (CAO). Gandum yang telah diterima kemudian akan diambil sampelnya dan dianalisis terlebih dahulu sebanyak tiga kali oleh pihak QC untuk mengetahui kualitas gandum.
    b. Penanganan Bahan Baku
    Gandum yang telah dianalisis sampelnya kemudian dikirim ke pabrik menggunakan alat transportasi belt conveyor ke dalam hopper yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara, kemudian gandum ditimbang sebagai sistem control agar gandum tidak melebihi kapasitas. Gandum yang telah ditimbang kemudian disimpan di dalam wheat silo.
    c. Proses Pengolahan
    Aliran proses pengolahan adalah sebagai berikut :
    1. Pengangkutan Gandum dari wheat silo
    2. Proses Pre-Cleaning
    Proses pembersihan awal yang bertujuan untuk memisahkan biji gandum dengan benda asing yang memiliki ukuran lebih besar dan tidak diinginkan di dalam produksi. Pada proses ini juga dilakukan pemisahan gandum berdasarkan ukuran gandum kemudian disimpan ke dalam RWB (Raw Wheat Bin)
    3. Pencampuran Gandum
    Proses pencampuran gandum berdasarkan jenisnya yaitu jenis gandum yang berasal dari berbagai negara. Proses ini menggunakan alat yang dinamakan Flow Regulator (FCA)
    4. First Cleaning
    Tahap pembersihan gandum yang dimulai dari RWB sampai proses first damping. Pada proses ini gandum dibersihkan kembali dengan alat separator dengan mesin ayakan yang lebih banyak. Kemudian setelah dibersihkan pada proses ini gandum juga mengalami proses penimbangan.
    5. First Dampening
    Proses penambahan air pada gandum. Proses ini bertujuan untuk meningkatkan kadar air pada gandum sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
    6. First Tampering
    Proses penyimpanan gandum setelah gandum diberi air yang bertujuan agar air yang dicampurkan dapat merata sepenuhnya selama 8-30 jam sesuai dengan jenisnya.
    7. Second Dampering
    Untuk memenuhi kekurangan apabila pada saat penambahan air yang pertama kali kurang maksimal
    8. Second Tampering
    Proses ini hanya berlangsung setengah waktu dari waktu yang pertama
    9. Second Cleaning
    Untuk memisahkan gandum dengan debu-debu yang melekat
    d. Proses Penggilingan
    Untuk memisahkan endosperm dari bran dan germ dan mereduksi endosperm tersebut menjadi tepung.
    e. Proses Packing
    Pengemasan tepung yang sudah jadi
    5. Hasil Akhir : Tepung Terigu

    Sumber : Laporan Magang di PT.INDOFOOD SUKSES MAKMUR. Tbk BOGASARI FLOUR MILLS DIVISI TANJUNG PRIOK, JAKARTA UTARA-PROSES PRODUKSI TEPUNG TERIGU oleh Anwar Ikhsanudin - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret tahun 2010

    BalasHapus
  45. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  46. B_122150096_Benyamin Purbowasito
    A,
    PT. Chevron Pasific Indonesia merupakan produsen minyak terkemuka di Indonesia. Salah satu tim yang ada di PT.CPI ini adalah Departemen Mintenance Support Service(MSS), yang merupakan pusat perbaikan dan fabrikasi untuk berbagai peralatan produksi dan konstruksi milik PT. CPI. Kegiatan di MSS masih bersifat manual (Manual Material Handling), sehingga berpotensi menimbulkan risiko bagi pekerja. Risiko dapat berupa keelahan dan timbulnya keluhan berupa nyeri otot yang dikenal dengan (Musculoskeletal Disorders) MSDs. Tujuan dari studi kasus ini adalah mengidentifikasi dan mengetahui pengaruh sarana, sikap, postur dan posisi kerja pekerja MMH yang berisiko menimbulkan MSDs dengan menggunakan metode Rapid Upper Limb Assesment (RULA) dan Rapid Rntire Body Assesment(REBA) serta mengetaui tingkat kelelahan pekerja secara objektif dan subjektif. Masalah tersebut lazim dialami para pekerja yang melakukan gerakan yang sama dan berulang secara terus menerus. Pekerjaan dengan beban yang berat dan perancangan alat yang tidak ergonomis pada pekerja pabrik mengakibatkan pengerahan tenaga yang berlebihan dan postur yang salah seperti memutar dan membungkuk menyebabkan risiko terjadinya MSDs dan kelelahan.

    B.
    1. Nama Obyek : PT. CHEVRON PASIFIC INDONESIA
    2. Bagian yang diamati : Material Handling
    3. Permasalahan : Penilaian Ergonomi Terhadap Beban dan Posisi Kerja Manual Material Handling
    4. Tahap menyelesaikan
    a. tahap penelitian, dilakukan di empat shop yaitu (Tubing pump repair, motor generator repair and services, shop machining services dan valve miscellaneous Equipment Repair and Service) di departemen Maintenance Support, jumlah sampel yang diambil sebanyak 69 orang

    b. pengukuran iklim kerja, yang dilakukan meliputi pengukuran kebisingan, pencahayaan, kelembaban dan suhu lingkungan, sedangkan untuk mengetahui tingkat kelelahan pekerja secara subjektif dapat diketahui dari Kuisioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja, dan secara objektif pengukuran kelelahan didapat dengan cara mengukur temperatur tubuh,tekanan darah, serta denyut nadi dari jam 07.00 hingga 16.00

    c. EVALUASI. Evaluasi faktor risiko ergonomi dilakukan dengan menggunakan metode Rapid Upper Limb Assesment (RULA) dan Rapid Entire Body Assesment(REBA). Kedua metode ini merupakan suatu tool yang berbentuk survei untuk mengidentifikasi pekerja yang menyebabkan risiko cedera kumulatif, melalui analisis postur, gaya, dan penggunaan otot.

    5. Hasil : Hasil pengukuran kelelahan secara subjektif menunjukan sekitar 34,48% pekerja lapangan (terpapar) tingkat kelelahanya adalah rendah, dan 65,52% mengalami tingkat kelelahan sedang. Jika dibandikan dengen pekerja office (tidak terpapar), sebagian besar yaitu 63,64% tingkat kelelahanya rendah, dan hanya 36,36% yang tingkat kelelahanya sedang, Hal ini mengindikasi bahwa terdapat perbedaan beban dan tingkat pekerjaan antara pekerja lapangan dan Office. Faktor yang paling mempengaruhi tekanan darah sistolik dan denyut nadi adalah risiko ergonomi atau posisi tubuh saat bekerja. Semakin besar risiko ergonomi maka akan semakin mudah mengalami kelelahan Faktor yang dominan untuk temperatur tubuh adalah suhu lingkungan. Sedangkan faktor yang dominan untuk tekanan darah diastolik adalah IMT

    Sumber : PENILAIAN ERGONOMI TERHADAP BEBAN DAN POSISI KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DI DEPARTEMEN MAINTENANCE SERVICE, oleh Ike Muharmi dan Herto Dwi Ariesyady, Program Studi Magister Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB.

    BalasHapus
  47. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  48. B_122150068_Karunia Pramanti Putri


    Mengulas tentang serba-serbi bulu mata palsu atau dalam bahasa jawa sering disebut idep.
    Di daerah Purbalingga, Jawa Tengah, Indonesia, banyak sekali produsen bulu mata palsu, baik yang berskala kecil maupun besar. Industri bulu mata palsu ini-lah yang menghidupi ribuan masyarakat Purbalingga. Mungkin banyak yang belum tahu mengenai cara pembuatan ataupun bahan bahan yang dipakai untuk membuat bulu mata palsu. Oleh karena itu, saya mengambil permasalahan proses produksi bulu mata di PT. Royal Korindo Purbalingga.

    A. Nama Obyek : PT. Royal Korindo Purbalingga, Jawa Tengah, Indonesia
    B. Bagian yang diamati : Proses Produksi
    C. Kegiatan : Proses Pembuatan Bulu Mata
    D. Tahap Penyelesaian :
    1. Pemilihan bahan pokok, yaitu rambut yang akan dipakai. Ada 2 macam yang sering dipakai yaitu rambut asli (human hair) dan rambut buatan (sintetis). Di pabrik ini menggunakan rambut sintesis sesuai permintaan pasar. (Bahan pokok diperoleh dari para pengepul)
    2. Menyortir dan membersihkan bahan pokok/rambut
    3. Mewarnai bahan pokok/rambut
    4. Bahan pokok lalu dipotong dengan ukuran sesuai dengan jenis pesanan atau order yang sudah ada
    5. Setelah proses pemotongan, rambut akan masuk dibagian netting atau istilahnya bagian cantol.
    6. Rambut akan diluruskan atau masuk kebagian gosok.
    7. Setelah selesai rambut akan dipotong sesuai ukuran yang diminta atau model yang diorder, kemudian diobat dan dikeringkan/dipanaskan (offen).
    8. Proses pengeringan selesai masuk kebagian gunting akhir yaitu untuk pembentukan model.
    9. Menautkan hingga melentikkan
    10. Dilakukan pengecekan atau quality control akhir dan pengemasan atau packing.

    E. Hasil Akhir : Bulu Mata Palsu

    BalasHapus
  49. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  50. B_122150052_Muhammad Yusuf Suhardiman

    1. Nama Objek : Toko Batik rara djonggrang
    2. Bagian : Proses Produksi
    3. Permasalahan : PROSES PEMBUATAN BATIK TULIS TANGAN
    4. Penyelesaian :
    a. Membuat Pola dasar pada Kain Putih dengan Pensil
    b. Membatik pola dasar pada kain putih dengan lilin, sesuai garis pensil berulang
    c. Memberi isian pada prosese nomor 2 dengan titik-titik dan guratan dengan lilin
    d. Menutup dengan lilin bagian-bagian yang akan tetap putih sampai selesai
    e. Mencelup kedalam warna pertama, untuk variasi
    f. Menutup bagian-bagian yang akan tetap pada warna pertama dengan lilin
    g. Mencelup dalam warna kedua
    h. Menggodog (merebus)untuk menghilangkan semua lilin
    i. Mengulang membatik pada pola dasar dengan titik-titik, dan mengulang menutup (proses nomor 4)
    j. Menutup warna-warna pertama dan kedua, agar tidak terena warna berikutnya
    k. Mencelup untuk memberi warna pada Pola dasar
    l. Mengulang menggodog untuk menghilangkan semua lilin
    m. Proses selesai
    5. Hasil Akhir : Batik tulis tangan

    sumber : https://raradjonggrang.wordpress.com/proses-produksi/

    BalasHapus
  51. A_ 122150037_MuhammadRifqiMuflih
    A. Nama Objek : PT. Bukit Asam Tbk
    B. Bagian yang diamati/ diambil : Jumlah Stok Minimum Batubara di Pelabuhan
    C. Permasalahan Kegiatan : Munculnya potensi kerugian karena stok batubara di pelabuhan baik kualitas dan kuantitas yang tidak memenuhi
    D. Tahap Penyelesaian : Karena permasalahan yang saya angkat dapat berakibat pada tingkat penjualan dan pendapatan perusahaan untukitu cara mengatasi permasalahan ini dapat diatasi dengan 4 langkah. Langkah pertama dengan menetapkan target minimum per hari, bulan serta tahun. Langkah kedua dengan membuat SOP ( Standart Operating Procedure) yang telah disepakati bersama, SOP merupakan perintah kerja yang harus diikuti demi terjadinya keseragaman dalam menjalankan pekerjaan. Langkah ketiga dengan memberlakukan klausul atau poin penting dalam perjanjian mengenai bonus dan pinalti untuk performa atau kinerja pengangkut dengan bekerjasama dengan PT. KAI. Langkah keempat dengan rutinnya mengadakan rapat koordinasi minimal sekali dalam sebulan.
    E. Hasil Akhir : dengan metode diatas didapatkan hasil akhir yaitu, jumlah stok mampu untuk 5 hari atau 5 kali pengapalan dan pinalti akibat terlambat pengapalan dan pinalti ketidak sesuaian kualitas dapat dihindarkan

    BalasHapus
  52. A_ 122150037_MuhammadRifqiMuflih
    A. Nama Objek : PT. Bukit Asam Tbk
    B. Bagian yang diamati/ diambil : Jumlah Stok Minimum Batubara di Pelabuhan
    C. Permasalahan Kegiatan : Munculnya potensi kerugian karena stok batubara di pelabuhan baik kualitas dan kuantitas yang tidak memenuhi
    D. Tahap Penyelesaian : Karena permasalahan yang saya angkat dapat berakibat pada tingkat penjualan dan pendapatan perusahaan untukitu cara mengatasi permasalahan ini dapat diatasi dengan 4 langkah. Langkah pertama dengan menetapkan target minimum per hari, bulan serta tahun. Langkah kedua dengan membuat SOP ( Standart Operating Procedure) yang telah disepakati bersama, SOP merupakan perintah kerja yang harus diikuti demi terjadinya keseragaman dalam menjalankan pekerjaan. Langkah ketiga dengan memberlakukan klausul atau poin penting dalam perjanjian mengenai bonus dan pinalti untuk performa atau kinerja pengangkut dengan bekerjasama dengan PT. KAI. Langkah keempat dengan rutinnya mengadakan rapat koordinasi minimal sekali dalam sebulan.
    E. Hasil Akhir : dengan metode diatas didapatkan hasil akhir yaitu, jumlah stok mampu untuk 5 hari atau 5 kali pengapalan dan pinalti akibat terlambat pengapalan dan pinalti ketidak sesuaian kualitas dapat dihindarkan

    BalasHapus
  53. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  54. B_122150097_Rangga Threfosa Tolongan

    1. Nama Obyek : Bank BRI cabang Yogyakarta di Jl. Cik Di Tiro No. 3

    2. Bagian yang diamati/ diambil : Lahan parkir bagi karyawan dan nasabah.

    3. Permasalahan/ kegiatan : Kurangnya lahan parkir bagi karyawan dan nasabah sehingga mengambil bahu jalan Jl. Prof. Kahar Muzakir

    4. Tahap menyelesaikan :
    a. Mengidentifikasi produktivitas, efektifitas,efisiensi waktu, dan kenyamanan pengguna jalan lainnya.
    b. Mengidentifikasi alasan karyawan menggunakan kendaraan mobil pribadi
    c. Penyediaan parkir bertingkat dan penggunaan angkutan umum
    d. Memberlakukan 3 in 1 atau semacamnya agar karyawan tidak membawa kendaraan mobil pribadi yang hanya berisikan 1 orang.

    5. Hasil Akhir : Jl. Prof. Kahar Muzakir yang lancar, bebas kendaraan parkir, dan pengalihan guna lahan sebagai ruang terbuka hijau.

    BalasHapus
  55. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  56. A_122150046_Yosi Prayoga
    A. Tiwul merupakan hasil dari olahan ubi kayu atau singkong yang terlebih dahulu dikeringkan. PT Sinar Sukses Sentosa pembuatan tiwul menjadi tiwul instan yang jangka waktu simpannya cukup lama. Bahan baku yang digunakan untuk membuat tiwul instan yaitu gaplek. Gaplek yaitu singkong atau ubi kayu dikupas dan dikeringkan dibawah terik matahari sehingga menjadi kering dengan kadar air maksimal 13%. Singkong kualitas yang baik yaitu singkong dengan masa tanam 9 – 12 bulan. Masa tanam singkong yang lebih dari 12 bulan kurang baik untuk diproduksi karena daging singkong yang sudah terlalu keras.

    B.
    Objek : PT Sinar Sukses Sentosa
    Bagian yang diamati : Persediaan bahan baku
    Permasalahan : Penentuan Persediaaan bahan baku Gaplek
    Tahap peyelesaian :
    1.Pengumpulan data
    Perhitungan rata rata permintaan bahan baku dengan meminimalkan biaya persediaan diperlukan data: kebutuhan bahan baku bulan bulan sebelumnya (disini diambil data dari bulan Juli 2011 sampai Juni 2012) , harga bahan baku gaplek/kg, biaya pesan bahan baku, biaya simpan bahan baku /kg, Lead time bahan baku.
    2.Pengolahan data
    Langkah langkah pengolahan data sebagai berikut:
    a.Perhitungan peramalan
    Langkah langkah dalam menghitung peramalan kebutuhan bahan baku gaplek yaitu sebagai berikut:
    •Memplotkan data data kebutuhan bahan baku gaplek yang telah didapat dalam bentuk grafik.
    •Meramalkan permintaan bahan baku menggunakan Winter’s model karena sesuai dengan komponen musiman/season.
    •Proses verifikasi. Langkah langkah dalam proses verifikasi adalah
    i.Melakukan perhitungan moving range
    ii.Menghitung rata rata dari moving range
    iii.Menghitung batas kendali
    iv.Memasukan nilai error pada peta kendali
    •Hasil peramalan metode winter’s model dapat dibuat tabel

    b.Melakukan perhitungan Economic Order Quantity (EOQ)
    Dalam melakukan perhitungan bahan baku gaplek, dilakukan langkah langkah sebagai berikut :
    •Menghitung kebutuhan rata rata perbulan. Kebutuhan rata arata perbulan merupakan rata rata hasil peramalan bahan baku gaplek untuk 12 periode dengan menggunakan metode winter’s model.
    •Menghitung nilai baku
    •Perhitungan EOQ
    •Frekuensi pemesanan
    •Titik pemesanan kembali (Reorder Point) (diasumsikan 1 bulan 30 hari)
    •Menghitung total biaya perusahaan
    •Perhitungan safety stock

    Hasil :
    1.Hasil peramalan menggunakan metode winter’s model didapatkan :
    a.Rata rata permintaan bahan baku sebesar 275789,6 kg
    b.Permintaan tertinggi pada bulan April 2012 yaitu 342182,3 kg
    c.Permintaan bahan baku terendah pada bulan Juli 2011 yaitu 186480,3 kg
    2.Hasil perhitungan EOQ sebesar 115255,6 kg. Dengan total biaya yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 209.320.820,-. Frekuensi pemesanan 2 kali perbulan.
    3.Safety stock yaitu sebesar 52421,95 kg

    REFERENSI : LAPOAN KERJA PRAKTEK DI PT SINAR SUKSES SENTOSA, ANALISIS PERSEIAAN BAHAN BAKU GAPLEK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) OLEH SARIFAH AINI (122080115)

    BalasHapus
  57. B_122150051_Novira Dwirahma
    1. Nama Objek : PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap Plant.
    2. Bagian yang diamati : Tingkat kebisingan pada lantai produksi PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap Plant.
    3. Permasalahan/ kegiatan : Pendataan tingkat kebisingan pada lantai produksi sebagai bagia dari upaya pencegahan, pengendalian dan melakukan sosialisasi peraturan prnggunaan alat pelindung diri.
    4. Tahap Peyelesaian :
    a. Mengidentifikasi masalah, yaitu menentukan tingkat kebisingan di lantai produksi PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap Plant.
    b. Perumusan masalah, yaitu masalah yang ditimbulkan dari tingkat kebisingan yang ada di lantai produksi PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap Plant.
    c. Pengolahan data, pengolahan data dibagi menjadi 2 fase, yaitu pengumpulan data dan pengolahan data.
    d. Pembahasan : Setelah melakukan pengolahan data langkah selanjutnya adalah menganalisis data..
    e. Menarik kesimpulan berdasarkan data data yang ada.
    5. Hasil Akhir (saran ) : Perlunya pemakaian Alat Pelindung Diri( APD ) untuk menghindari resiko cidera.
    *sumber : Laporan KP “Analisis Tingkat Kebisingan Pada Area Produksi Dalam Upaya Peningkatan Penataan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja” oleh Dwiki Isma Darojat ( 122090147)

    BalasHapus
    Balasan
    1. B_122150051_Novira Dwirahma
      Revisi

      A. Dalam produksinya PT. Holcim Indonesia menngunakan proses kering dalam proses pembuatan semennya. Keuntungan proses kering ini bila dibandingkan dengan proses basah adalah penggunaan bahan bakar yang lebih sedikit, dan energi yang dikonsumsi lebih kecil. ukuran tanur yang lebih pendek serta perawatan alatnya lebih mudah.

      B.

      1. Nama Obyek : PT. Holcim Indonesia Tbk, Pabrik Cilacap.

      2. Bagian yang diamati :  Proses Produksi

      3. Permasalahan/ Kegiatan : Proses Pembuatan Semen Holcim

      4. Tahap menyelesaikan :

      a. Proses pengeboran dan peledakan ( Drilling –Blasting ) Dilakukan untuk memecah material bebatuan yang meempuyai tekstur yang keras .

      b. Proses pengerukan dan pengumpulan material pasca pengeboran dan peledakan

      c. Loading dan Hauling yaitu proses pemindahan dan pengangkutan material dari tambang material atau bahan baku .

      d. Bahan baku hasil penambangan dari tempat penambangan, diangkut dengan menggunakan dump truck dan kemudian dicurahkan kedalam hopper. Fungsi dari hopper ini adalah sebagai alat penampungan awal untuk masukan kedalam crusher.

      e. Crusher yang digunakan  untuk menghancurkan batu kapur terdiri dari dua bagian

      f. Setelah mengalami proses penghancuran, bahan – bahan tersebut dikirim menuju tempat penyimpanan yaitu Stock Pile dengan menggunakan belt conveyor.

      g. Setelah bahan baku disimpan maka dilakukan Pengumpanan bahan baku ke dalam system proses selanjutnya diatur oleh weight feeder

      h. Penggilingan Dan Pengeringan Bahan Baku dengan menggunakan vertical roller mill.  

      i. Pencampuran ( blending ) dan Homogenisasidengan menggunakan blending silo, dengan media pengaduk adalah udara

      j. Pemanasan Awal ( Pre-heating ) alat utama yang digunakan adalah suspension pre-heater, sedangkan alat bantunya adalah kiln feed bin

      k. Pembakaran ( Firring ) dengan menggunakan tanur putar atau rotary kiln

      l. Pendinginan ( cooling ) dengan menggunakan cooler

      m. Penggilingan Akhir, Alat utama yang digunakan pada penggilingan akhir, dimana terjadinya pula penggilangan clinker  dengan gypsum  adalah ball mill.

      5. Hasil akhir : semen holcim siap dipasarkan

      Hapus
  58. B_122150099_ArwanSaputro
    A. - Nama Obyek : Sate kambing Pak Muh
    - Bagian yang diamati : Proses produksi
    - Permasalahan : Proses pembuatan sate
    - Tahap penyelesaian :
    Kegiatan produksi pada obyek ini membutuhkan beberapa bahan dan tentunya kambing yang dipilih haruslah kambing yang muda. Kualitas kambing sangat menentukan tekstur dan rasa dari sate kambing tersebut. Semakin muda kambing yang di pakai untuk dijadikan bahan produksi, maka daging yang dirasakan semakin empuk.
    1. Pembuatan bumbu kecap.
    Untuk membuat bumbu sate bahan yang diperlukan adalah kecap, cabai, daun jeruk, bawang merah, dan merica. Pertama-tama , toko ini biasanya memberi cabai 4 biji dalam satu bumbu besar yang sudah di haluskan. Lalu tuangkan pada panci. Setelah itu haluskan merica dan campurkan. Tuangkan kecap 1L kedalam panci tersebut. Beri 5 lembar daun jeruk dan irisan 5 bawang merah pada panci tersebut. Lalu panaskan bumbu tersebut.
    2. Penyembelihan kambing
    Setiap pagi toko ini menyembelih 1 kambing muda. Kambing yang di pilih berjenis domba(bukan kambing jawa). Penyembelihan kambing berada di belakang toko tepat disamping tempat penampungan kambing sementara waktu. Proses penyembelihan dilakukan oleh penjagal khusus. Limbah dikumpulkan untuk pembuatan pupuk. Setelah disembelih, kemudihan daging dipotong-potong dan dilakukan pemisahan perbagian-bagian
    3. Pemilihan daging
    Setelah disembelih, kemudihan daging dipotong-potong dan dilakukan pemisahan perbagian-bagian , Seperti kepala , tulang , lemak dll. Untuk produk sate ini yang dipilih adalah daging pada bagian perut. Dimana pada bagian ini banyak sekali terdapat daging empuk. Untuk tulang biasanya dipakai untuk menu tengkleng.
    4. Proses penusukan daging
    Tusuk daging yang digunakan di toko ini adalah terbuat dari bilahan bambu yang dipotong kecil-kecil. Potongan daging sebesar 1 ruas ibu jari tangan. Setiap satu tusuk terdapat 4 daging dan 1 lemak. Dimana fungsi lemak untuk memudahkan arang membesarkan apinya.
    5. Pembakaran sate
    Proses pembakaran dilakukan kurang lebih 15 menit . kondisi sate harus tidak boleh terlalu gosong. Setelah selesai lalu diberi kecap dan siap disajikan.
    - Hasil akhir : Sate kambing bakar

    BalasHapus
  59. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  60. B_122150071_Nafisa Syaiha Syuhda

    1.Nama Obyek : Restoran Plataran Tebet / Sop Duren 3D (Jl Tebet Barat dalam VI No.1 Jakarta Selatan)
    2.Bagian yang diamati/ diambil : Pemasaran
    3.Permasalahan/ kegiatan : Meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk yang dijual.
    4.Tahap menyelesaikan :
    -Melakukan pengamatan mengenai pangsa pasar suatu produk
    -Memberikan kuesioner kepada konsumen/pengunjung mengenai suatu produk yang diinginkan dan sedang diminati.
    -Menentukan kebutuhan pelanggan (penyediaan menu baru yaitu Sop Duren Green Tea Choco Lava sebagai menu baru yang dapat diandalkan karena saat ini cita rasa green tea sedang diminati).
    -Menentukan sasaran khusus (Individual market  para pemuda yang senang mencoba sesuatu yang baru).
    -Diperoleh strategi pemasaran yang tepat (strategi pengembangan produk).
    5.Hasil akhir : Dengan didapatnya strategi pemasaran yang benar maka dapat diketahui bagaimana keinginan pasar sehingga daya beli masyarakat meningkat.

    BalasHapus
  61. B_122150075_Khaqiq Taufiqu Maula
    Nama objek : PT. Mitra Rekatama Mandiri
    Bagian : Proses Produksi
    Permasalahan : Proses pembuatan spare part handtractor dan transmisi mesin
    Tahap penyelesaian :
    1. Pembuatan Pola : bagian ini merupakan pembuatan bentuk pola dari benda yang akan dicetak serta mempunyai fungsi sebagai rongga cetakan.
    2. Pembuatan cetakan : cetakan yang biasanya digunakan adalah cetakan pasir. Pasir cetak digunakan berulang kali karena tidak bergantung frekuensi, dimana pasir tersebut bersinggungan terhadap bahan logam cair.
    3. Peleburan : dalam proses ini menggunakan mesin induksi dengan energy listrik. Sebelum dilebur, bahan baku logam ditimbang sesuai dengan kebutuhan alat. Kemudian dimasukkan kedalam tempat peleburan hingga bahan-bahan tersebut benar-benar matang, kemudian cairan logam yang sudah siap cetak dialirkan dari tanur peleburan dengan menggunakan alat penggerak yang nantinya diterima oleh ladel yang kemudian dituangkan kedalam cetakan pasir yang sudah siap yang sesuai bentuk, kemudian ditunggu hingga beku sempurna.
    4. Penyelesaian akhir : hal ini dilakukan dengan tahap penyelarasan permukaan, dan diameter hingga sesuai ukuran, kemudian dilanjutkan pengecatan untuk mencegah korosi.
    Hasil Akhir : spare part hand tractor dan transmisi mesin

    BalasHapus
  62. 1.PT GE lighting Indonesia
    2.Proses produksi
    3.Pengoptimalan biaya pembuatan lampu pijar dengan perhitungan EOQ
    4. A. proses Flare
    Pada proses ini Flare tube di proses di mesin Flare, Flare tube tersebut akan dipotong dan dipanaskan sehingga menghasilkan potongan-potongan Flare yang kemudian akan diolah ke mesin Steam.
    B. Proses Steam
    Pada proses ini terjadi penggabungan beberapa komponen lampu yaitu flare, exhaust tube dan lead in wire.
    C. Proses mounting
    Mounting merupakan proses memeasang atau merangkai filament dan penyangga pada hasil mesin steam.
    D. Proses Sealing
    Proses Sealing merupakan proses merangkai hasil mounting dengan bola lampu pijar.
    E. Proses Exhaust
    Proses ini merupakan proses pengisian gas yang diperlukan untuk menghasilkan sinar tampak pada lampu.
    F. Proses Basing
    Pada proses ini dilakukan pemasangan base pada ujun glass bulb.
    G. Proses Flashing Ageing
    Proses ini digunakan untuk mengetes cahaya lampu pijar.
    Dengan metode EOQ kebutuhan biaya persediaan tahun yang akan datang dapat diketahui jumlah besarnya
    5.Lampu pijar

    BalasHapus
  63. B_122150081_Maghvira Andhika Anjasmara

    PT.Mitra Sekawan Rekatama adalah sebuah perusahaan kontraktor yang membidangi General Trading,Engineering,&Construction. Kantornya berlokasi di kota Cilegon,Banten. Beberapa pabrik yang biasa memakai jasa perusahaan ini adalah Dystar color Indonesia (Jerman),Cussons,Givaudan (Prancis),Indofood,Air Liquid,dan beberapa pabrik internasional lainnya. Meskipun biasa memakai harga tender lebih tinggi dari kontraktor lainnya, perusahaan ini tak pernah sepi proyek karena mereka menjamin sanggup menyelesaikan proyek dengan baik dan tepat waktu bahkan lebih cepat dari jadwal,itulah yang membuat mereka mendapat tempat tersendiri oleh client. Untuk sekarang Perusahaan ini masih belum menerima proyek dari bidang sipil dan lebih suka mengerjakan proyek Mechanical Engineering.

    1.Nama Obyek :PT.Mitra Sekawan Rekatama (General Trading,Engineering,&Construction)
    2.Bagian yang diamati : Manajemen
    3.Kegiatan : Menyelesaikan Proyek Pipe Engineering
    4.Tahap menyelesaikan :
    1. Proses tender,dapat permintaan dan penawaran harga proyek dari client atau ROQ(request of quotation)
    2. Memberi penawaran harga dan lama waktu pengerjaan (Schedule)
    3. Proses Negosiasi dari beberapa kontraktor untuk mendapatkan harga akhir (Final Price)
    4. Salah satu kontraktor dinyatakan sebagai pemenang tender
    5. Penerbitan SPK (surat perintah kerja) oleh client atau Purchase Order yang disetujui oleh kedua belah pihak. SPK digunakan sebagai jaminan selama pengerjaan proyek jika di suatu saat ada masalah.
    6. Kontraktor (PT.Mitra Sekawan Rekatama) mulai persiapan kerja.
    a.Pembelian material
    b.Pengiriman tenaga kerja yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan dan bidangnya masing-masing
    c.Pengiriman alat-alat kerja
    7. Kontraktor memulai pekerjaan
    a.Semua karyawan memakai alat keselamatan kerja
    b.Pengecekan standarisasi alat kerja
    8. Langkah fokus ke pekerjaan proyek
    a.Fabrikasi(membentuk,memotong pipa,Welding pipa)
    b.Pengecatan
    c.Pemasangan(Welding lagi)
    d.Pipa di tes dengan air bertekanan 150kbar(untuk pipa gas tertentu)
    e.Inspeksi
    f.COMISIONING atau Pipa di tes lagi dengan zat yang sesungguhnya (jika itu pipa gas Argon,maka di tes dengan gas Argon juga,jika pipa cairan kimia,maka di tes dengan cairan kimia)
    g.Serah terima pekerjaan proyek
    h.Penagihan yang disertai faktur pajak kepada client
    9. Untuk gaji karyawan,waktunya mengikuti schedule gaji yang ada pada perusahaan tersebut dan mengacu pada peraturan Dept.Tenaga Kerja,Karyawan juga menerima asuransi saat bekerja.
    5. Hasil akhir: Proyek selesai,Client senang,Para karyawan dapat gaji untuk menghidupi keluarganya

    BalasHapus
  64. B_122150077_Gusdiniarko Burhan
    PT Krakatau Steel adalah perusahaan baja terbesar di Indonesia. BUMN yang berlokasi di Cilegon, Banten ini berdiri pada tanggal 31 Agustus 1970. Produk yang dihasilkan adalah baja seperti baja lembaran panas, baja lembaran dingin, dan baja batang kawat. Hasil produk ini pada umumnya merupakan bahan baku untuk industri lanjutannya.
    Baja merupakan logam yang kuat, keras, dan kokoh sehingga banyak digunakan dalam berbagai bidang. Salah satunya sebagai penyokong di hampir seluruh bangunan-bangunan bertingkat. Tentunya ini mengundang ketertarikan dalam mempelajari proses produksi pembuatan baja, bagaimana proses pembuatan baja serta bagaimana baja bisa begitu kokoh digunakan alam berbagai bidang untuk membantu kegiatan manusia sehari-hari.
    1.Nama obyek : PT Krakatau Steel (Persero) Tbk
    2.Bagian yang diamati : Proses Produksi
    3.Permasalahan : Bagaimana proses produksi pembuatan baja?
    4.Tahap Penyelesaian
    Proses produksi pembuatan baja
    PT. Krakatau Steel berada di Kota Cilegon, dimana sebelah utara terdapat pelabuhan Merak, sebelah barat terdapat pelabuhan Cigading, sebelah timur dan selatan terdapat Kabupaten Serang, yang semuanya masuk dalam Provinsi Banten. Adapun beberapa hal yang ,enjadi dasar pertimbangan pabrik disini ialah sebagai berikut :
    a.Dekat dengan laut, sehingga dapat memudahkan pengangkutan bahan baku dan produk menggunakan kapal.
    b.Dekat dengan daerah pemasaran (Ibukota)
    c.Tanah yang tesedia untuk pabrik cukup luas
    d.Sumber air cukup memadai
    e.Adanya jaringan rel kereta api dan jalan raya yang memadai untuk pengangkutan.
    Layout Pabrik
    Sedangkan adanya tata letak pabrik bertujuan sebagai berikut :
    a.Memudahkan jalur transportasi dalam pabrik untuk menunjang proses produksi dan pengangkutan bahan baku serta produk baik jalur air maupun darat.
    b.Memudahkan pengendalian proses produksi, karena adanya pengelompokkan peralatan dan bangunan selektif berdasarkan proses masing-masing.
    c.Adanya bengkel didalam pabrik sehingga memudahkan perbaikan perawatan dan pembersihan alat.
    d.Jalan yang cukup luas sehingga memudahkan pekerja bergerak dan menjamin keselamatan kerja karyawan.

    Proses Produksi
    PT. Krakatau Steel dalam proses produksinya secara global terbagi menjadi beberapa urutan proses yang dilakukan secara bertahap, yaitu:
    1.Proses produksi besi spons (Iron Melting).
    2.Proses produksi baja billet (Billet Steel).
    3.Proses produksi baja slab (Slab Steel).
    4.Proses pengerolan baja lembaran panas (Hot Strip Mill)
    5.Proses pengerolan baja lembaran dingin (Cold Rolling Mill)
    6.Proses Batang Kawat/ Wire Road Mill (WRM)
    Didalam melakukan proses produksinya PT. Krakatau Steel mendapatkan bahan baku dari dalam negeri dan juga impor.
    5.Hasil Akhir
    Baja lembaran panas, baja lembaran dingin, dan baja batang kawat

    BalasHapus
  65. B_122150095_Alver Pramudito Zakiri

    Kedai Bakmi Kang Karjo merupakan tempat makan yang berada di jalan Sekarsuli – Berbah. Tempat makan ini sudah berdiri sejak 2010. Tempat makan ini buka pada pukul 17.00 hingga 22.00. Walau terbilang baru, tidak sedikit warga Jogja yang rela berjalan jauh demi makan malam di tempat ini. Menu yang ditawarkan beraneka ragam seperti Bakmi, Fuyunghai, Mi Goreng, Kwetiau, dan Capcay.

    A:. Nama Obyek : Kedai Bakmi Kang Karjo
    B. Bagian yang diamati : Proses Produksi
    C. Kegiatan : Pembuatan Kwetiau Goreng
    D. Tahap menyelesaikan
    1. Nyalakan Api dengan suhu rendah pada kompor
    2. Tumislah bawang putih dan bawang Bombay, terus lakukan hingga harum.
    3. Masukkan telur, orak arik lah.
    4. Naikkan suhu api pada kompor
    4. Masukkan daging ayam yg sudah dipotong potong,
    5. Masukkan udang serta cumi. Aduklah sampai berubah warna.
    5. Kemudian masukkan bumbu dan air, biarkan dulu sampai mengental.
    6. Yang terakhir masukkan kwetiau, lalu masak lagi sampai bumbu meresap sampai kuah habis. 7. Jika sudah habis angkat dan sajikan selagi hangat.

    E. Hasil Akhir : Kwetiau Goreng

    BalasHapus
  66. B_122150094_Effie Azaria

    1. Nama Obyek: Toko Bakpia Patuk 75
    2. Bagian yang diamati/ diambil: Perencanaan produksi
    3. Permasalahan/ kegiatan: Perencanaan produksi yang optimal untuk memaksimasi output produksi tetapi biaya yang dikeluarkan minimum.
    4. Tahap menyelesaikan :
    a) Mengumpulkan data-data yang dibutuhkan:
    - Data ketersediaan kapasitas waktu kerja yang tersedia dan waktu prosesnya
    - Data permintaan Bakpia
    - Data kebutuhan bahan baku
    - Biaya tenaga kerja
    - Biaya bahan baku
    - Biaya overhead pabrik
    b) Menghitung biaya produksi
    c) Melakukan agregasi data permintaan
    d) Melakukan peramalan
    e) Melakukan disagregasi hasil peramalan
    f) Membuat formulasi matematika dari goal programming
    g) Menentukan solusi optimal dengan bantuan software WinQsb
    5. Hasil akhir
    Jumlah kombinasi produk yang tepat, biaya minimal, dan tidak melebihi kapasitas.

    Sumber: Tugas Akhir Yan Ellia H. Hutagaol (122110025) – Perencanaan Produksi Menggunakan Metode Goal Programming – Studi Kasus di Bakpia Pathuk 75

    BalasHapus
  67. B_122150058_Efendi Setiawan

    1. Nama Obyek: Pabrik Tahu Bu Martini
    2. Bagian yang diamati/ diambil: Produksi
    3. Permasalahan/ kegiatan: Proses Produksi Tahu
    4. Tahap menyelesaikan :
    Tahap-tahap pembuatan tahu
    a. Kedelai di rendam selama kurang lebih 2 jam
    b. Setelah selesai di rendam, kedelai di cuci untuk menghilangkan kulit ari pada kedelai, kemudia di tiriskan
    c. setelah sisa air cucian berkurang, kedelai di giling menggunakan mesin penggiling
    d. hasil gilingan kedelai tadi di rebus sampai air mendidih atau sekitar 30 menit
    e. hasil rebusan tadi kemudian di saring untuk mendapatkan sari kedelai, dan ampasnya bisa di gunakan untuk pakan ternak. air hasil saringan ini di tampung dalam wadah tersendiri.
    f. kemudian sari kedelai di campur dengan sedikit air saringan tadi atau "air kecut" supaya sari kedelai bisa jadi tahu
    g. setelah tercampur, pati atau sari kedelai di cetak dan di press selama 15 menit.
    h. setelah pengepresan maka jadilah tahu putih, dan di potong sesui keingingan.
    i. hasil potongan tersebut kemudia di goreng dengan minyak oanas selama kurang kebih 5 menit untuk menghasilkan tahu coklat.
    5. Hasil akhir
    Tahu

    BalasHapus
  68. B_122150079_Ilham Pangestu Utomo

    Bank Mandiri adalah salah satu bank terkemuka di Indonesia yang memberikan pelayanan kepada nasabah yang meliputi segmen usaha Corporate, Commercial, Micro & Retail, Consumer Finance dan Treasury & International Banking. Pada awal mulanya Bank Mandiri merupakan gabungan antara 4 bank besar Indonesia yaitu Bank Bumi Daya, Bank Exim, Bank Dagang Negara, dan Bapindo. Bank Mandiri pada saat ini memiliki anak-anak perusahaan untuk mendukung bisnis utamanya yaitu: Mandiri Sekuritas (jasa dan layanan pasar modal), Bank Syariah Mandiri (perbankan syariah), AXA-Mandiri Financial Services (asuransi jiwa), Bank Sinar Harapan Bali (UMKM) serta Mandiri Tunas Finance (jasa pembiayaan),

    Bank Mandiri sampai Juni 2010 mempekerjakan 24,282 karyawan dengan 1.180 kantor cabang dan 7 kantor cabang/perwakilan/anak perusahaan di luar negeri. Layanan distribusi Bank Mandiri juga dilengkapi dengan 5.224 ATM, yang tersambung dalam jaringan ATM Link dengan jumlah total 14.359 ATM, Jaringan Electronic Data Capture (EDC) 35.961 unit serta electronic channels yang meliputi Internet Banking, SMS Banking dan Call Center 14000.
    1/ Nama Obyek : PT Bank Mandiri (Persero), Tbk
    2/ Bagian yang Diamati / Diambil : Pelayanan & Pemasaran
    3/ Permasalahan / Kegiatan : Pencarian Nasabah
    4/ Tahap Penyelesaian :
    a. Menentukan dan mencari daerah-daerah yang berpotensi dalam perkembangan ekonominya tetapi masih memiliki sistem tradisional dan belum begitu mengenal sistem perbankan.
    b. Mengumpulkan database terkait daerah yang akan dituju dalam pencarian nasabah.
    c. Mempelajari dan mulai mengenali database yang telah dipilih.
    d. Menentukan hari kunjungan survey, akan lebih baik di akhir pekan agar tidak mengganggu hari saat bekerja.
    e. Menentukan lokasi-lokasi yang akan dituju.
    f. Bertemu dengan calon nasabah dan menyampaikan maksud tujuan datang yaitu menawarkan untuk menjalin hubungan bisnis. Kemudian kenali apa yang dibutuhkan nasabah, gali kebutuhan yang ada, dan ciptakan kebutuhan untuk mereka. (Dalam hal ini seorang karyawan datang bukan untuk mencari kebutuhannya meskipun memang mereka membutuhkan nasabah itu, tetapi mereka datang sebagai orang yang siap memberikan bantuan eksklusif bagi mereka yang mebutuhkan jasanya).
    g. Menjalin hubungan dengan nasabah dan membangun kepercayaan diantara keduanya.
    5/ Hasil Akhir : Nasabah bergabung dan menjalin relasi yang dapat menguntungkan keduanya.
    *Sumber : Pemaparan dan penyampaian oleh Kepala Cabang Bank Mandiri, kantor cabang Madiun Jawa Timur
    http://hindayani.com/
    http://ir.bankmandiri.co.id/

    BalasHapus
  69. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  70. B_122150084_Aprininda Aisya Nurwitasari

    1. Nama Objek : PT. COCA-COLA AMATIL INDONESIA. Lokasi Jl. Sukarno - Hatta KM 30
    Kel. Harjosari, Kec. Bawen, Kab. Semarang 50501
    2. Bagian yang diamati : Proses Produksi
    3. Permasalahan/kegiatan : Proses Pembuatan Produk Coca-Cola Botol
    4. Tahap Penyelesaian :
    A. Tahap pertama untuk menghasilkan Coca-Cola sangat sederhana, yaitu membuat sirup yang terdiri dari gula dan air. Airnya disaring dengan seksama karena bagi “Coca-Cola” bahan baku berkualitas tinggi sangat mutlak diperlukan.
    B. Untuk memastikan bahwa air yang digunakan untuk produk botol dan kaleng benar-benar bersih dan murni, air tersebut disaring. Para teknisi pengawasan mutu menguji air tersebut berkali-kali sebelum digunakan untuk membuat produk akhir.
    C. Pemeriksaan dan pengujian berlanjut. Perangkat canggih membantu para teknisi memeriksa segala segi proses, mulai dari kondisi tiap kemasan hingga kadar karbondioksida, rasa dan kandungan sirup. Pada tahap ini, campuran sirup diperiksa
    D. Sirup kemudian ditambahkan dengan konsentrat “Coca-Cola”. Sari rasa untuk “Coca-Cola ini dibuat di pabrik-pabrik The Coca-Cola Company dan hingga kini tetap merupakan rahasia dagang terbesar di dunia. Teknisi kemudian mencicipi, memeriksa dan mencatat campuran setiap batch sirup dengan seksama. Setelah pencampuran, cairan siap untuk diberi tambahan karbondioksida. Pengawasan mutu yang amat ketat adalah alasan mengapa “Coca-Cola” dikenal sebagai minuman yang memiliki kadar soda yang paling sempurna.
    E. Rangkaian botol dari gelas atau plastik PET (Polyethelyne terephthalate) maupun kaleng sekarang dalam jumlah sangat besar siap untuk diisi dengan produk akhir. Botol-botol pun harus melalui pemeriksaan yang amat teliti. Pertama-tama dicuci dan dibasuh kemudian diperiksa secara elektronik dan manual. Barulah boto-botol tersebut siap untuk diisi dengan minuman ringan paling popular di dunia saat ini.
    F. Botol demi botol diletakkan di atas ban berjalan agar dapat terisi secara otomatis. Cara tersebut menjamin jumlah dalam tiap botol akurat, dan penutupan botol secara otomatis menjamin kadar higienis yang sempurna pula.
    G. Terakhir, botol-botol diberi label, kode produksi dan dikemas dalam karton-karton atau dimasukkan ke dalam krat.

    5. Hasil Akhir : Minuman Coca-cola dalam botol.

    *Sumber : https://tugaspom.wordpress.com/2011/12/08/laporan-company-visit-coca-cola-amatil-indonesia/

    BalasHapus
  71. A_122150028_Metha Dhiya’ Arwendaputri
    PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971.
    B. Isilah dalam bentuk isian berikut:
    1. Nama Obyek: PT Astra Honda Motor Plant 3 Cikarang
    2. Bagian yang diamati/diambil: Pengendalian Kualitas
    3. Permasalahan/kegiatan: Analisis Pengendalian Kualitas Produk Front Vender (Spakbor Depan) Vario 125 di Unit Plastic Injection
    4. Tahap menyelesaikan
    Pengendalian kuliatas atas produk yang diproses dilakukan secara visual, maksudnya pemeriksaan atas kualitas produk dilakukan langsung oleh operator yang bersangkutan, jadi kualitas suatu produk di perusahaan dikendalikan seacara awal oleh perusahaan mulai dari bahan bakunya, sedangkan pada saat pemrosesan dilakukan pengebdalian mutu proses statik dalam melakukan pengendalian tersebut dapat digambarkan dengan batas atas (upper control limit) dan batas bawah (lower control limit) serta garis tengahnya (control limit). Pengendalian mutu proses statistik ini meliputi pengendalian mutu proses variabel (menggunakan data variabel) dan pengendalian mutu proses dengan atribut (menggunakan data atribut).
    a. Peoses produk jadi
    1. Biji plastik ABS
    2. Mesin oopler
    3. Mesin cetak
    4. Mesin scrub
    5. Produk jadi
    b. Metode pemeriksaan bahan dan peralatannya
    1. Mengadakan penyempurnaan untuk meningkatkan hasil produksi
    2. Mengembangkan atau membuat inovasi dengan membuat produk yang lebih baru agar menambah kepuasaan pada konsumen
    3. Memberikan pelatihan kepada karyawan agar dapat meningkatkan kualitas kerjanya
    4. Meningkatkan kualitas produksi sehingga permintaan di pasar dapat dipenuhi
    c. Mekanisme sistem pengendalian kualitas
    1. JIS (Japan Industrial Standard)
    2. SII (Standard Industri Indonesia)
    3. SNI (Standard Nasional Indonesia)
    4. HES
    5. ISO 9001
    6. ISO 14001
    7. ISO 17025
    8. OHSAS 180001
    5. Hasil akhir: Produk spakbor depan vario 125 di PT Astra Honda Motor terkendali secara statistik dan berkualitas

    BalasHapus
  72. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  73. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  74. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  75. A_122150005_Yuli Anggria Ningsi Manurung
    1. Nama Obyek : PT Rahayu Santosa
    2. Bagian yang diamati/ diambil : Proses produksi bus
    3. Permasalahan/ kegiatan : Proses pembuatan produk, pemilihan material
    4. Tahap menyelesaikan:
    1. Deng (Design Engenering)
    Untuk memulai proses produksi atau menghasilkan barang perlu membuat gambar atau design yang akan dibuat. Sehingga gambar sangat dibutuhkan untuk mengetahui bentuk dan ukuran sebuah barang. Selain itu gambar juga untuk bahasa komunikasi antar bagian produksi dalam proses pengerjaan barang tersebut. Di PT. Rahayu Santosa, tugas design dan gambar diserahkan di bagian Deng (Design Engenering).
    2. Manufacture
    Proses produksi bus di PT. Rahayu Santosa dimulai dari divisi Manufacture. Bisa dianggap demikian karena pengerjaan awal dari bahan mentah menjadi komponen-komponen. Kemudian akan dikerjaan pada divisi-divisi selanjutnya.PT. Rahayu Santosa merupakan karoseri yang sebagian memproduksi bus, sehingga sebagian besar bahan yang digunakan adalah plat dan pipa kotak. Pada divisi manufacture ini terdiri dari 2 bagian yaitu pembuatan komponen (Machine Work) dan penggabungan komponen (Sub Assy).
    AC, Bulkhead Assy.
    3. Pra Produksi
    Sebelum produksi dimulai, ada divisi yang mempersiapkan salah satu bahan yaitu chassis. Chassis yang dibeli langsung dari pabriknya belum bisa dipakai sehingga harus dilakukan beberapa modifikasi. sehingga tugas utama dari Pra Produksi yaitu memasang bracket/dudukan untuk penggabungan antara chassis dengan Body bus. Selain memasang bracket, ada beberapa pekerjaan yang dilakukan yaitu modifikasi-modifikasi untuk pemasangan komponen-komponen sesuai kebutuhan karoseri serta modifikasi chassis. Dari beberapa pekerjaan yang dilakukan kualitas chasis harus tetap sama, sehingga karoseri harus bertanggung jawab kepada pelanggan bus apabila terjadi kerusakan chassis yang diakibatkan oleh karoseri.Divisi
    4. BIW (Body in White)
    Setelah semua bahan dan komponen sudah siap dan tersedia, proses perakitan bus dimulai di divisi ini. Divisi Body in White terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian body assy dan metal finish. Di bagian body assy terdapat 3 station, sedangkan di metal finish ada 4 station.
    5. Painting shop
    Setelah proses perakitan dan pemasangan plat-plat di BIW, kemudian akan dicek oleh Quality Gate. Apabila sudah sesuai dengan standar yang diterapkan akan berjalan ke tahap selanjutnya yaitu pengecatan.
    Langkah selanjutnya dalam proses produksi bus di PT Rahayu Santosa adalah Triming yaitu pemasangan komponen-komponen interior maupun exterior.
    7. PDI
    PDI merupakan pengecekan akhir kendaraan yang sudah jadi. Kendaraan di cek kelengkapan peralatannya, fungsi-fungsi operasional, kesesuaian dengan spesifikasi, pemolesan dan pembersihan, serta persiapan administrasi dan dokumen untuk pengiriman. Jika masih di temukan ketidak sesuaian / kesalahan maka kendaraan akan dikembalikan lagi ke proses yang bersangkutan. Dan jika sudah tidak ada masalah, kendaraan siap untuk diserahkan ke konsumen.
    5. Hasil akhir : Produk kendaraan dengan type Standart Product (Big Bus, Medium Bus, Small Bus, Mini Bus) dan Special Design (Ambulance, Busway, Mobil Toilet, Mobil Patroli, Mobil Gegana POLRI,Mobil Samsat Keliling dll.)

    BalasHapus
  76. A_122150036_SYAFIRA IZMALIZA YULISTYA

    1. Nama objek : PT. Djarum Kudus yang bertempat di OASIS
    2. Bagian yang diamati : Produktivitas kerja dan Tata Letak Fasilitas
    3. Permasalahan :
    1. Teralalu focus pada salah satu departemen sehingga produktivitasnya menjadi kurang optimal.
    2. peletakkan material yang cenderung tidak teratur mengakibatkan sulitnya pekerja yang dituntut untuk bergerak cepat sehingga terjadi pemborosan dalam segi waktu dan tenaga.
    4. Tahap penyelesaian :
    1. Memerhartikan departemen yang lain agar terjadinya keseimbangan aliran kerja yang optimal.
    2. pemberian faktor kelonggaran dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada pekerja untuk melakukan hal-hal yang dapat dilakukannya : menghilangkan rasa lelah,kebutuhan pribadi
    3. Untuk dapat menyelaraskan pendapat dan peraturan antar regu, sebaiknya diperlukan adanya meeting antar kepala regu dan pengawas pada masing-masing regu sehingga nantinya dapat membicarakan hal-hal yang berkenaan dengan pengaturan dan penyelesaian arsip-arsip di bagian material preparation.
    4. Pemberian reward dan penghargaan terhadap regu yang prestasi kerjanya baik yang berguna untuk memotivasi pekerja. Di samping itu, dapat juga dilakukan dengan cara diadakan refreshing paling tidak setiap 1 tahun sekali sehingga pekerja tidak jenuh dalammenjalankan rutinitas pekerjaannya sehari-hari.
    5. Kesimpulan : Mengenai produktivitas pekerjawanita regu A, dapat diketahui bahwa pekerja wanita regu A menerapkan pekerjaanmulti tasking di manasetiap pekerja harus mampu untuk melakukan keseluruhan pekerjaan yang ada di bagian material preparation. Dengan adanya pekerjaan multi tasking ini ternyata sangat mempengaruhi tingkat produktivitas yang dialami oleh masing-masing pekerja. Ada pun hal positif yang ditimbulkan adalah ketika pekerja seharusnya menganggur, pekerja tersebut dapat membantu pekerja lain dalam melakukan pekerjaannya sehingga mempermudah pekerjaan yang ada.

    BalasHapus
  77. C_122150104_Yogya Willy Handoyo

    1. Nama Obyek : PT. Baker Hughes Indonesia, Duri – Riau
    2. Bagian Yang Diamati : Tingkat Kebisingan Area Kerja Workshop
    3. Permasalahan : Tingkat Kebisingan Mesin pada area workshop PT. Baker Hughes Indonesia apakah melebihi paparan dosis harian yang diizinkan Occupational Safety and Health Administration
    4. Tahap Menyelesaikan :
    • Pengumpulan data harian tingkat kebisingan tiap lokasi kerja dari pukul 08.00-16.00 menggunakan Sound Level Meter
    • Mengolah data meliputi, Perhitungan Total Dosis Kebisingan (D), Perhitungan Time Weighted Average (TWA)
    • Membandingkan hasil pengolahan data dengan standar kebisingan yang ditetapkan OSHA
    5. Hasil Akhir :
    • Mesin Sandblasting Process dan Steam and Wash memiliki tigkat paparan rata-rata kebisingan harian (TWA) melebihi standar minimal untuk kebisingan
    • Sedangkan mesin Pump Test dan mesin Motor Test memiliki tingkat paparan kebisingan dibawah standar baik menurut S.Kep Menteri Tenaga Kerja No : KEP-51/MEN/1999) ataupun menurut OSHA

    SUMBER : LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. BAKER HUGHES INDONESIA DURI-RIAU,
    ANALISIS KEBISINGAN AREA KERJA WORKSHOP PADA PT. BAKER HUGHES INDONESIA, WAHYU HIDAYAT (TEKNIK INDUSTRI UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2014

    BalasHapus
  78. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  79. A_122150020_LAILATUS SHOIMAH PARMANA
    1. Nama Obyek : PT. Pertamina (persero) RU IV Cilacap
    2. Bagian yang diamati : Perencanaan bahan baku
    3. Permasalahan : merencanakan kebutuhan bahan baku
    4. Tahap menyelesaikan :
    a. Mengumpulkan data seperti :
    - Data permitaan aktual BBM selama 12 bulan
    - Bill of Material
    - Data persediaan safety stock dan lot size
    b. Mengolah data
    - Menghitung permintaan agregat untuk tiap BBM
    - Melakukan peramalan dengan menggunakan software QS. 3.0
    - Verifikasi hasil peamalan
    - Menghitung disagregasi
    - Menghitung kebutuhan bahan baku BBM menggunakan metode MRP
    c. Analisis
    5. Hasil akhir
    Plot permintaan BBM pada periode Januari 2010 sampai dengan Oktober 2010 membentuk unsur trend .
    Berdasarkan perhiungan MRP dapat diketahui bahwa kebutuhan crude oil pada bulan November 2010 sampai dengan Agustus 2011 ada sebagai berikut :
    - November 2010 : 7.389.290 barrel crude oil
    - Desember 2010 : 8.035.000 barrel crude oil
    - Januari 2011 : 7.975.000 barrel crude oil
    - Februari 2011 : 7.885.000 barrel crude oil
    - Maret 2011 : 8.035.000 barrel crude oil
    - April 2011 : 7.885.000 barrel crude oil
    - Mei 2011 : 8.205.000 barrel crude oil
    - Juni 2011 : 7.885.000 barrel crude oil
    - Juli 2011 : 8.125.000 barrel crude oil
    - Agustus 2011 : 7.885.000 barrel crude oil

    BalasHapus
  80. C_122150115_Raka Ardiansyah Putra
    PT. Adev Natural Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik dan personal care yang berbasis natural dan alami, dengan adanya kecenderungan pasar menengah dan atas yang sangat perduli terhadap kesehatan dan perubahan iklim dunia, produk natural dan alami juga memiliki kecenderungan aman terhadap kesehatan manusia.
    1. Nama Obyek : PT. Adev Natural Indonesia
    2. Bagian yang diamati : Proses Produksi
    3. Kegiatan : Proses pembuatan sabun mandi
    4. Tahap Penyeslesaian : Pertama siapkan bahan dan alatnya sebagai berikut > timbangan digital, pengaduk dari kayu atau stainless steel, wadah atau tempat untuk adonan sabun, cawan, sarung tangan dari plastik, masker, thermometer, alat cetak, dan mixer untuk pengaduk. Sedangkan bahan yang harus anda siapkan adalah : Lemak 300 g, minyak sawit 200 g, minyak kelapa 150 g, air 198 ml, serta soda api 92,09 g. Setelah semua bahan dan alat siap, maka selanjutnya ke proses pembuatannya.
     Masukkan air kedalam cawan yang sudah berisi soda api atau Natrium Hidroksida kemudian aduklah.
     Panaskan bahan dasar sabun yang merupakan campuran minyak sawit dan minyak kelapa kedalam wadah yang sudah disediakan.
     Setelah suhu pemanasan minyak tercapai, selanjutnya tuangkan larutan soda api kedalam wadah,
     Aduk dengan mixer sampai cairan berubah menjadi kental dan terbentuk trace (lapisan tipis berupa gliserin).
     Apabila sudah terbentuk trace, selanjutnya masukkan adonan secara perlahan kedalam cetakan sabun, kemudian tutup dengan kain handuk dan letakkan pada ruangan yang gelap selama 2 hari.
     Setelah selang 2 hari ambil sabun dari cetakan, kemudian potonglah sabun sesuai keinginan anda dan biarkan sabun berada di ruangan terbuka hingga beberapa hari.
     Sabun baru bisa digunakan minimal setelah 1 minggu kemudian. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan soda api didalam sabun sehingga terhindar dari iritasi kulit
     Cuci alat-alat bekas untuk membuat sabun, sebelum mencucinya olesi dulu alat dengan cairan cuka apel. Hal ini bertujuan untuk menetralisir kandungan soda api yang mempunyai sifat korosif.
     Cuci tangan anda dengan menggunakan minyak zaitun supaya kulit tangan anda tidak mengelupas.
    5. Hasil Akhir : Produk Sabun Mandi

    Sumber : http://adevnatural.com/membuat-sabun-mandi/

    BalasHapus
  81. C_122150118_Ainun Fitriyah Nurrochma
    A.
    Kebutuhan akan minuman atau makanan yang sangat baik bagi kesehatan semakin meningkat dari hari ke hari. Munculnya minuman isotonik sebagai pengganti ion tubuh yang hilang semakin diminati oleh masyarakat Indonesia. Pocari Sweat, merupakan minuman isotonik yang diproses dengan menggunakan teknologi aseptik yang lebih baru dan lebih bersih. Komposisi minuman ini mirip dengan cairan tubuh dengan kandungan elektrolit yang seimbang. Banyaknya minat terhadap produk Pocari Sweat, membuat perusahaan asal Jepang Otsuka Pharmaceutical Co., Ltd melebarkan sayapnya dengan investasi di Indonesia. Pabrik yang dibuka diberi nama PT. Amerta Indah Otsuka yang berlokasi di Kejayaan, Pasuruan, Jawa Timur yang merupakan pabrik ke dua.
    B.
    1. Nama Objek : PT. Amerta Indah Otsuka
    2. Bagian yang diamati : Proses produksi
    3. Permasalahan/kegiatan : Proses Pembuatan Produk Pocari Sweat dalam kemasan botol 500 ml
    4. Tahap penyelesian:
    a.Tahap pembuatan larutan Pocari Sweat, air yang digunakan berasal dari mata air pilihan. Lalu, air mengalami proses demineralisasi. Selanjutnya, air dicampur dengan bahan – bahan baku yang telah lulus uji pemeriksaan. Kemudian, larutan dipasteurisasipada waktu dan suhu tertentu.
    b.Tahap pembuatan botol dengan menggunakan bahan dasar botol ukuran 9 cm. kemudian, ditiup menggunakan biomorbine hingga terbentuklah botol dengan ukuran 500 ml. Lalu, botol disalurkan ke tempat pencucian, botol di rainshing dengan air panas.
    c.Tahap pengisian dan penutupan. Setelah sebelumnya botol diisi dengan larutan Pocari Sweat. Kemudian botol ditutup dengan sistem 3 putaran yang unik. Hal ini digunakan agar kandungan Pocari Sweat selalu dalam keadaan higienis dan bebas bakteri. Kemudian pada tahap pasteurisasi, botol– botol disalurkan kedalam Hole Packaging Pasteurisasi dengan pengaturan suhu yang ditentukan selama beberapa detik sehingga terhindar dari berbagai macam bakteri dan juga sebagai penambah ketahanan produk. Karena, produk ini tidak menggunakan bahan pengawet. Selanjutnya, didinginkan.
    d.Tahap pelabelan. Setelah didinginkan. Lalu, disalurkan ke Shrink Tank untuk proses pressing label. Kemudian pencantuman kode best before dengan menggunakan sistem inject . Jika pada proses sebelumnya didominasi kinerja robotic. Namun, pada proses ini membutuhkan 1 orang atau lebih untuk mengontrol kemasan apakah sudah lulus standar atau belum. Pada proses ini juga membutuhkan kamera khusus. Apabila terdapat yang tak lulus standar akan dipisahkan. Pengemasan Botol – botol yang lulus standar selanjutnya bergerak menuju autocaser guna proses pengepakan dan selanjutnya disimpan dalam gudang.
    5.Hasil Akhir : Minuman Pocari Sweat dalam kemasan botol 500 ml.
    Sumber:
    Eka, Meliana. 2013. Laporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan Indofood
    Tersedia:http://www.slideshare.net/melinaeka/laporan-kunjungsn?from_action=save
    Indria Naning. Laporan Kunjungan Industri.
    Tersedia: https://www.academia.edu/5381427/LAPORAN_KUNJUNGAN_INDUSTRI

    BalasHapus
  82. C_122150112_Rini Theresia

    1. Nama Obyek : PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Tangerang
    2. Bagian yang diamati/ diambil : Sistem produksi kertas
    3. Permasalahan/ kegiatan : Proses pembuatan lembaran kertas (paper machine)

    4.Tahap menyelesaikan :
    1. mengalirkan bubur pulp dari machine chest ke dalam stuff box
    2. Proses cleaning untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang masih terbawa oleh bubur pulp
    3. menghilangkan serat-serat yang menggumpal serta pengotor yang ikut terbawa di dalam bubur pulp untuk mendapatkan ukuran bubur pulp yang homogen
    4. mengatur aliran bubur pulp yang keluar dari horizontal screen agar menghindari terbentuknya gumpalan-gumpalan serat pada bubur pulp dan untuk menyebar dan meratakan bubur pulp ke atas permukaan wire
    5. Dewatering atau proses pengurangan kadar air
    6. Pressing
    7. Drying atau pengurangan kadar air yang dilakukan dengan alat cylinder dryer
    8. Calendering
    9. Reeling atau kertas digulung menjadi jumbo roll

    5.Hasil Akhir : kertas yang berbentuk jumbo roll

    *Sumber : Laporan kerja Praktek Eria Marina (6207025), Ester Tania S.P (6207026), Ernawati (6207098) di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Tangerang Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri universitas Katolik Parahyangan Bandung 2010

    BalasHapus
  83. C_122150117_Riany Marifatika

    1. Nama Obyek: PT. Amerta Indah Otsuka
    2. Bagian yang diamati: Proses Produksi
    3. Permasalahan/ kegiatan: Proses pembuatan minuman Pocari Sweat
    4. Tahap menyelesaikan:

    a. Pembuatan botol :
    1. Membentuk resin (biji plastik) menjadi preform (bakal botol pocari) yang kemudian akan dibuat untuk botol pocari sweat menggunakan Injection moulding
    2. Membentuk preform (bakal botolpocari) menjadi botol pocari menggunakan Blow molding. Sistem alat ini yaitu dengan menghembuskan udara ke dalam peform yang kemudian akan membentuk botol sesuai kemasan botol yang diinginkan.

    b. Pembuatan Larutan :
    1. Menimbang bahan baku yang berupa garam-garam yang dicampurkan ke dalam air sesuai dengan komposisi yang ditetapkan.
    2. Menyiapkan tangki penampung, digunakan untuk menampung air Arthesis yang digunakan sebagai bahan baku.
    3. Mencampur dan melarutkan garam, gula dan air sebagai komposisi cairan pocari sweat menggunakan mixer.

    c. Proses pengemasan pocari :
    1. Mensterilkan botol dan tutup botol agar terhindar dari kontaminan menggunakan mesin sterilisasi.
    2. Memasukkan produk pocari sweat ke dalam botol yang sudah steril menggunakan Mesin filling capping.
    3. Memberi label secara otomatis menggunakan mesin pelabelan yang terdiri dari cap sterilisation, cap sorter, capchecker pada produk pocari sweat yang sudah dikemas.
    4. Menyeleksi/mendeteksi produk-produk yang rusak atau tidak sesuai dengan standar pocari sweat menggunakan mesin detektor yang terdiri dari mesin bottle preassure detector,labeller, link jet printer bottle, camera inspector, sehingga produk yang tidak sesuai dapat disingkirkan.
    5. Mengemas dan menata produk pocari sweat jadi ke dalam kardus kemasan pocari sweat menggunakan Mesin auto caser, yaitu mesin pengemas yang digunakan untuk mengemas.

    5. Hasil akhir: Produk minuman Pocari Sweat

    Sumber: http://intan1003.blogspot.co.id/2012/06/laporan-kunjungan-industri-pt-amerta.html

    BalasHapus
  84. C_122150111_Zakat Nuh Zikirullah

    sandangan lawas merupakan suatu usaha di bidang pakaian atau bisa disebut juga FO(factory Outlet). Lokasinya berada di komplek keraton tepatnya di jalan nagan tengah 46. sandangan lawas menjual berbagai macam pakaian lawas mulai beberapa generasi mulai dari tahun 70an sampai dengan 90an mulai dari baju, gaun, topi, kemeja dan celana. tujuan mereka mendirikian sandangan lawas yaitu untuk merantas perkembangan model baju. Sandangan Lawas bukan cuma menjual pakaian saja tetapi dapat juga penyewaan baju untuk photo session dan lainnya.

    1. Nama Objek: Sandangan Lawas (toko pakaian)
    2. Bagian yang Diamati: bagian keuangan dan pemasaran
    3. Permasalahan: Bagaimana cara menentukan harga baju yang akan dijual dan target pemasarannya
    4. Tahap Menyelesaikan:
    untuk menentukan harga baju yang akan dijual karena barang tersebut adalah barang bekas yang diricycle maka caranya
    a. Lihat dari pasaran berapa harga yang layak diberi harga barang tersebut
    b. biaya proses reparasi baju karena bajunya di ricycle dari barang bekas menjadi barang yang layak dipakai maka diberi harga jual sesuai ongkos yang dikeluarkan pada saat reparasi barang tersebut.
    c. cara mendapatkan barangnya karena barang tersebut kadang langka dan ada juga yang dapat secara cuma cuma
    target pemasaran yang akan dituju yaitu pada seorang yang suka terhadap pakaian lawas, siswa SMA yang mau menyewa dalam kegiatan buku tahunan, foto prewedding, penyewaan peran dalam drama, dan lainnya.

    BalasHapus
  85. A_122150026_Dyah Nuraini Ratnashita

    1.Nama obyek: PT. Mitra Rekatama Mandiri yang berlokasi di Kop. Baja Ceper, Klaten, Jawa Tengah.

    2.Bagian yang diamati: Inventory

    3.Permasalahan: Jumlah persediaan bahan baku gram besi untuk proses produksi

    4.Tahap menyelesaikan:
    a.Membuat batasan masalah yaitu data bahan baku gram besi yang digunakan adalah data permintaan produk Roll 6 x 8,75” oleh PT. Tri Duta Perkasa pada bulan Agustus 2013 – Januari 2014
    b.Mengkaji teori – teori tentang inventory yang sesuai dengan permasalahan yang ada
    c.Melakukan pengumpulan data –data yang terdiri dari:
    1.Data permintaan produk selama periode Agustus 2013 – Januari 2014
    2.Harga rata – rata bahan baku
    3.Supply bahan baku
    4.Biaya simpan
    d.Melakukan perhitungan sisa stock bahan baku gram besi
    e.Menarik kesimpulan dari penelitian/perhitungan yang telah dilakukan
    f.Memberikan saran kepada PT. Mitra Rekatama Mandiri dalam hal perbaikan sistem perencanaan dan pengendalian bahan baku gram besi

    5.Hasil akhir:
    a.Hasil perhitungan rata – rata kebutuhan bahan baku gram besi adalah 5310 kg/bulan.
    b.Hasil perhitungan sisa stock bahan baku gram besi yaitu tidak ada sisa pada bulan Agustus bahkan mengalami kekurangan bahan baku.
    c.Hasil perhitungan sisa stock bahan baku gram besi yaitu mengalami banyak sisa di bulan November karena permintaan produk hanya sebesar 500 pcs.

    BalasHapus
  86. A_122150015_Amalia Juwendah

    1. Nama obyek: Tropica Nucifera Industry
    2. Bagian yang diamati/diambil: Bagian Produksi
    3. Permasalahan: Pengendalian persediaan bahan baku
    4. Tahap penyelesaian:
    a. Pengambilan data
    -Data kebutuhan air kelapa selama 1 tahun dari bulan Juni, 2010 sampai dengan Mei, 2011
    -Dara harga bahan baku
    -Data biaya simpan perbulan
    b. Pengolahan data
    -Peramalan kebutuhan air kelapa untuk 1 tahun kedepan
    -Menghitung jumlah pemesanan yang ekonomis (EOQ)
    -Menentukan titik pemesanan kembali
    -Menghitung total biaya persediaan selama 1 tahun
    5. Hasil akhir:
    -Perusahaan dapat melakukan pemesanan air kelapa dengan kuantitas yang ekonomis yaitu 8775 Liter/sekali pesan.
    -Perusahaan dapat melakukan pemesanan saat persediaan air kelapa mencapai 384,93 Liter dengan frekuensi pemesanan 16 kali/tahun.
    -Total biaya persediaan sebesar Rp. 21.641.503/tahun

    Sumber: Laporan Kerja Praktek HENDRI 122070082 PENGENDALIAN PERSEDIAAN AIR KELAPA UNTUK PROSES PEMBUATAN NATA DE COCO DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

    BalasHapus
  87. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  88. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  89. A_122150010_Tri Ulfa

    1. Nama Obyek : PT.Makmur Jaya Murni,Yogyakarta
    2. Bagian yang diamati: Sistem Produksi,yaitu kualitas produk kulit
    3. Permasalahan : Pengaruh kondisi ruangan terhadap kualitas produk kulit pada bagian pengeringan (hanging)
    4. Tahap penyelesaian :
    1. Mengumpulkan data dari kondisi ruang
    pengeringan seperti data pada suhu basah, suhu kering, volum udara yang spesifik, kadar air dalam udara
    2. Perhitungan banyaknya kandungan air pada kulit saat proses pengeringan terhadap suhu, kelembaban, dan uap udara
    3. Pengolahan data dengan metode yang digunakan, penentuan hipotesis awal, asumsi data terhadap pengaruh uap udara dalam proses pengeringan
    4. Menganalisis pengaruh kondisi ruang dengan metode statistik
    5. Menarik kesimpulan pada hasil penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan
    6. Memberi saran kepada PT Makmur Jaya Murni, Yogyakarta

    5. Hasil akhir :
    1. Hasil dengan menggunakan metode statistik bahwa kelembaban 60% dengan suhu basah 6°C, suhu kering 42°C
    dan uap udara yang sesuai 144000 m^3 akan memberikan kualitas yang baik

    Sumber : Laporan kerja Praktek Welem Sally(122090115) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta

    BalasHapus
  90. A_122150045_Dhea Sasqia Leonita

    B. Isilah dalam bentuk isian berikut :
    PT Nipress, Tbk merupakan salah satu perusahan yang bergerak dalam industri energy storage di Indonesia. Perusahaan ini menghasilkan dua produk utama yaitu aki industri dan aki otomotif

    1. Nama Obyek: PT Nipress, Tbk.
    2. Bagian yang diamati: bagian teknis, pasar, dan ekonomis dari penerapan Penerangan Jalan Umum Bertenaga Surya.
    3. Permasalahan: investasi pergantian sistem Penerangan Jalam Umum Konvensional menuju Penerangan Jalam Umum Bertenaga Sel Surya di Kota Surakarta layak dilaksanakan atau tidak.
    4. Tahap:
    a. Mengidentifikasi Proses Bisnis Baterai Lithium pada PJUTS.
    b. Pengumpulan dan pengolahan data:
    • Aspek Teknis: Spesifikasi PJU Konvensional, Spesifikasi PJU Tenaga Surya, Life time PJU Konvensional, Life time PJU Tenaga Surya, dan Wiring diagram PJUTS.
    • Aspek Pasar: Proyeksi Permintaan, Proyeksi Penawaran, dan Proyeksi Penjualan.
    • Aspek Ekonomis :Net Present Value Benefit & Cost dan Ratio Perbandingan Biaya Operasional & Maintenance PJU Konvensional & PJU Tenaga Surya.
    c. Menganalisis hasil yang telah diperoleh dari pengolahan data penelitian mengenai analisis teknis, pasar, dan ekonomis penerapan penerangan jalam umum bertenaga surya.
    d. Memberi kesimpulan dan saran apakah investasi PJTS layak diterapkan atau tidak.
    5. Hasil akhir:
    • Berdasarkan analisis teknis diketahui PJUTS memiliki kelebihan dibandingkan dengan PJU Konvesional yaitu mudah dalam pemasangan, bekerja secara mandiri dan otomatis, dapat digunakan selama 12 jam per hari, tidak menggunakan tenaga listrik, umur ekonomis tinggi, dan ramah lingkungan

    • Berdasarkan analisis pasar, diketahui Indonesia merupakan pasar yang potensial untuk dikembangkannya PJUTS, karena sebagai salah satu Negara tropis sumber cahaya matahari yang melimpah menjadi salah satu alasan mengapa penggunaan energi listrik yang berasal dari matahari sangat potensial

    • Jika dilihat dari analisis ekonomis diketahui NPV dan B/C Ratio dari investasi PJUTS ini bernilai positif sehingga dapat dikatakan bahwa investasi PJUTS layak untuk dilaksanakan, sedangkan jika dibandingkan biaya yang dikeluarkan selama 25 tahun diketahui PJUTS dapat menghemat biaya 97% dibandingkan dengan PJU Konvensional.

    Sumber: Laporan Kerja Praktek Ika Shinta Mardikaningsih I 0312035 - Studi Kasus Analisis Kelayakan Investasi Penerapan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya Di Kota Surakarta – Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    BalasHapus
  91. A_122150017_Monica Noviana P
    Nama Objek : PT.Aneka Adhilogram Karya
    Bagian yang diamati/diambil : Beban Kerja
    Permasalahan/Kegiatan : Penentuan Tenaga Kerja Dengan Analisa Beban Kerja Pada Produk Pipe Joint Flexible
    Tahap Penyelesaian : Melakukan Pengamatan dan Pengukuran setelah itu melakukan Pengolahan Data berupa Uji keseragaman data dan kecukupan data ,Menghitung waktu Normal,Menghitung Waktu Standar,Menentukan Jumlah Operator dengan menghitung Beban Kerja Sebelum dan Sesudah Perbaikan.Selanjutnya menganalisa hasil dari pengolahan data tersebut apakah tenaga kerja yang dibutuhkan sudah ideal atau tidak.
    Hasil : Hasil perhitungan pada stasiun Pipe Joint Flexible “L” diketahui Beban Kerja 1 adalah 101,9% sehingga diusulkan penambahan operator 8 orang menjadi 10 orang operator sehingga Beban Kerja 2 menjadi 81,6%. Pada stasiun Pipe Joint Flexible “T” diketahui Beban Kerja nya adalah 70% pada kondisi ini beban kerja sudah mendekati 100% sehingga tidak perlu adanya penambahan operator.
    *Sumber Laporan Kerja Praktek di PT.Aneka Adhilogram Karya disusun oleh Agung Widyanto – PENENTUAN TENAGA KERJA DENGAN ANALISA BEBAN KERJA PADA PRODUK PIPE JOINT FLEXIBLE

    BalasHapus
  92. A_122150050_ARIFIN SURYA LUKITA
    Industri kerupuk berkah merupakan industri yang dimulai dari nol. Dan turun dari generasi satu kegenerasi berikutnya. Industri ini terus mengalami perkembangan dari yang awalnya hanya menggunakan tenaga manusia sekarang sudah mulai menggunakan mesin untuk membantu produksinya
    1. Nama Objek : Industri Kerupuk Berkah
    2. Bagian yang Diamati : Proses Produksi
    3. Permasalahan : Proses Pembuatan Kerupuk
    4. Tahap Penyelesaian : Langkah Pembuatan
    Campurkan semua bahan lalu diaduk sampai tercampur rata
    Adonan masuk kedalam mesin untuk dihaluskan
    Setelah adonan halus masukkan kedalam mesin pencetak
    Setelah adonan dicetak,adonan dikukus selama 2 – 3 jam sampai adonan benar-benar matang
    angkat dan dinginkan adonan lalu iris jemur sampai benar-benar kering ( 2 – 3 hari )
    panaskan minyak diatas tungku dan goreng adonan yang sudah kering sampai merekah, angkat dan tiriskan
    masukkan adonan kedalam kemasan dan siap untuk dijual
    5. Hasil Akhir : Kerupuk siap untuk di pasarkan

    BalasHapus
  93. A_122150043_ARIELA FELICIA CHINARA
    1. Nama Objek : Pabrik Gula Madukismo
    2. Bagian yang Diamati : Proses Produksi
    3. Kegiatan : Pembuatan Gula
    4. Tahap Menyelesaikan :
    a) Panenan
    Tebu dipanen setelah cukup masak, dalam arti kadar gula (sakarosa) maksimal, dan kadar gula pecahan (monosakarida) minimal. Untuk itu dilakukan analisa pendahuluan untuk mengetahui faktor kemasakan, koefisiensi daya tahan dan lain lain. Ini dilakukan kira-kira 1,5 bulan sebelum giling dimulai.
    b) Pemerahan Nira
    Tebu setelah ditebang, dikirim ke stasiun gilingan untuk dipisahkan bagian padat dengan cairannya yang mengandung gula melalui alat alat berupa unigratormark IV dan cane knife digabung dengan lima gilingan. Ampas yang diperoleh sekitar 30% tebu untuk bahan bakar di stasiun ketel (pusat tenaga), sedangkan nira mentah akan dikirim ke bagian pemurnian untuk proses lebih lanjut. Untuk mencegah kehilangan gula karena bakteri dilakukan sanitasi di stasiun gilingan.
    c) Pemurnian Nira
    Nira mentah ditimbang, dipanaskan 70 derajat celcius sampai 75 derajat celcius, direaksikan dengan susu kapur dalam defeactor dan diberi gas sulfur dioksida dalam peti sulfitasi sampai pH 7,00 kemudian dipanaskan lagi sampai suhu 100 derajat celcius sampai suhu 105 derajat celcius.
    d) Penguapan Nira
    Nira jernih dipekatkan di dalam pesawat penguapan dengan sistem multiple effect, yang disusun secara interchangeable agar dapat dibersihkan secara bergantian. Nira encer dengan padatan terlarut 16% dapat dinaikkan menjadi 64% dan disebut nira kental, yang siap di kristalkan di stasiun kristalisasi/stasiun masakkan. Nira kental yang berwarna gelap ini diberi gas Sulfur dioksida sebagai bleaching atau pemucatan dan siap untuk dikristalkan.
    e) Kristalisasi
    Nira kental dari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam pan kristalisasi sampai lewat jenuh hingga timbul kristal gula. Sistem yang dipakai yaitu ACD, dimana gula A sebagai gula produk, gula C dan D dipakai sebagai bibit (seed) serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak lagi. Pemanasan menggunakan uap dengan tekanan vakum sebesar 65CmHg, sehingga suhu didihnya hanya 65 derajat celcius, jadi sakarosa tidak rusak akibat terkena panas tinggi. Hasil masakkan merupakan campuran kristal gula dan larutan (stroop). Sebelum dipisahkan di Stasiun Puteran, gula lebih dahulu didinginkan di dalam palung pendingin (kultrog).
    f) Puteran Gula
    Pada tahap ini gula dipisahkan dengan larutannya dengan alat-alat yang menggunakan gaya centrifugal.
    g) Penyelesaian dan Gudang Gula
    Dengan alat penyaring gula, gula shs dari dipisahkan antara gula halus, gula kasar dan gula normal dikirim ke gudang gula dan dikemas dalam karung plastik.
    5. Hasil Akhir : Gula Pasir
    Sumber: http://madubaru.comyr.com/, http://sutrisnoman.blogspot.co.id/2011/10/proses-pembuatan-gula-di-pabrik-gula.html

    BalasHapus
  94. C_122150106_Fakhriel_Ilman

    A. PT. Olex Cables Indonesia (OLEXINDO) adalah salah satu perusahaan dari Olex Group yang merupakan bagian dari Pacific Dunlop Limited Australia, memproduksi berbagai jenis kabel copper. Terdapat kelemahan dalam pemilihan pemasok yang dilakukan oleh PT. Olexindo yaitu pengambil keputusan menilai hanya berdasarkan pada harga yang ditawarkan dan kualitas yang dimiliki bahan baku secara subyektif.

    B.
    1. Nama Obyek : PT. Olex Cables Indonesia (OLEXINDO)
    2. Bagian yang diamati : Pemilihan pemasok cooper rod menggunakan metode ANP
    3. Permasalahan : Pembelian Material
    4. Tahap menyelesaikan :
    a. Tahap pertama yang dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi kriteria, subkriteria, dan alternatif yang akan digunakan dalam pemilihan pemasok pada PT OLEXINDO.
    b. Pada tahap kedua, yaitu tahap menentukan metode untuk pemilihan pemasok. Untuk mengetahui dengan pasti metode yang tepat dalam memilih pemasok di PT. OLEXINDO, dilakukan identifikasi keterkaitan untuk kriteria, subkriteria, dan alternatif yang terdapat pada pemilihan pemasok.
    c. Tahap selanjutnya adalah menentukan metode yang tepat untuk menentukan urutan prioritas pemasok yang akan dipilih. Jika terdapat keterkaitan antara satu elemen dengan elemen lainnya, maka metode yang tepat digunakan adalah metode Analytic Network Process (ANP). Tetapi jika tidak ada keterkaitan antara satu elemen dengan elemen lainnya, maka metode Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan metode yang tepat untuk digunakan.
    d. Tahap selanjutnya adalah melakukan pembobotan terhadap kriteria, subkriteria, dan alternatif. Tahap ini dilakukan dengan melakukan perbandingan berpasangan antar kriteria, sub kriteria, dan alternatif oleh pakar, dilanjutkan dengan uji konsistensi pada setiap perbandingan berpasangan untuk masing-masing pakar maupun untuk keseluruhan pakar. Pada tahap implementasi, data diolah berdasarkan metode terpilih hingga mendapatkan prioritas alternatif. Hasil dari implementasi akan di analisis, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan.
    5. Hasil akhir : Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan model ANP diperoleh hasil sebagai berikut:
    a. PT. TEMBAGA MULIA SEMANAN (Al-2) dengan bobot 0.098725 sebagai prioritas utama.
    b. PT. SUMI INDO KABEL Tbk (Al-1) dengan bobot 0.057509.
    c. Prioritas ketiga adalah DAEWOO INTERNATIONAL (AL-4) dengan bobot 0.041970.
    d. Yang terakhir adalah HYUNDAI CORPORATION (AL-3) dengan bobot 0.034577.
    Raferensi : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/viewFile/1412/1186

    BalasHapus
  95. A_122150013_Dina Gustia
    1. Nama Objek : PT.PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU
    2. Bagian yang diamati : Limbah Produksi
    3. Permasalahan : Aliran Pengolahan Limbah Minyak
    4. Langkah Penyelesaian :
     Limbah dari sumur minyak ditampung pada bak penampung lalu difilterisasi oleh pipa kecil.
     Hasil saringan dialirkan kembali ke sumur dan disaring kembali oleh PPP ( Pusat Pengumpulan Produksi).
     Minyak mentah yang masih tersisa di bak penampung tersebut diambil menggunakan mobil penghisap minyak sisa.
     Setelah minyak diambil ,air asin yang ada di bak penampung kemudian dialirkan kembali ke sumur-sumur yang sudah mati dengan menggunakan Power Plant Gas Engine.

    5. Hasil Akhir : Limbah Produksi Minyak PT.PERTAMINA tidak membuat lingkungan sekitar kawasan industri tersebut menjadi tercemar karena sistem pengolahan limbah nya yang terencana dan terkelola dengan baik.

    BalasHapus
  96. C_122150107_AldiDwiyantoro
    PT. Amerta Indah Otsuka atau yang lebih dikenal dengan nama PT. Pocari Sweat berjarak sekitar 60 km dari kota Surabaya atau sekitar 50 km dari kota Malang. Tepatnya di Pabrik Kejayan Jl. Malang-Pasuruan km 11 Desa Pacarkeling, Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan. PEOPLE CREATING NEW PRODUCTS FOR BETTER HEALTHWORLDWIDE yang merupakan motto kerja bagi seluruh karyawan Otsuka di seluruh dunia.
    1. Nama Obyek : PT. Amerta Indah Otsuka
    2. Bagian yang diamati/ diambil : Proses produksi
    3. Permasalahan : Proses pembuatan produk dan Pemilihan bahan baku
    4. Tahap menyelesaikan :
    A. Proses pemilihan bahan baku
    *). Bahan baku Larutan dan Botol
    1. Air Arthesis, yaitu air yang berada 120 m di bawah permukaantanah atau airyang berada di bawah air permukaan tanah.
    2. Garam/natrium, garam yang digunkan adalah garam-garaman yang sesuai dengan kebutuhan tubuh sehingga mampu menggantikan ion tubuh yang hilang Pengadaan bahan baku garam ini dilakukan didapatkan dari lokal daerah sekitardanekspor dari negara Jepang.
    3. Gula yang digunakan adalah gula glukosa yang diambil diperusahaan gula lokal.
    4. Resin, yaitu biji plastik khusus yang digunakan untuk bahan pembuat botol pocari sweat. Resin sendiri didapatkan dari negara Jepang karena di Indonesia masih belum ada pihak yang menyuplai resin dalam kapasitas besar.
    5. Tutup botol, yaitu tutup botol dengan bahan khusus sebagai tutup dari pocari sweat. Tutup botol ini disuplai dari negara Jepang dan menggunakan system 3 putaran unik.
    6. Label, yaitu label yang berasal dari bahan plastik yang digunakan sebagai labeldalam kemasan pocari sweat. Pengadaan label ini didapatkan dari produsen plastik di daerah Indonesia.
    *). Proses pembuatan Pocari Sweat
    1. Mencampur dan melarutkan garam, gula, dan airsebagai komposisi cairan pocari sweat menggunakan alat mixer.
    2. (Injection Preform) Resin dipanaskan dan dicetak menjadi preform / calon botol.
    3. (Blowing Proses) Preform ditutup dengan suhu dan tekanan tertentu kemudian dicetak menjadi botol.
    4. (Filling Proses) Pengisian larutan Pocari sweat pada suhu kamar kedalam botol dan dilanjutkan dengan proses capping ( penutupan)
    5. (Labelling) ProsesPemberian label pocari sweat pada botol.

    6. PengemasanProduk dikemas kedalam karton dan disusun otomatis oleh mesin.
    5. Hasil akhir : Minuman isotonik Pocari Sweat

    sumber:https://www.academia.edu/9741370/HASIL_LAPORAN_PRODUKSI_POCARI_SWEAT

    BalasHapus
  97. Nama Obyek : PT Holcim Indonesia
    Bagian yang diamati : Proses Produksi Semen
    Permasalahan/kegiatan : Pemilihan teknik proses yg digunakan agar lebih efisien
    Tahap Penyelesaian :
    1. Proses basah
    Cara ini merupakan cara pertama yg dikenal dan dilakukan dalam industri semen.
    Keuntungan proses ini adalah :
    • Tidak banyak terdapat debu
    • Pencampuran bahan baku lebih homogen
    • Pencampuran dan koreksi komposisi umpan lebih mudah
    • Raw material yang sticky dan plastis tidak menimbulkan masalah
    • Kadar alkali, klorida, dan sulfat tidak menimbulkan gangguan penyempitan dalam saluran pipa
    Kelemahan proses ini adalah :
    • Bahan bakar yg digunakan lebih banyak
    • Tanur yang dipergunakan lebih panjang
    • Tangki luluhan harus dilengkapi dengan pengaduk
    • Kebutuhan panasnya lebih tinggi
    • Kapasitas rendah, sehingga hasil produksi rendah
    2. Proses kering
    Keuntungan proses ini adalah :
    • Bahan bakar yang digunakan lebih sedikit
    • Tanur yg digunakan lebih pendek
    Kelemahan pada proses ini adalah :
    • Banyak terdapat debu
    • Homogenitas umpan tanur lebih rendah
    • Memerlukan unit-unit penangkap debu
    Hasil akhir : penggunaan proses kering dalam proses produksi semen karena lebih efisien

    BalasHapus
    Balasan
    1. A_122150019_Ari Rachmad Sunandar
      Nama Obyek : PT Holcim Indonesia
      Bagian yang diamati : Proses produksi semen
      Kegiatan : Proses pembuatan semen
      Tahap penyelesaian :
      • Quarry : Bahan tambang berupa batu kapur, batu silika,tanah liat, dan material-material lain yang mengandung kalsium, silikon, alumunium, dan besi oksida yang diekstarksi menggunakan drilling dan blasting.
      • Crushing :Pemecahan material material hasil penambangan menjadi ukuran yang lebih kecil dengan menggunakan crusher.
      • Conveying:Bahan mentah ditransportasikan dari area penambangan ke lokasi pabrik untuk diproses lebih lanjut dengan menggunakan belt conveyor.
      • Raw mill (penggilingan) :Proses Basah penggilingan dilakukan dalam raw mill dengan menambahkan sejumlah air kemudian dihasilkan slurry dengan kadar air 34-38 %.Material-material ditambah air diumpankan ke dalam raw mill. Karena adanya putaran, material akan bergerak dari satu kamar ke kamar berikutnya.Pada kamar 1 terjadi proses pemecahan dan kamar 2/3 terjadi gesekan sehingga campuran bahan mentah menjadi slurry. Sedangkan, pada proses kering, terjadi di Duodan Mill yang terdiri dari Drying Chamber, Compt 1, dan Compt 2. Material-material dimasukkan bersamaan dengan dialirkannnya gas panas yang berasal dari suspension preheater dan menara pendingin. Pada ruangan pengering terdapat filter yang berfungsi untuk mengangkut dan menaburkan material sehingga gas panas dan material berkontaminasi secara merata sehingga efisiensi dapat tercapai. Terjadi pemisahan material kasar dan halus dalam separator.
      • Homogenisasi:Proses Basah, slurry dicampur di mixing basin,kemudian slurry dilairkan ke tabung koreksi; proses pengoreksian. Sedangkan pada proses kering terjadi di blending silo dengan sistem aliran corong.
      • Pembakaran (pembentukan clinker): Terjadi di dalam kiln. Kiln adalah alat berbentuk tabung yang di dalamnya terdapat semburan api. Kiln di design untuk memaksimalkan efisiensi dari perpindahan panas yang berasal dari pembakaran bahan bakar.
      • Klinker yang telah halus disimpan dalam silo (tempat penampungan semen mirip tangki minyak pertamina)
      • Dari silo ini semen dipak dan dijual ke konsumen

      Hasil akhir : semen holcim siap pakai

      Hapus
  98. A_122150004_Rita sihotang
    Kebutuhan minyak bumi per tahun meningkat secara drastic di seluruh dunia. Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah diantaranya adalah minyak, gas dan panas bumi. Sekarang kebutuhan minyak bumi semakin dirasakan oleh negara-negara berkembang khususnya negara Indonesia. Perkembangan ekonomi ini mengakibatkan pemakaian bahan bakar minyak juga meningkat dan hampir semua industri manufaktur menggunakan bahan bakar minyak untuk kegiatan operasionalnya. Oleh karena meningkatnya kebutuhan minyak di Indonesia khususnya di pulau jawa , maka kilang minyak PT.PERTAMINA (persero) refinery unit IV Cilacap (PTP) dibangun.
    A. Nama Obyek : PT.PERTAMINA (persero) RU IV Cilacap (JL. MT Haryono No 77, Cilacap-jawa tengah)
    B. Bagian yang diamati: Proses Produksi
    C. Permasalahan : Bagaimana membuat Perencanaan Produksi Solar Sehingga Perhitungan Tingkat pelayanan berjalan dengan baik.
    D. Tahapan Penyelesaian.
    1. Perumusan masalah
    Dilakukan dengan membuat suaatu perencanaan produksi Solar sehingga Perhitungan Tingkat Pelayanan berjalan dengan baik.
    2. Melakukan studi pustaka
    Adapun yang dilakukan dalam proses ini ialah dengan mengumpulkan hal-hal berikut yaitu:
    • Teori tentang Perencanaan Produksi
    • Teori tentang tingkat pelayanan
    • Pemenuhan tingkat pelayanan di PTP
    3. Pengumpulan data
    Adapun Data-data yang yang harus dikumpulkan yaitu:
    • Rencana Produksi Solar pada bulan oktober
    • Posisi stock Solar di tangki Pengolahan dan TTL
    • Batch Program TTL
    • Kecepatan Lifting Pipa
    4. Pengolahan Data
    Pengolahan data dilakukan dengan cara melakukan:
    • Penjabaran batch program TTL
    • Penjabaran Lifting Solar tiap pipa TTL
    • Penjadwalan Lifting Solar TTL dan kapal
    • Perhitungan stock dan Ullage di TTL dan kapal
    5. Melakukan Analisis Hasil
    Analisis hasil dilakukan dengan cara melakukan Evaluasi terhadap Perencanaan Produksi Solar untuk bulan Oktober
    6. Kesimpulan
    Menarik Kesimpulan Sebagai akhir dari Penelitian Perencanaan Produksi solar.
    E. Hasil akhir : Meingkatnya produktivitas Solar di PT.PERTAMINA (persero) RU IV Cilacap.

    BalasHapus
    Balasan
    1. A_122150004_Rita sihotang
      Revisi
      Kebutuhan minyak bumi per tahun meningkat secara drastic di seluruh dunia. Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah diantaranya adalah minyak, gas dan panas bumi. Sekarang kebutuhan minyak bumi semakin dirasakan oleh negara-negara berkembang khususnya negara Indonesia. Perkembangan ekonomi ini mengakibatkan pemakaian bahan bakar minyak juga meningkat dan hampir semua industri manufaktur menggunakan bahan bakar minyak untuk kegiatan operasionalnya. Oleh karena meningkatnya kebutuhan minyak di Indonesia khususnya di pulau jawa , maka kilang minyak PT.PERTAMINA (persero) refinery unit IV Cilacap (PTP) dibangun.
      A. Nama Obyek : PT.PERTAMINA (persero) RU IV Cilacap (JL. MT Haryono No 77, Cilacap-jawa tengah)
      B. Bagian yang diamati: Proses Produksi
      C. Permasalahan :Produktivitas Solar
      D. Tahapan Penyelesaian.
      1. Destilasi atau Fraksinasi
      Tahap pertama yang harus dilalui dalam proses pengolahan minyak bumi mentah adalah destilasi. Destilasi (sering pula disebut fraksinasi) adalah proses pemisahan fraksi-fraksi dalam minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didih. Proses destilasi biasanya dilakukan pada sebuah tanur tinggi yang kedap udara. Minyak bumi mentah dialirkan ke dalamnya untuk dipanaskan dalam tekanan 1 atmosfer pada suhu 370°C.

      2. Cracking
      Fraksi-fraksi yang dihasilkan dari proses destilasi kemudian dimurnikan (refinery) melalui proses cracking. Cracking adalah tahapan pengolahan minyak bumi yang dilakukan untuk menguraikan molekul-molekul besar senyawa hidrokarbon menjadi molekul-molekul hidrokarbon yang lebih kecil, misalnya pengolahan fraksi minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin. Proses cracking dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu cara panas (thermal cracking), cara katalis (catalytic cracking), dan hidrocracking.
      3. Reforming
      Setelah dilakukan pemurnian melalui cracking, tahap pengolahan minyak bumi dilanjut dengan proses reforming. Reforming adalah proses merubah struktur molekul fraksi yang mutunya buruk (rantai karbon lurus) menjadi fraksi yang mutunya lebih baik (rantai karbon bercabang) yang dilakukan dengan penggunaan katalis atau proses pemanasan. Karena dilakukan untuk merubah struktur molekul, maka proses ini juga bisa disebut sebagai proses isomerisasi.[Baca : Proses Pembentukan Minyak Bumi]
      4. Alkilasi dan Polimerisasi
      Setelah diperbaiki struktur molekulnya, fraksi-fraksi yang dihasilkan dari pengolahan minyak bumi mentah kemudian melalui proses alkilasi dan polimerisasi. Alkilasi adalah tahap penambahan jumlah atom pada fraksi sehingga molekul fraksi menjadi yang lebih panjang dan bercabang. Proses alkilasi menggunakan penambahan katalis asam kuat seperti HCl, H2SO4, atau AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Sedangkan polimerisasi adalah tahap penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul yang lebih besar dalam fraksi sehingga mutu dari produk akhir akan lebih meningkat.
      5. Treating
      Treating adalah proses pemurnian fraksi minyak bumi melalui eliminasi bahan-bahan pengotor yang terikut dalam proses pengolahan atau yang berasal dari bahan baku minyak mentah. Bahan-bahan pengotor yang dihilangkan dalam proses treating tersebut antara lain bau tidak sedap melalui copper sweetening dan doctor treating, lumpur dan warna melalui acid treatment, parafin melalui dewaxing, aspal melalui deasphalting, dan belerang melalui desulfurizing.
      6. Blending
      Tahap terakhir yang dilalui dalam proses pengolahan minyak bumi sehingga menghasilkan bahan siap guna adalah proses blending. Blending adalah tahapan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk melalui penambahan bahan-bahan aditif ke dalam fraksi minyak bumi. Bahan-bahan aditif yang digunakan tersebut salah satunya adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL adalah bahan aditif yang digunakan menaikkan bilangan oktan bensin.
      E. Hasil akhir : minyak solar yang siap disalurkan kepada konsumen.
      *Sumber Laporan Kerja Praktek PT.PERTAMINA (persero) RU IV Cilacap (JL. MT Haryono No 77, Cilacap-jawa tengah)disusun oleh Meti Basa – Perencanaan Produksi Solar Untuk Pemenuhan Tingkat Pelayanan.

      Hapus
  99. *Sumber Laporan Kerja Praktek PT.PERTAMINA (persero) RU IV Cilacap (JL. MT Haryono No 77, Cilacap-jawa tengah)disusun oleh Meti Basa – Perencanaan Produksi Solar Untuk Pemenuhan Tingkat Pelayanan.

    BalasHapus
  100. A_122150033_Aulia Mita Prisesa

    1. Nama Objek: PT. MITRA REKATAMA MANDIRI

    2. Bagian yang diamati: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    3. Permasalahan/kegiatan: Pencegahan Kecelakaan Kerja

    4. Penyelesaian:
    A. Standarisasi; penetapan standar-standar resmi, semi resmi, atau tidak resmi. Misalnya syarat-syarat keselamatan, jenis-jenis peralatan yang layak untuk digunakan, hygiene umum, dan alat pelindung diri
    B. Penelitian yang bersifat teknik; meliputi sifat dan ciri-ciri bahan berbahaya, penyelidikan pagar pengaman, penelitian tentang pencegahan peledakan gas dan debu, dan lain sebagainya
    C. Memberikan program-program pendidikan dan pelatihan kepada karyawan
    D. Penambahan perlengkapan dan peralatan yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan
    E. Asuransi; intensif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan, misalnya pengurangan premi yang dibayar perusahaan

    5. Hasil akhir: Minimnya tingkat kecelakaan kerja dan adanya keuntungan dari hasil produktivitas kerja yang meningkat.

    SUMBER: Laporan Kerja Praktek di PT. MITRA REKATAMA MANDIRI dengan Judul ANALISIS PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN, disusun oleh Susy Alex.

    BalasHapus
  101. C_122150116_Muhammad Kevin Braviotama

    1. Nama obyek : Tahu Bulat Sayogi
    2. Bagian yang diamati : Bagian produksi
    3. Permasalah/kegiatan : Proses produksi tahu bulat
    4. Tahapan penyelesaian :
    a. Pemilihan bahan baku kedelai, kualitas harus nomor satu
    b. Perendaman kedelai, dicuci sampai bersih dan tidak ada kotoran selama ½ jam
    c. Penggilingan kacang kedelai, kedelai yang telah direndam dimasukkan ke dalam mesin
    penggiling
    d. Penggodokan(dimasak) sampai halus
    e. Disaring antara air dan tahu (diguar)
    f. Dicetak dalam bentuk kotak, didiamkan selama 1-2 jam
    g. Dimasukkan ke dalam mesin press supaya tahu lebih padat
    h. Proses mixing(pembumbuan) ke dalam mesin bumbu, sekitar 10 menit
    i. Finising, dicetak bulat (1000-3000 tahu)
    5. Hasil Akhir : Tahu bulat

    BalasHapus
  102. A_122150044_Natasya Octavia Riana

    1. Nama Obyek: PT YAKULT INDONESIA PERSADA

    2. Bagian yang diamati: Proses Produksi

    3. Permasalahan/Kegiatan: Proses Pembuatan Yakult

    4. Tahap Penyelesaian:
    - Pembibitan: Proses pembibitan ini dilakukan secara manual. Saat pembibitan, susu bubuk disteril sehingga warnanya berubah menjadi coklat. Kemudian suhunya didinginkan dan dimasukkan ke tempat penampungan besar dan didiamkan selama satu hari.
    - Fermentasi: Pada tahap ini gula mengalami proses HTST (High Temper Short Time), dan susu mengalami proses UHT (Ultra High Temper). Waktu penampungan saat fermentasi adalah tujuh hari.
    - Pencampuran gula dan air: Pada tahap ini, gua dan air dicampur menjadi satu. Media yang digunakan adalah mesin yang berfungsi mengaduk gula pasir dan air sampai membentuk gumpalan-gumpalan halus. Hasil dari tahap ini adalah yakult konsentrat, kemudian dimasukkan ke blending pump dan ditambahkan air dan hasil akhirnya adalah yakult.
    - Proses pencetakan botol menggunakan 15 mesin. Setiap mesin menghasilkan 18 botol, sehingga dalam satu jam dapat menghasilkan 11.000 botol.
    - Penyimpanan botol dilakukan dengan filter udara.
    - Semua botol akan diisi yakult dan ditutup dan kemudian diseleksi.
    - Pengemasan: Terdiri dari proses packing, repacking, dan mesin akan menyusun produk akhir.

    5. Hasil akhir: Yakult yang sudah siap dipasarkan.

    Sumber:
    http://nadyameprista.blogspot.co.id/2012/11/pt-yakult-indonesia-persada.html
    http://unitedofaces.blogspot.co.id/2014/11/laporan-kunjungan-industri-pabrik-yakult.html

    BalasHapus
  103. Nama Obyek : PT. ADI SATRIA ABADI
    Bagian yang diamati : Sistem Produksi
    Kegiatan : Proses pembuatan bahan baku kulit
    Tahap penyelesaian :
    1.Proses Basah
    -Penyamakan : dengan proses ini daya tahan kulit sangat baik terhadap pengaruh air ,kekuatan fisik ,dan pengaruh panas yang akan mengakibatkan busuk kulit.Proses ini memakan waktu 1-3 hari, tergantung sasaran kulit jadinya.
    -Pengecatan dan Perminyakan : Setelah kulit di Shaving ,masuk ke proses pewarnaan.Warnai kulit sesuai dengan pesanan menggunakan cat kulit.Setelah warna cocok kemudian dilanjutkan dengan proses perminyakan dengan menggunakan cat minyak agar saat kering kulit tidak lemas.
    2.Proses Kering
    Proses awal dari proses kering adalah mengurangi kadar air pada tiap lembar kulit dengan mesin setting cut atau dengan mesin pemerah ,kemudian dikeringkan dengan bantuan sinar matahari.Setelah kering kondisi kulit agak kaku,maka perlu dilemaskan dengan stacking roll.Proses dilanjutkan dengan menarik kulit dengan mesin toggle sehingga akan didapat luas kulit yang maksimal .Kulit yang telah di toggle dan melebar kemudian diukur dengan menggunakan mesin ukur.Setelah pengukuran ,kulit dipisahkan menurut kualitas A,B,C,D,E dan diberi label ukuran .
    Hasil Akhir :
    1. Bahan baku kulit domba (sheep)
    a.Sheep Cabretta (0,50 mm – 0,70 mm)
    b.Sheep Batting (>0,70 mm)
    2.Bahan baku kulit kambing (Goat)
    a.Goat Cabretta (0,50 mm – 0,70 mm)
    b.Goat Batting (>0,70 mm)

    BalasHapus
  104. A_122150029_Lathifah Taza Azzahrah
    Nama Objek : PT. HOLCIM INDONESIA Tbk CILACAP PLANT
    Bagian yang diamati : Lingkungan Kerja
    Permasalahan/ kegiatan : Adanya suara yang dihasilkan oleh mesin yang sedang beroperasi yang dapat mengganggu kinerja karyawan atau biasa disebut dengan kebisingan
    Tahapan penyelesaian :
    1.Mengidentifikasi masalah : menentukan tingkat kebisingan di lantai produksi PT. Holcim Indonesia

    2.Penentuan tujuan penelitian :
    1.Melaksanakan perhitungan untuk mengetahui tingkat kebisingan
    2.Menganalisis tingkat kebisingan yang terdapat dilantai produksi

    3.Pengumpulan data : studi literature; dokumen perusahaan, referensi tentang ergonomic dan kebisingan
    4.Pengolahan data : menghitung total dosis kebisingan dan menghitung Time Weighted Average (TWA)
    Hasil Akhir :
    Dari hasil data perhitungan total dosis kebisingan dan Time Weighted Average (TWA), menurut OHSA lokasi compressor raw mill barat, compressor finish mill, dan packing area memiliki tingkat kebisingan yang rendah ( dibawah standar OHSA). Sedangkan dilokasi yang lainnya, diharapkan memasang alat peredam suara didinding ruangan dan disarankan bagi para karyawan untuk memakai alat pelindung diri seperti earplug atau earmuff.
    Sumber :
    Laporan Kerja Praktek di PT. HOLCIM INDONESIA Tbk CILACAP PLANT – ANALISIS KEBISINGAN DI LOKASI PRODUKSI oleh Muhammad AslamMafruhi ( 122090083)

    BalasHapus
  105. A_122150023_Bagus kurniawan

    1. Nama Objek: PT. MONDRIAN

    2. Bagian yang diambil/diamati: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    3. Permasalahan/kegiatan: Pencegahan Kecelakaan serta keselamatan kerja
    4 . Tahap menyelesaikan :
    a. Pencegahan ditunjukkan pada lingkungan,mesin-mesin, alat-alat kerja, perkakas dan manusia. lingkungan harus memenuhi syarat-syarat lingkungan yang baik, penerangan, sanitasi dan suhu udara. Gedung tempat kerja harus mempunyai alat pemadam kebakaran, pintu keluar udara, lubang ventilasi dan dibutuhkan perencanaan yang baik, meliputi pengaturan tempat mesin yang baik agar efisien serta tidak membahayakan.
    b. Manusia
    Factor manusia merupakan factor yang sangat penting agar kegiatan dapat berjalan sesuai dengan keinginan, dalam hal ini pencegahan yang termasuk adalah karna factor kelelahan maupun jenuh dalam bekerja, maka dari itu dibutuhkan waktu istirahat yang cukup di jam kerja
    c. Pedoman dan aturan kerja
    Dibutuhkan pedoman ataupun acuan yang merupakan standar yang digunakan agar pekerja dapat melakukan aktifitas kerja dengan lancar dan tidak terhambat maupun mengalami kesalahan saat bekerja

    5. Hasil akhir :peningkatan produktifitas pekerja serta meminimalisir tingkat kecelakaan kerja.

    Sumber : Laporan kerja praktek di PT. MONDRIAN, dengan judul “Evaluasi Kecelakaan dan Keselamatan Kerja di PT.MONDRIAN”. disusun oleh M Harry Pamilian Jaya

    BalasHapus
  106. A_122150039_Reynaldi Dimas Fhadjrin

    1. Nama Obyek : PT. Bukit Asam Persero Tbk.
    2. Bagian yang diamati/ diambil : Bagian pengadaan
    3. Kegiatan : Kebutuhan alat berat
    4. Tahap penyelesaian :
    - Adanya spesfikasi barang atau jasa yang diinginkan
    - Misal konsumen butuuh alat berat / investasi alat berat, bagaimana spek yang diperlukan
    - Ada harga patokan (engineer estimate) yaitu harga dasar, owner estimate (harga patokan sendiri) yaitu harga yang sudah detail dan ada syarat2 tender
    - Di usulkan ke bagian pengadaan untuk di proses kebutuhan tersebut
    - Bagian pengadaan akan melakukan tender atau lelang dengan mengundang peserta tender lewat website, koran, dan sebagainya
    - Dilakukan proses tender
    - Dilakukan evaluasi terhadap peseta yang ikut tender yaitu evaluasi teknis (kesesuaian spek dengan peserta) dan delivery time
    - Peserta tender menawarkan barang dan jasa kepada konsumen
    - Di buka dengan harga penawaran dari peserta, peserta mana yang menawarkan harga dan barang sesuai yang diinginkanlah yang dipilih
    - Adanya aftersale service yaitu pembuatan kontrak (purchase order), pembuatan perjanjian, kemudian barang masuk dan di periksa bahwa barang telah diapasok
    - Dibuat berita acara pemeriksaan dimana barang telah diterima kemudian diurus ke keuangan untuk dilakukan transaksi.
    5. Hasil akhir : Kebutuhan PT. Bukit Asam akan alat berat terpenuhi.

    BalasHapus
  107. A_122150007_DanielSangaptaNapitupulu

    Babi Panggang Karo atau yang lebih populer dikenal dengan istilah BPK adalah makanan yang terbuat dari daging babi yang dipanggang atau dibakar. Makanan ini adalah masakan khas Suku Karo, sehingga banyak ditemukan diberbagai kota yang banyak ditinggali oleh orang Karo.BPK ini sendiri sekarang juga tempatnya sudah meluas di Indonesia.BPK terbagi atas 2 yaitu merah yang artinya daging dan putih artinya lemak. Pepaduan babi panggang kering yang dipadukan dengan bumbu darah menjadikan makanan ini menjadi lebih nikmat dan lezat.Pembuatan Babi Panggang Karo ini juga dibagi atas 2 pembuatan yaitu: Pembuatan BPKnya itu sendiri dan juga Pembuatan darahnya atau sambalnya lah, karena jika tidak ada darah maka bpk itu sendiri bisa hambar menurut saya.

    1. Nama Obyek : Rumah Makan Babi Panggang Karo Olakisat
    2. Bagian yang diamati : Bagian Produksi
    3. Permasalahan/Kegiatan : Pembuatan Babi Panggang Karo
    4. Tahap Penyelesaian : Cara membuatnya dibagi atas 2 pembuatan,
    4.1 Pembuatan Daging BPK
    -Bersikan daging bagi, kemudian potong-potong daging berbentuk dadu atau segi empat (Kecil-kecil).
    -Potong daging babi kecil-kecil
    , siram dengan jeruk nipis hingga merata.
    -Haluskan daun serai dan bawang putih lalu campurkan kecap manis. Aduk dengan daging dan biarkan lima menit.
    -Kemudian dipanggang daging babi dengan arang hingga matang. Angkat.
    4.2 Pembuatan Darah atau sambalnya
    -Haluskan bawang merah, bawang putih, cabai, andaliman, daun jeruk purut dan beri sedikit garam. Sisihkan.
    -Ambil asam patikala, giling dan campur air hangat lalu diperas.
    -Campur air hasil perasan asam patikala dan bumbu dengan darah babi. Tambahkan sedikit bumbu perasa.
    -Masak diatas tungku hingga matang.
    -Sajikan bersama babi panggang.
    Tambahan : Jangan lupa tambahkan kuah dan sayur-sayur biar tambah lengkap dan jos.
    5.Hasil Akhir : Babi Panggang Karo dan Darahnya

    BalasHapus
  108. A_122150008_Muhammad Raihan Dary P.
    1. Nama Obyek : PT Prima Inreksa Industries
    2. Bagian yang diamati/ diambil : Proses Produksi
    3. Permasalahan/ kegiatan : Merancang sebuah lintas produksi penjahitan upper sepatu, agar dapat memenuhi target produksi yang telah ditetapkan oleh buyer
    4. Tahap menyelesaikan :
    1) Melakukan pengamatan ke lantai produksi penjahitan sepatu Levi’s Horse Kid untuk mengetahui kondisi actual dari sistem yang akan diteliti serta mengidentifikasi permasalahan yang terdapat dalam sistem yang akan diteliti
    2) Melakukan perumusan terhadap permasalahan yang dipilih untuk dipecahkan, menetapkan tujuan penelitian, serta melakukan pembatasan terhadap permasalahan sehingga pengamatan yang dilakukan dapat terfokus
    3) Mencari informasi mengenai metode yang sesuai untuk digunakan dalam memecahkan masalah yang ditemukan
    4) Mengidentifikasi dan merumuskan elemen-elemen kerja pada tiap stasiun kerja pada lintas penjahitan upper sepatu serta melakaukan pengukuran waktu tiap elemen
    5) Menghitung waktu actual dari tiap elemen kerja, menghitung waktu silus maksimum untuk setiap stasiun kerja, serta menghitung jumlah stasiun kerja minimum yang dibutuhkan dalam lintas penjahitan upper sepatu
    6) Melakukan perhitungan-perhitungan denganmetode Helgeson-Birnie, Largest Candidate Rule, dan Region Approach sehingga diperolehjumlah stasiun kerja yang dibutuhkan, elemen kerja pada tiap stasiun, serta kriteriaperformansi dari lintasan tersebut
    7) Memilih lintasan terbaik dari berbagai metode yang digunakan serta membandingkan kriteria performansi lintasan terbaik tersebutdengan kriteria performansi yang dimiliki kondisi actual
    8) Menarik kesimpulan terhadap hasilpengamatan dan pemecahan masalah yang telah dilakukannya serta memberikan saran perbaikan bagi perusahaan dalam menghadapi permasalahan yang didapati
    5. Hasil akhir :
    • Meningkatkan produktivitas, menghasilkan efisiensi waktu dan lintasan, serta memenuhi target produksi yang telah ditetapkan

    Sumber : http://documents.tips/documents/laporan-kerja-praktek-teknik-industri-itb.html

    BalasHapus
  109. A_122150014_Bagus Haryo Nugroho

    Arsip merupakan bagian penting dalam keseluruhan kegiatan organisasi. Arsip merupakan suatu bukti dari keseluruhan kegiatan yang ada pada sebuah organisasi. Mengingat betapa pentingnya fungsi dari arsip ini, maka arsip juga dijadikan salah satu bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan kedepannya bagi suatu organisasi maupun perusahaan.


    Nama Objek : PT. Chevron Pacific Indonesia
    Bagian yang diamati: Pengelolaan Kearsipan
    Permasalahan: Manajemen Kearsipan Hasil Eksplorasi

    Tahap Penyelesaian:

    1.Penciptaan Arsip
    Dalam proses pencipataan arsip, arsip diciptakan berkaitan dengan pekerjaan dan sistem informasi manajemen penciptaan arsip yang sesuai secara transparansi. Arsip diciptakan harus sesuai format yang telah ditentukan dengan prosedur yang berlaku.

    a.Pemilahan / Sortir arsip,
    Pengaturan arsip dinamis dalam tata pemberkasan menurut sistem yang digunakan
    b.Labelling, proses labeling
    berisi informasi dari isi data yang ditempel pada arsip guna memudahkan pencarian bagi pemustaka
    c.Barcoding
    Setelah arsip di labeling prosess selanjutnya adalah system barcoding yang terhubung dengan system applikasi database.
    d.Loading metadata ke eSearch

    2.Sistem Penyimpanan Arsip
    Sistem Penyimpanan merupakan proses pemasukan , editing, pembuatan indeks dan klasifikasi berdasarkan subjek dokumen

    a.Klasifikasi arsip.
    Pengklasifikasian arsip dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Seismic dikelompokkan jadi paper terdiri dari Stacking chart, Observer log, dan Navigation. Film terdiri dari Stacking chart dan Section film. Tape terdiri dari Cartridge, 9 Track, CD, Diskette

    b.Sistem Numerik, Labeling, Barcode

    c.Sistem Penyimpanan
    -Teknik penyimpanan merupakan tata cara menyimpan arsip yg efektif agar temu kembali informasi dilakukan secara cepat dan tepat. Team IT Upstream Record Management (IT URM) PT. CPI menggunakan teknik vertical filing dalam penyimpanan baik arsip kertas, film, dan media tape agar memudahkan temu kembali informasi dengan melihat label yang terdapat di bagian depan arsip.

    -Ruang penyimpanan arsip juga menjadi hal yang sangat diperlukan karena arsip digunakan pemustaka untuk mendapatkan informasi. Team IT URM melakukan sistem penyimpanan arsip sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 27 Tahun 2006.

    3.Sistem Temu Kembali
    Sistem pengelolaan arsip yang baik dan benar yaitu untuk memudahkan dalam temu kembali informasi dan pencarian arsip
    a.Cek permintaan item dengan database eSearch
    b.Mencari dokumen di Seismic supporting storage
    c.Scan barcode dokumen
    d.Klik check out document di database eSearch
    e.Kirim permintaan ke klien

    4.Sumber Daya Manusia
    Sumber daya manusia merupakan potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistrensinya. Petugas kearsipan yang baik diperlukan sekurang-kurangnya empat syarat, yaitu mempunyai ketelitian, kecerdasan, kecekatan, dan kerapian.

    5.Sarana Pendukung
    Agar arsip dapat terkelola dan tertata dengan rapi secara apik, maka sangat diperlukan tenaga pengelola yang profesional dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dan lengkap, untuk melahirkan sumber daya aparatur yang terampil di bidang kearsipan.

    Hasil : Manajemen kearsipan di PT. CPI yang tertata dan memudahkan staf dan pemustaka dalam menemukan kembali arsip yang dibutuhkan untuk Pemenuhan Kebutuhan Informasi yang mendukung kegiatan eksplorasi, acuan dasar studi yang lebih lanjut, serta bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan perusahaan kedepannya.

    *Sumber:
    Merdekawati, Diah Ayu.2014.Manajemen Kearsipan Hasil Eksplorasi PT. Chevron Pacific Indonesia.

    BalasHapus
  110. A_122150012_Adhelia Afrialita Ruchendi

    A. Nama Obyek : PT.Budi Manunggal Yogyakarta
    B. Bagian yang diamati : Tenaga Kerja
    C. Permasalahan/Kegiatan :Penentuan jumlah tenaga kerja yang optimal berdasarkan analisa beban kerja yang diterima tenaga kerja pada bagian packing
    D. Tahap penyelesaian:
    1. Merumuskan masalah dengan menentukan jumlah tenaga kerja yang optimal berdasarkan analisis beban kerja yang diterima tenaga kerja pada bagian packing
    2. Menentukan jumlah tenaga kerja optimal berdasarkan analisis beban kerja yang diterima tenaga kerja pada bagian packing di PT Budi Manunggal
    3. Pengumpulan Data
    - data pembagian elemen-elemen kerja
    - data waktu siklus setiap elemen kerja
    - data jumlah tenaga kerja dan target produksi
    - data rating faktor dan data allowance
    4. Pengolahan Data
    - Uji keseragaman data
    - Uji kecakupan data
    - Menghitung waktu siklus
    - Menghitung waktu normal
    - Menghitung waktu baku
    - Perhitungan beban kerja
    - Penentuan jumlah tenaga kerja optimal
    E. Hasil Akhir
    Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa beban kerja pada kondisi mula-mula di stasiun kerja packing adalah 115%. Hal ini menunjukkan bahwa beban kerja yang dibebankan tidak sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang dimiliki, karena beban yang ada diatas beban kerja ideal yaitu 100%. Maka dari itu dilakukan perhitungan biaya perusahaan dengan penambahan 1 tenaga kerja dibandingkan dengan pemberlakuan lembur. Dari perhitungan biaya tersebut dapat dilihat bahwa dengan penambahan 1 tenaga kerja lebih menghemat biaya daripada pemberlakuan lembur.

    SUMBER: Laporan Kerja Praktek di PT. Budi Manunggal Yogyakarta dengan judul Analisis Bebas Kerja untuk Menentukan Jumlah Tenaga Kerja Optimal pada Stasiun Kerja Packing, disusun oleh Kurnia Nurmalasari,2012.

    BalasHapus
  111. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  112. A_122150031_Reno Diny Astuti

    a. Objek : PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap Plant
    b. Bagian yang diamati : Proses produksi
    c. Permasalahan : Perencanaan persediaan bahan baku
    d. Tahap penyelesaian :
    1. pengumpulan data, yaitu data sock bahan baku dan data stock material 1 tahun sebelum produksi
    2. pengolahan data
    3. menghitung bahan baku yang dibutuhkan dengan metode Economic Production Quantity (EPQ)
    4. analisis kebutuhan bahan baku dengan metode Economic Production Quantity (EPQ). Metode ini digunakan untuk mengatur siklus produksi berjalan lancer dan semua produk dapat diproses sesuai dengan permintaan dan meminimumkan total biaya dari semua item yang diproduksi. Dengan metode ini akan didapatkan beberapa hasil, yaitu perhitungan waktu produksi yang dibutuhkan dalam satu tahun, jumlah optimum siklus produksi per tahun, waktu produksi per siklus, dan total biaya persediaan optimal
    e. Hasil akhir : PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap Plant dapat mengetahui jumlah persediaan bahan baku yang tepat sehingga perusahaan tidak mengalami kekurangan maupun kelebihan persediaan bahan baku yang dapat mengakibatkan kerugian
    Sumber : Laporan Kerja Praktek PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap Plant oleh Khamim Mustofik-Perencanaan Persediaan Bahan Baku MMenggunakan Economic Production Quantity

    BalasHapus
  113. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  114. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  115. A_122150003_Ahmad Kisra Gani

    1.Nama Obyek : PT. Yogyakarta Tekstil (Yogyatek)

    2.Bagian yang diamati : Sumber Daya Manusia (SDM)

    3.Permasalahan : Masih banyak pekerja yang menganggur pada saat jam kerja

    4.Tahap penyelesaian :
    -Merumuskan masalah
    -Melakukan identifikasi beban kerjauntuk menentukan jumlah tenaga kerja optimal
    -Mempelajari teori-teori yang berkaitan dari literatur
    -Mengumpul data, berdasarkan metode work sampling
    -Mengolah data yang didapat
    -Melakukan analisis terhadap data dan hasil perhitungan yang didapat agar tercapai jumlah tenaga kerja yang optimal
    -Menarik kesimpulan dan memberikan saran sesuai dengan analisisdata dan hasil analisis.

    5.Hasil akhir : Dapat menentukan jumlah tenaga kerja optimal di statiun kerja wraping di PT. Yogya tekstil.

    Sumber : Laporan Kerja Praktek ZAHRAH IZZATI 122080084 – “Analisis Beban Kerja untuk Menentukan Jumlah tenaga Kerja Optimal pada Stasius Kerja Wraping” pada PT. Yogyakarta Tekstil.

    BalasHapus
  116. A_122150047_Astina Saragih

    1.) Nama objek : PT. Phinesia International
    2.) Bagian yang diamati : Kualitas kursi makan model viera sidechair natural finis
    3.) Permasalahan : proses pembuatan produk kursi makan model viera sidechair natural finis
    4.) Tahap menyelesaikan :
    A.) Prepation stage ( tahap persiapan bahan baku)
    * saw mill (proses pembelahan kayu menjadi belahan kayu )
    * grade ( proses pengukuran dan pemotongan belahan kayu)
    * klin dry ( proses pengovenan kayu)
    * pembahanan ( proses set up kayu sebelum prises perakitan )
    B.) Assembling ( proses perakitan komponen kayu menjadi produk )
    C.) Penyamaan warna ( proses untuk menyamarkan warna kayu muda menjadi warna kayu tua
    D.) Setting ( proses pemasangan acessories pada produk)
    E.) Finishing ( proses penyelesaian akhir produk)
    5.) Hasil akhir : kursi makan model viera sidechair natural finis

    Sumber : Laporan kerja praktek di PT. Philnesia international oleh Yudi Maulana (122090058) TI UPN V Y " Analisis pengendalian kualitas kursi makan model viera sidechair natural finis dengan menggunakan peta kendali p"

    BalasHapus
  117. A_122150009_Veronika Silviyani
    1. Nama Obyek : PT. Aneka Adhilogam Karya, Klaten.
    2. Bagian yang diambil/diamati : Proses produksi
    3. Permasalahan : Proses pembuatan benda coran
    4. Tahap penyelesaian :
    A. Proses pengecoran meliputi :
    a. pembuatan cetakan pasir basah (terdiri dari pasir, air, bentonit)
    b. pembuatan cetakan semen proses(terdiri dari semen,tetes, dan pasir silica)
    B. peleburan logam, yaitu meleburkan bahan baku di dapur induksi sehingga dihasilkan besi cair.
    C. Inokulasi(penambahan unsur lain ke dalam logam cair sebelum dimasukkan ke dalam cetakan)
    D. Penuangan besi cor ke cetakan siap pakai dengan menggunakan ladle(alat bantu memindahkan logam cair yang dilapisi batu tahan api yang menjaga temperature besi dan menahan cairan logam yang sangat panas)dengan cepat dan tepat.
    E. Pembekuan logam dengan suhu diatas kritis AC3(100 derajat celcius) sehingga terbentuk unsur astenit, dan dibiarkan di dalam dapur sampai suhu merata kemudian dituangkan ke dalam cetakan yang terbenam pada pasir basah dengan pendinginan secara perlahan-lahan hingga suhu kamar, sehingga diperoleh struktur berupa ferrit dan ferlit.
    F. Pembongkaran cetakan (produk setengah jadi), dengan menghancurkan cetakan melalui pemukulan cetakan hingga pasir dicetakan terlepas dari logam.
    G. Melakukan shoot blast (membersihkan produk setengah jadi secara sempurna dari pasir yang melekat)
    H. Pemeriksaan visual. Jika produk rusak total maka akan diolah lagi ke tahap kedua dan rusak ringan akan diperbaiki di finishing machine. Jika produk tidak cacat maka dilakukan finishing machine dengan pemberian ukuran .
    I. Finishing machine :
    -Pengerjaan permukaan, berfungsi untuk memperhalus permukaan produk agar sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
    -Pemeriksaan coran. Sebelum dipasarkan benda cor harus diperiksa dengan pengujian sebaik-baiknya seperti memelihara kualitas.
    -Perbaikan pada coran, terutama pada pengelasan cacat pada tulangan seperti retakan, gelembung udara, rongga penyusutan dan sebagainya. Yang meliputi perbaikan permukaan dengan pengelasan,perbaikan permukaan dengan semprotan logam,penambalan, pengisian plastic untuk menghaluskan permukaan.
    J. Pengecatan, dilakukan untuk benda cor yang dinyatakan sudah memenuhi standar yang ditetapkan. Dimana pengecatan bertujuan untuk mencegah korosi pada permukaan benda coran, menambah penampilan tampak lebih bagus dan menarik.
    5. Hasil : Benda coran sesuai dengan cetakannya. Beberapa diantaranya seperti kaki mesin jahit, pipa fiting pada saluran air, rem kerta api, dll.
    Sumber : Laporan Kerja Praktek saudara Fajar Bramudi Putra (122102011) mahasiswa Teknik Industri UPN Veteran Yogyakarta dengan judul “Analisis Perbaikan Proses Produksi Logam dengan Metode Fishbone Diagram” di PT. Aneka Adhilogam Karya di Klaten.

    BalasHapus
  118. A_122150049_Nanda Wulansari
    1. Nama Objek : PT ADI SATRIA ABADI
    2. Bagian yang diamati : Proses Produksi
    3. Permasalahan : Kegagalan pada proses penyeleksian produk kulit domba
    4. Tahap penyelesaian :
    -pengumpulan data : a. data primer -> data yang diperoleh secara langsung dari obyek atau tempat yang diteliti, yaitu banyak produk jadi dan produk cacat yang dihasilkanpada tanggal 01/10/2012 ssamapi 31/10/2012, faktor2 penyebab kecacatan, jenis cacat yang terdapat pada produk tersebut. Metode yang dilakukan untuk mendapat data : metode observasi ( mengamati secara langsung) dan metode wawancara (Tanya jawab langsung pada para pekerja). B. Data sekunder -> diperoleh secara tidak langsung, yaitu dokumen yang dimiliki PT. Adi Satria Abadi.
    -kerangka penelitian
    -metode pengolahan data: peta kendali u (peta kendali yang digunakan untuk memonitor jumlah ketidaksesuaian per unit produksi yang ukuran sempelnya bervarias.
    5. hasil akhir : dari data di temukan factor-faktor yang dominan menimbulkan cacat adalah manusia, bahan baku dan metode yang digunakan, maka untuk mengurai kecacatan dalam proses produksi PT ADI SATRIA ABADI hendaknya menggunakan tenaga kerja yang memiliki tingkat kedisiplinan dan ketrampilan tinggi , meningkatkan pengawasan terhadap kedisiplinan para karyawan, pengawasan terhadap kualitas bahan baku dan menerapkan pengawasan pengendalian proses produksi dengan menggunakan peta u, dimana peta ini akan memberikan suatu peringatan dini mengenai adanya proses produksi yang diluar kendali sehingga perbaikan dapat segera dilakukan.

    Sumber : LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT ADI SATRIA ABADI BANTUL, YOGYAKARTA . ANALISIS KEGAGALAN pada PROSES PENYELEKSIAN PRODUK KULIT DOMBA dengan MENGGUNAKAN METODE PETA KENDALI u Oleh GALIH RENO DAMAR AGUNG

    BalasHapus
  119. C_122150109_Rifandi Elfrianto Firmansyah
    1. Nama Obyek : PT. CNE
    2. Bagian yang diamati : Proses produksi
    3. Permasalahan/kegiatan : Proses pembuatan produk
    4. Tahap penyelesaian :
    A. Perakitan
    Picture Tube Assembly (Perakitan Tabung Gambar)
    Perakitan dimulai dengan assembly monitor (picture tube) yakni dengan memasang ground wire, deflection yoke dan degaussing coil pada picture tube. Cavity (lubang) picture tube diberi silikon, yang kegunaannya untuk mencegah percikan api dari anoda pada saat TV dihidupkan.
    Frame Join (Memasang Picture Tube Assembly dan Main PCB Assembly/mesin TV ke Frame)
    Pada tahapan ini pertama-tama picture tube dipasang ke front frame dengan menggunakan 4 buah baut. Selanjutnya mesin TV (Main PCB Assembly) dipasang pada front fram dan picture tube. Sekarang TV sudah siap dihidupkan.
    B. Adjustment (Pengaturan Gambar dan Suara)
    Setelah TV dihidupkan dibiarkan menyala selama paling tidak 20 menit sebelum dilakukan adjustment. Tujuannya adalah supanya semua komponen elektronik seperti tabung gambar, IC (integrated circuit), resistor, kapasitor, coil, transistor, speaker, dioda bekerja secara stabil. Dengan demikian pengaturan yang dilakukan akan berada pada keadaan normal seperti keadaan TV waktu digunakan konsumen. Pengaturan gambar meliputi purity, white balance & convergence. Purity berguna untuk memastikan warna tidak belang, white balance untuk menyeimbangkan warna-warna dasar (merah, hijau dan biru) untuk membentuk warna yang alami dan convergence untuk menyatukan berkas warna dasar, sehingga warna tidak melebar. Jika convergence tidak baik maka gambar akan berbayang.
    C. Pemasangan Back Cover (Tutup Belakang)
    Setelah adjustment selesai dilakukan, maka TV akan dipasang back cover dengan menggunakan baut. Kekuatan torsi baut diatur dengan adjustable torque screw driver (obeng listrik yang rorsinya dapat diatur)
    D. Pengetesan Keamanan
    Pengetesan keamanan merupakan test terakhir, dimana bagian metal yang kelihatan dan dapat dijangkau dengan tangan ditest dengan menggunakan tegangan tinggi sekitar 4000 volt. Hal ini untuk memastikan bahwa TV aman bagi pemakai dan tidak akan terjadi kejutan listrik jika bagian tubuh bersentuhan dengan bagian metal TV seperti colokan antenna dan kabel audio-video.
    E. Pemanasan Ahir (Hear Run)
    Setelah TV selesai diatur dan dirakit, maka TV akan masuk ke line yang menyediaan power supply sehingga TV akan hidup. Sebelum dikemas, TV harus dipanaskan pada heat-run line tidak kurang dari 20 menit.
    F. Packing
    Proses Packing dimulai dengan pemasangan rating label, membungkus TV dengan karung plastik (polybang), memasang cushion (stirofoam) dan memasukkan TV ke dalam carton box. Carton box ditutup dengan menggunakan straples dan ditutup lagi dengan menggunakan lakban (tape) yang sudah dicetak dengan nama perusahaan
    5. Hasil Akhir : TV sudah dapat dijual di pasar nasional maupun internasional

    Sumber : http://ambarwati.dosen.narotama.ac.id/files/2013/12/Studi-Kasus-Praktikum-SIA-ABC-2013.pdf

    BalasHapus
  120. C_122150120_Muhammad Iqbal F

    1. Nama objek : Mancasan, Desa Sentra Pembuat Gitar
    2. Bagian yang diamati : Proses produksi
    3. Permasalahan : Proses pembuatan gitar akustik
    4. Tahap penyelesaian : a. Pembuatan body. Memilih jenis kayu untuk gitar akustik. Ringan, tahan lama, yang banyak dipakai biasanya cedar, cemara, maple, mahoni, kenari, rosewood
    b. Pembuatan bagian depan dan belakang gitar akustik. Depan dan belakang mesti sama, kemudian lembaran kayu ini dijepit. Semakin besar lubang suara pada gitar akustik, suara semakin treble semakin kecil lubang, semakin ngebass.
    c. Pembuatan sisi gitar akustik. Kayu direndam dalam air panas mendidih, kemudian sisi gitar mulai dibentuk, bisa pakai tangan atau cetakan.
    d. Pembuatan Neck
    e. Menghubungkan kedua sisi depan dan belakang dengan menggunakan lem.
    f. Menempatkan brace(penguat soundboard dan penopang punggung gitar). Penempatan berbeda menghasilkan kualitas suara yang berlainan pula.
    g. Finishing, meliputi pernis, memasang neck, truss rod, bridge, headstock, tuning machine dan seterusnya.

    Sumber : terasolo.com berkunjung ke mancasan,desa sentra pembuat gitar

    BalasHapus
  121. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  122. C_122150102_Puspa Puspita

    1.Nama Obyek : SD Elshadai National Plus Batam
    2.Bagian yang diamati : Manajemen SDM
    3.Permasalahan : Ketersediaan Tenaga Pengajar
    4.Tahap Penyelesaian :
    •Melakukan pembukaan perekrutan tenaga pengajar secara besar-besaran
    •Jalur undangan. Jalur undangan merupakan jalur panggilan khusus kepada beberapa tenaga pengajar professional untuk mengisi beberapa posisi pengajar
    •Melakukan training untuk pengenalan kurikulum sekolah
    •Melakukan simulasi mengajar
    •Apabila kemudian tenaga pengajar diterima, yayasan memberikan beberapa fasilitas awal seperti seragam, ruang kerja, asuransi, tunjangan hidup, gaji pokok
    5.Hasil Akhir : Sekolah mendapatkan tenaga pengajar yang sesuai dengan criteria dan standar sekolah yang ditetapkan

    BalasHapus
  123. C_122150121_Alita tri rachmawati

    Nama obyek : PT. SUKASARI MITRA MANDIRI
    Bagian yang diambil : proses produksi
    Kegiatan : proses pembuatan kecap

    Tahap menyelesaikan :
    ada 2 tahap, yaitu Tahap persiapan dan tahap pembuatan kecap.
    Tahap persiapan : tahap persiapan untuk kedelai ang akan diolah menjadi kecap. Kedelai akan di sortir, direndam, dicuci dan di rebus terlebih dahulu. Kemudian kedelai akan ditambahkan starter kecap yaitu aspergyllus oryzae dan ryzopus oligoporus selama 3-4 hari. Selanjutnya kedelai dan jamur di rendam dengan garam selama 2-4 bulan.

    Tahap pembuatan kecap :
    Proses pembuatan karamel : air dengan volume tertentu dididihkan kemudian dimasukkan gula, sampai terjadi perubahan warna dan bentuk.
    Proses pembuatan sari kedelai : hasil dari proses fermentasi moromi atau fermentasi dengan larutan garam diambil dengan jumlah tertentu. Kemudian disaring untuk diambil sari kedelainya.
    Proses pemasakan : gula karamel dan sari kedelan dididihkan kemudian bumbu dan rempah-rempah ditambahkan.
    Proses penyaringan : untuk dapat menghasilan produk kecap yang benar-benar murni dan bersih.
    Proses pengisian : kecap dimasukkan kedalam kemasan.
    Proses sortasi
    Proses pengemasan
    Proses penyimpanan dan distribusi : produk yang sudah di kemas kemudian di simpan dalam gudang pemyimpanan produk jadi.

    Hasil akhir : kecap

    BalasHapus
  124. C_122150103_Tifany Wahyu Widyaranti

    1. Nama Objek : PT. Perkebunan Nusantara I
    2. Bagian yang diamati : Proses produksi
    3. Permasalahan kegiatan : Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak
    4. Tahap menyelesaikan :
    a. Bahan baku berupa tandan buah segar kelapa sawit yang berasal dari kebun sendiri, dibeli dari rakyat atau lahan perkebunan sekitarnya dipersiapkan. Tandan buah diangkut ke pabrik secepatnya, lalu ditimbang dan disortir di stasiun penerimaan buah
    b. Dilakukan sterilisasi dengan cara merebus kelapa sawit dalam sebuah alat sterilizing. Perebusan ini bertujuan untuk mematikan akifitas enzim, menurunkan kaadar air dalam buah, dan juga untuk memisahkan antara inti dan cabang
    c. Setelah kelapa sawit sudah tersterilisasi, bahan tersebut masuk ke Stasiun Penebah. Disini buah diproses dengan menggunakan berbagai mesin hingga buah terlepas dari tandannya. Buahnya diproses, dan tandannya yag kosong dibakar
    d. Buah yang telah terlepas dari tandannya masuk ke stasiun pengempaan untuk diambil minyaknya dari Pericarp atau daging buahnya dengan melumat dan mengempa
    4. Hasil akhir : Minyak kelapa sawit

    Sumber : Laporan Kerja Praktek di Pabrik Kelapa Sawit PT.Perkebunan Nusantara, Menghitung Losses Inti pada Fibre Cyclone oleh Ainul Mardhiah, jurusan teknik kimia Universitas Malikussaleh

    BalasHapus
  125. C_122150103_Tifany Wahyu Widyaranti

    1. Nama Objek : PT. Perkebunan Nusantara I
    2. Bagian yang diamati : Proses produksi
    3. Permasalahan kegiatan : Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak
    4. Tahap menyelesaikan :
    a. Bahan baku berupa tandan buah segar kelapa sawit yang berasal dari kebun sendiri, dibeli dari rakyat atau lahan perkebunan sekitarnya dipersiapkan. Tandan buah diangkut ke pabrik secepatnya, lalu ditimbang dan disortir di stasiun penerimaan buah
    b. Dilakukan sterilisasi dengan cara merebus kelapa sawit dalam sebuah alat sterilizing. Perebusan ini bertujuan untuk mematikan akifitas enzim, menurunkan kaadar air dalam buah, dan juga untuk memisahkan antara inti dan cabang
    c. Setelah kelapa sawit sudah tersterilisasi, bahan tersebut masuk ke Stasiun Penebah. Disini buah diproses dengan menggunakan berbagai mesin hingga buah terlepas dari tandannya. Buahnya diproses, dan tandannya yag kosong dibakar
    d. Buah yang telah terlepas dari tandannya masuk ke stasiun pengempaan untuk diambil minyaknya dari Pericarp atau daging buahnya dengan melumat dan mengempa
    4. Hasil akhir : Minyak kelapa sawit

    Sumber : Laporan Kerja Praktek di Pabrik Kelapa Sawit PT.Perkebunan Nusantara, Menghitung Losses Inti pada Fibre Cyclone oleh Ainul Mardhiah, jurusan teknik kimia Universitas Malikussaleh

    BalasHapus
  126. C_122150108_Pinkie Winandari Budaya
    1. Nama Objek: IRT Gula Kelapa Desa Gledug, Blitar
    2. Bagian yang Diamati: Research and Development
    3. Permasalahan/ Kegiatan: Perencanaan strategi pengembangan usaha
    4. Tahap Penyelesaian:
    Dalam hal ini digunakan dua metode, yaitu analisis SWOT dan metode ANP. Metode-metode tersebut dijabarkan sebagai berikut.
    a. Analisis SWOT
    1. Analisis Matriks IFE dan EFE
    Teknik pairwise comparison digunakan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk menentukan bobot dari faktor internal dan eksternal.
    2. Analisis Matriks IE
    Nilai yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE dimasukkan ke dalam matriks IE untuk memetakan posisi perusahaan pada saat ini.
    3. Analisis Matriks SWOT
    Matriks SWOT digunakan untuk mencocokkan hasil yang diperoleh pada matriks IFE dan EFE.
    b. Analisis ANP
    Analisis ini dimulai dengan Pemodelan yang dilanjutkan dengan Pembobotan. Setelah pembobotan, proses terbagi menjadi dua, yaitu Bobot Prioritas Keterkaitan Antarnode dan Bobot Prioritas Keterkaitan Antarcluster. Di posisi Bobot Prioritas Keterkaitan Antarnode dilanjutkan ke proses Unweighted Supermatrix, sedangkan dari Bobot Prioritas Keterkaitan Antarcluster masuk ke dalam proses Matrix Cluster. Dari proses Unweighted Supermatrix dan Matrix Cluster, keduanya lalu melewati proses yang sama, yaitu Limiting Matrix. Dari Limiting Matrix kemudian berlanjut ke Normalisasi Limiting Matrix, lalu ke Bobot Kriteria Akhir sebagai akhir tahapan ANP.
    5. Hasil Akhir:
    Berdasarkan penelitian, ditemukan berbagai data sebagai acuan untuk mengambil keputusan dalam melakukan pengembangan usaha. Berikut ini adalah alternatif strategi yang bisa digunakan (nomor menunjukkan urutan bobot dari yang terbesar ke yang terkecil).
    1. Ikatan kerjasama dengan lembaga pengembangan industri
    2. Pendirian pusat pelayanan informasi agroindustri
    3. Pengadaan sumberdaya penyuluh lapang
    4. Mengembangkan dan mengoptimalkan fungsi pelayanan informasi bisnis
    5. Penyediaan pusat pemasaran terpadu untuk produk industri daerah
    6. Pembentukan usaha kemitraan dengan pihak lain
    7. Pengembangan lembaga pembiayaan industri
    8. Optimalisasi kinerja industri dengan pengembangan teknologi
    9. Pengembangan industri hilir
    Sumber: https://www.researchgate.net/profile/Azmi_Gabriel2/publication/259618113_PERENCANAAN_STRATEGI_PENGEMBANGAN_INDUSTRI_RUMAH_TANGGA_GULA_KELAPA_Studi_Kasus_Industri_Rumah_Tangga_Gula_Kelapa_Desa_Gledug_Kecamatan_Sanan_Kulon_Kabupaten_Blitar/links/0deec52ce7e21d20cc000000.pdf?inViewer=0&pdfJsDownload=0&origin=publication_detail

    BalasHapus
  127. A_122150041_HARINDRA NOORSYAM NAWAWI

    1. Nama obyek : PT Ultrajaya Milk Industri Tbk
    2. Bagian yang diamati/diambil : Proses manufaktur
    3. Permasalahan / kegiatan : menjaga agar susu tetap segar sampai tangan konsumen
    4. Tahap penyelesaian
    • Siapkan susu segar yang akan dimasukkan ke mesin UHT
    • Susu segar yang sudah siap akan dimasukkan ke mesin UHT dengan proses pemanasan yang suhunya 140oC selama 4 detik
    • Setelah susu diproses secara aseptic. Susu segera dikemas dengan kemasan aseptic yang memiliki 6 lapisan
    5. Hasil akhir :
    Dari hasil proses susu yang menggunakan proses sterilisasi UHT dan pengemasan aseptic, memastikan bahwa susu tetap segar sampai di tangan konsumen tanpa bahan pengawet. Susu ultra yang telah melalui proses UHT ini juga telah bebas dari semua bakteri pathogen, karena proses pemanasan tersebut. Namun dengan singkatnya waktu pemanasan, meminimalisir tingkat kerugian minimal nilai gizi dan kesegaran dari susu tersebut.

    BalasHapus
  128. B_122150057_RIZKY FIRMANSYAH
    1. Nama Obyek : PT. PINDO DELI PULP AND PAPER MILLS
    2. Bagian : Proses Produksi
    3. Permasalahan : Proses pembuatan kertas
    4. Penyelesaian :
    a. Pulp dimasukkan ke dalam hydropulper. Mesin ini bekerja untuk mengaduk antara pulp dan air sampai terurai, kemudian dialirkan kebagian chest.
    b. Dari chest dialirkan ke bagian screening untuk memisahkan kotoran – kotoran yang ada dalam bubur kertas.
    c. Kemudian bubur kertas digiling dengan refiner agar serat – serat membentuk serabut yang sangat lembut.
    d. Selanjutnya dialirkan kebagian chest untuk proses pemberian bahan pengisi (filler), rosin size, alumminium sulfat dan bahan aditif lainnya.
    e. Di bagian chest, bubur kertas dipompa kedalam Head Box, bubur kertas dialirkan kebagian pembentuk lembaran (Web Part) melaui slice.
    f. Stock yang yang jatuh diatas wire membentuk anyaman serat sehingga terjadilah lembaran kertas basah (Web).
    g. Lembaran kertas basah yang terbentuk kemudian dialirkan diantara dua rol pengempa (Pressing) untuk mengurangi kadar airyang masih tinggi
    h. Kemudian dibawa kebagian pengering (Dryer Suction). Kertas yang keluar dari mesin pengering mempunyai kadar air 7%.
    i. Setelah itu kertas masuk dalam kalender untuk menyeragamkan dan memperhalus permukaan kertas dan proses selanjutnya kertas digulung dalam pope reel.
    j. Setelah kertas digulung kemudian diadakan penggulungan ulang di rewinder untuk dipotong sesuai ukuran yang ditentukan sesuai pesanan konsumen.
    k. Selanjutnya kertas dibawa kebagian pengepakan, selanjutnya dibawa kegudang atau di bawa langsung ke kontainer sesuai dengan nomer urut palet kertas
    5. Hasil Akhir : Mie instan yang siap dipasarkan

    Sumber : http://www.library.gunadarma.ac.id/repository/view/3774159/proses-produksi-kertas-ppc-80-gr-di-pt-pindo-deli-pulp-and-paper-mills.html/

    BalasHapus
  129. A_122150004_Rita sihotang
    Revisi
    Kebutuhan minyak bumi per tahun meningkat secara drastic di seluruh dunia. Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah diantaranya adalah minyak, gas dan panas bumi. Sekarang kebutuhan minyak bumi semakin dirasakan oleh negara-negara berkembang khususnya negara Indonesia. Perkembangan ekonomi ini mengakibatkan pemakaian bahan bakar minyak juga meningkat dan hampir semua industri manufaktur menggunakan bahan bakar minyak untuk kegiatan operasionalnya. Oleh karena meningkatnya kebutuhan minyak di Indonesia khususnya di pulau jawa , maka kilang minyak PT.PERTAMINA (persero) refinery unit IV Cilacap (PTP) dibangun.
    A. Nama Obyek : PT.PERTAMINA (persero) RU IV Cilacap (JL. MT Haryono No 77, Cilacap-jawa tengah)
    B. Bagian yang diamati: Proses Produksi
    C. Permasalahan :Produktivitas Solar
    D. Tahapan Penyelesaian.
    1. Destilasi atau Fraksinasi
    Tahap pertama yang harus dilalui dalam proses pengolahan minyak bumi mentah adalah destilasi. Destilasi (sering pula disebut fraksinasi) adalah proses pemisahan fraksi-fraksi dalam minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didih. Proses destilasi biasanya dilakukan pada sebuah tanur tinggi yang kedap udara. Minyak bumi mentah dialirkan ke dalamnya untuk dipanaskan dalam tekanan 1 atmosfer pada suhu 370°C.

    2. Cracking
    Fraksi-fraksi yang dihasilkan dari proses destilasi kemudian dimurnikan (refinery) melalui proses cracking. Cracking adalah tahapan pengolahan minyak bumi yang dilakukan untuk menguraikan molekul-molekul besar senyawa hidrokarbon menjadi molekul-molekul hidrokarbon yang lebih kecil, misalnya pengolahan fraksi minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin. Proses cracking dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu cara panas (thermal cracking), cara katalis (catalytic cracking), dan hidrocracking.
    3. Reforming
    Setelah dilakukan pemurnian melalui cracking, tahap pengolahan minyak bumi dilanjut dengan proses reforming. Reforming adalah proses merubah struktur molekul fraksi yang mutunya buruk (rantai karbon lurus) menjadi fraksi yang mutunya lebih baik (rantai karbon bercabang) yang dilakukan dengan penggunaan katalis atau proses pemanasan. Karena dilakukan untuk merubah struktur molekul, maka proses ini juga bisa disebut sebagai proses isomerisasi.[Baca : Proses Pembentukan Minyak Bumi]
    4. Alkilasi dan Polimerisasi
    Setelah diperbaiki struktur molekulnya, fraksi-fraksi yang dihasilkan dari pengolahan minyak bumi mentah kemudian melalui proses alkilasi dan polimerisasi. Alkilasi adalah tahap penambahan jumlah atom pada fraksi sehingga molekul fraksi menjadi yang lebih panjang dan bercabang. Proses alkilasi menggunakan penambahan katalis asam kuat seperti HCl, H2SO4, atau AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Sedangkan polimerisasi adalah tahap penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul yang lebih besar dalam fraksi sehingga mutu dari produk akhir akan lebih meningkat.
    5. Treating
    Treating adalah proses pemurnian fraksi minyak bumi melalui eliminasi bahan-bahan pengotor yang terikut dalam proses pengolahan atau yang berasal dari bahan baku minyak mentah. Bahan-bahan pengotor yang dihilangkan dalam proses treating tersebut antara lain bau tidak sedap melalui copper sweetening dan doctor treating, lumpur dan warna melalui acid treatment, parafin melalui dewaxing, aspal melalui deasphalting, dan belerang melalui desulfurizing.
    6. Blending
    Tahap terakhir yang dilalui dalam proses pengolahan minyak bumi sehingga menghasilkan bahan siap guna adalah proses blending. Blending adalah tahapan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk melalui penambahan bahan-bahan aditif ke dalam fraksi minyak bumi. Bahan-bahan aditif yang digunakan tersebut salah satunya adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL adalah bahan aditif yang digunakan menaikkan bilangan oktan bensin.
    E. Hasil akhir : minyak solar yang siap disalurkan kepada konsumen.
    *Sumber Laporan Kerja Praktek PT.PERTAMINA (persero) RU IV Cilacap (JL. MT Haryono No 77, Cilacap-jawa tengah)disusun oleh Meti Basa – Perencanaan Produksi Solar Untuk Pemenuhan Tingkat Pelayanan.

    BalasHapus
  130. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  131. C_122120053_MOCHAMMAD RIZQI KURNIAWAN

    Nama Obyek : PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

    2. Bagian yang diamati/ diambil : Bagian promosi untuk lebih mengenal produk yang dihasilkan.

    3. Permasalahan/ kegiatan (misal : kurang meningkatkan kewaspadaan kepada produksi mie lain yang gencar malakukan promosi yang sangat agresif dan harus mengendalikan biaya promosi agar biaya promosi yang dikeluarkan untuk promosi produk tidak mengeluarkan biaya yang terlalu banyak yang menjadi pemborosan perusahaan dan supaya tingkat penjualan tidak menurun.

    4. Tahap menyelesaikan : PT. Indofood Sukses Makmur Tbk melakukan pendistribusian yang sesuai dengan target pasar, produk yang dihasilkanpun harus memenuhi dengan minat konsumen. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk terus mengadakan riset terhadap pasar untuk menyaingi pesaing perusahaan lain. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk menambah unggulan-unggulan terhadap produk yang akan dipasarkan, memperhatikan kualitas produk yang ingin dipasarkan, melihat kebutuhan dari konsumen dan perusahaan melakukan gebrakan yang menjadi daya tarik konsumen terhadap produk yang dipasarkan dan juga PT. Indofood Sukses Makmur Tbk harus melakukan juga promosi yang agresif dan luar biasa, dan membuat harga produknya dibawah dari produk yang lainnya, ditambah keunggulan-keunggulan lain. Sehingga dapat meningkatkan hasil produksi dengan baik.

    5. Hasil akhir : PT. Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi mengenal kebutuhan dan keinginan konsumen yang heterogen, sehingga dapat mengetahui dengan jelas kebutuhan dan keinginan konsumen. Itu semua dilakukan agar melancarkan kegiatan produksi agar sesuai dengan target pasar yang diinginkan.

    BalasHapus
  132. C_AnwarIlhamsyah_122150122

    Nama objek : PT DMI (Dinaheti Motor Industri)
    Bagian : Quality Control
    Permasalahan : Beberapa Tahapan Pengujian Standard Helm SNI 1811 – 2007
    Tahap Penyelesaian:
    • Uji Benturan
    Penentuan titik Impact/benturan dengan sinar infra merah. Dari titik infra merah ini nantinya akan didapat titik benturan yang akan digunakan untuk pengujian benturan.
    Pengujian impact/benturan-Helm Sample siap diluncurkan ke arah logam pembentur. Kekuatan yang dihasilkan bisa mencapai 300 G. Kecepatan maksimal saat benturan bisa mencapai 234 km/jam.
    • Uji Penetrasi
    Helm sample diuji kemampuan penahannya terhadap penetrasi.Helm yang telah diuji kekuatan benturannya, kembali diuji kekuatan menahan penetrasi. Sebuah paku pemukul dengan berat 3 kg, dari jarak 1,6 m akan dijatuhkan ke bagian atas helm. Jika tembus, maka paku akan menyentuh logam penahan di dalam helm, dan alarm akan berbunyi. Jika ini terjadi, helm tidak lulus uji.
    • Uji pelindung Dagu
    Kekuatan sistem pelindung dagu diuji. Baik dari bagian tali maupun kekuatan keseluruhan semua sistem.Helm sample akan diuji kemampuan penahan dagunya dengan memberikan
    tarikan mendadak, beban tertentu ke arah bawah. Ada nilai maksimal dan minimal yang harus dipenuhi.Helm sample diuji untuk dilihat kekuatannya ketika menghadapi beban kejut bersinggungan dari arah depan. Pengujian dilakukan untuk melihat sejauh mana helm dapat bertahan di kepala pengguna, tanpa lepas dari kepala saat berhenti mendadak.

    Hasil Akhir: keteika helm sudah melewati semua tes uji, helm sudah sesuai dengan SNI 1811-2007

    BalasHapus
  133. C_122150108_Pinkie Winandari Budaya
    1. Nama Objek: PT. Pindad
    2. Bagian yang Diamati: Proses produksi
    3. Permasalahan/ Kegiatan: Proses produksi Shouldering DE menggunakan Disamatic 2013 LP
    4. Tahap Penyelesaian:
    a. Siapkan bahan-bahan yang digunakan dalam membuat cetakan. Bahan-bahan tersebut adalah Pasir Baru Silika, Pasir Bekas, Bentonite, dan Coal Dust.
    b. Setelah bahan-bahan disiapkan, bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam mesin Disamatic.
    c. Mesin Disamatic akan memprosesnya sehingga terbentuk cetakan pasir.
    d. Cetakan pasir tersebut akan diisi dengan leburan bahan Shouldering DE.
    e. Setelah disiapkan, bahan-bahan tersebut ditimbang sesuai dengan ukuran yang ditentukan lalu dimasukkan ke dalam Shilo untuk dicampur.
    f. Campuran yang terdapat pada Shilo lalu dimasukkan ke dalam Disamatic Molding Machine.
    g. Campuran yang telah tercetak akan diteruskan lewat Automatic Mold Conveyor (AMC).
    h. Pada AMC, cetakan pasir akan diisi dengan leburan baja yang siap dicetak membentuk Shouldering DE.
    i. Cetakan dibiarkan beberapa saat pada AMC untuk menghilangkan panas yang ditimbulkan.
    j. Setelah dingin, cetakan dimasukkan ke mesin Shake Out.
    k. Di dalam mesin Shake Out, cetakan Shouldering DE diberi air agar mudah dihancurkan dan digetarkan untuk memisahkan Shouldering DE dengan pasir cetak.
    l. Pasir yang sudah dipisahkan akan dimasukkan ke dalam Sand Cooler, tetapi sebelum masuk ke Sand Cooler, terdapat magnet yang berfungsi untuk memisahkan serpihan baja pada pasir.
    m. Pada mesin ini, pasir diberi air dan angin untuk didinginkan kembali hingga mencapai suhu normal.
    n. Pasir yang sudah dingin dimasukkan kembali ke dalam Shilo untuk dijadikan bahan pembuat cetakan lagi.
    o. Shouldering DE yang sudah terpisah dari pasir cetak kemudian dibawa untuk dicek kualitas mutunya sehingga Shouldering DE siap untuk digunakan.
    5. Hasil Akhir: Shouldering DE yang siap digunakan.
    Sumber: Laporan Kerja Praktek PT. Pindad Jl. Gatot Subroto no. 517 Bandung di Divisi Tempa dan Cor disusun oleh Ahmad Z. Ridho.

    BalasHapus
  134. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  135. C_122150104_Yogya Willy Handoyo

    1. Nama Obyek : PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
    2. Bagian Yang Diamati : Proses Produksi
    3. Permasalahan : Proses Produksi Mie Instan
    4. Tahap Menyelesaikan :

    Mixing atau Pencampuran : Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan material-material yang terdiri dari material tepung dan air alkali sehingga diperoleh adonan yang merata atau homogen.

    Pressing atau Pengepresan : Selain adonan jadi homogen, campuran tersebut masuk ke dalam mesin pengepres adonan. Adonan akan mengalami peregangan pada saat dipress dan terjadi relaksasi pada saat keluar dari roll press.

    Slitting atau Pembentukan Untaian : Suatu proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mie dan kemudian siap dibentuk gelombang mie.

    Streaming atau Pengukusan : Proses selanjutnya adalah proses pegukusan untaian mie yang keluar dari slitter.

    Cutting and Folder atau Pemotongan dan Pencetakan : Pemotongan dan pencetakan adalah suatu proses memotong lajur mie pada ukuran tertentu dan melipat menjadi dua bagian sama panjang,

    Frying atau Penggorengan : Proses penggorengan adalah suatu proses merapikan mie didalam mangkok pengorengan, kemudian merendamnya di dalam media penghantar panas.

    Cooling atau Pendinginan : Ruangan pendingin mie adalah ruangan atau lorong yang terdiri dari sejumlah kipas untuk menghembuskan udara segar ke mie-mie yang dilewatkan dalam ruangan tersebut.

    Packing atau Pengemasan : Pengemasan mie adalah proses penyatuan dan pembungkusan mie, bumbu, minyak bumbu dan solid ingredient lainya.


    5. Hasil Akhir : Mie Instan siap olah

    BalasHapus
  136. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  137. A_122150030_YANUAR YOGA UTAMA
    REVISI
    PT.MONDRIAN,yang berlokasi di Klaten, Jawa tenggah merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang garment sebagai perusahaan yang memproduksi pakaian brupa kaos. Pendistribusian produk meliputi wilayah Lampung, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lombok. Selama ini masalah pendistribusian produk khususnya untuk produk kaos merek sekido di pulau Jawa belum diatur dengaan baik sehingga masih sering terjadi kekurangan atau bahkan kelebihan produk di setiap wilayah distribusi. Munculnya masalah ini dikarenakan kurang tepatnya perencanaan pendistribusian yang dilakukan oleh perusahaa, yang berakibat pada kelangkaaan produk di pasar.
    B.
    1. Nama Obyek : PT.MONDARIN
    2. Bagian yang diamati/ diambil : Pemmasaran
    3. Permasalahan : Kurang tepatnya perencanaan Pendistribusian
    4. Tahap menyelesaikan :
    1. Pengumpulan data
    a. Bill of distribution
    b. Data permintaan periode januari- September
    c. Persediaan pada bulan terakir tiap distributor
    d. Biaya dlm distriusi
    e. Lead time
    2. Pengolahan data
    a. Melakukan peramalan
    b. Menentukan RIP
    c. Perhitugan safety stock
    d. Perhitungan DPR
    3. Rencana pemasaran
    5. Hasil : dari hasil perhitungan di atas maka dapat ddi simpulkan bahwa lot of lot lebih efektife dan efisien guna meminimalisir biaya dan untuk menentukan kebutuhan pengiriman yang lebih baik dari pada dengan mengunakan EOQ

    BalasHapus
  138. C_122150114_Sashi Aprida Yusmi

    1. Nama Objek: PT. Coca Cola Amatil Indonesia
    2. Bagian yang Diamati: Proses Produksi
    3. Permasalahan: Proses Produksi Minuman
    4. Tahap Penyelesaian:
    1. Pengolahan air (water treatment)
    Awalnya air di ambil dari sumur artetis dengan kedalaman 80 meter. Air yang di ambil ditaruh bak penampungan. Dari sini air dialirkan ke suatu tangki yang di sebut acelator tank. Di dalam air ini di tambah bahan kimia yaitu kaporit, lime dan fero sulphate sehingga terjadi proses koagulasi. Dari acelator didapatakn air jernih yang dialirkan untuk di tampung di dalam clear water tank.
    Setelah itu disaring dari endapan kotor yang mungkin masih terikut. Setelah itu dialirkan ke carbon filter tank yang di dalamnya berisi active carbon. Disini air dibebaskan dari clorin dan bau. Proses terakhir dari water softener ini adalah air di saring melaui micron filter. Air yang sudah keluar sudah bisa di minum tanpa direbus. Jadi hasil akhirnya dari proses ini adalah air memenuhi syarat untuk dibuat minuman.

    2. Pembuatan Sirup
    Mula-mula, air yang di ambil dari water treatment ditampung di sebuah tangki. Kemudian dicampur gula pasir sambil di panasi, suhu pemanasan tidak boleh dari 25 derajat Celsius. Setelah itu dicampur denganactive carbon untuk menghilangkan bau dan warna, setelah itu disaring dengan filter proses. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan bakteri.
    Didalam finish syrup tank inilah concentrate ditambahkan, dan penambahan ini sesuai dengan minuman yang akan di produksi apakah coca cola, fanta, sprite atau yang lain.

    3. Proses Pencampuran
    Pencampuran antara air dari deaerator tank dengan finish syrup ini di atur konsentrasinya oleh flo mix dengan standar yang sudah ditentukan. Didalam proses mixing ini pula dilakukan proses pendinginan oleh unit pendingin. Unit pendingin ini dihubungkan dengan Carbo Cooler tank dan juga dihubungkan dengan daerator tank. Sekarang minuman mempunyai kurang lebih 5 derajat celcius dan akan dicampur dengan CO2 (carbon dioxida)

    4. Pemurnian C02
    Carbon dioxide akan yang dipergunakan untuk bahan minuman adalah carbon dioxide dalam bentuk cair yang dekemas dalam tabung-tabung kecil masing-masing memuat 30 kilo gram. Dari tangki-tangki ini CO2 akan dimurnikan dalam sebuah instalasi yang disebut CO2 purifier.

    5. Pengemasan
    · Botol
    Botol kosong di ambil dari konsumen, dister-dister dibersihkan melalui mesin, setelah itu di isi produk, dan proses terakhir adalah menutup botol dengan penutup dua lapis
    · Kaleng
    Kaleng yang digunakan dalam proses produksi adalah jenis beverage can, yakni kaleng yang khusus untuk mengemas minuman. Jenis kaleng ini pada bagian dalam dilapisi dengan coating enamel dan tahan tekanan. Setelah itu kaleng akan menuju tempat mesin pengisi kaleng . sesudah di isi minuman kaleng, mesin itu akan menuju mesin penutup kaleng yang dilengkapi dengan CO2 device yang tujuannya untuk meniup angin yang ada di atas minuman .dalam kaleng masih terbuka sesaat akan di tiup. Setelah itu masuk mesin yang kerjanya mesin itu adalah memilih kemasan yang isinya kurang atau lebih.

    5. Hasil Akhir: Minuman siap minum

    BalasHapus
  139. A_122150010_Tri Ulfa

     

    1. Nama Obyek :  PT.BUDI MAKMUR JAYA MURNI, YOGYAKARTA

    2. Bagian yang diamati :  Proses Produksi

    3. Permasalahan  : Proses Penyamakan Kulit

    4. Tahap Penyelesaian :

    Proses Penyamakan Kulit:

    a. Pencucian (washing)

    b. Perendaman (soaking)

    c. Pengapuran (liming)

    d. Pembuangan daging (fleshing)

    e. Pengikisan Protein (bating)

    f. Pengasaman (pickling)

    g. Penyamakan (Tanning)

    h. Pengetaman (Shaving)

    i. Pengamplasan (buffing)

    j. Pengecatan Dasar (dyeing)

    k. Perawatan Permukaan (setting out)

    l. Pembukaan Kulit (setter)

    m. Pengeringan (hanging/drying)

    n. Pelemasan (milling)

    o. Peregangan (stacking)

    p. Pementangan (toggling)

    q. Pengecatan tutup (finishing)

    r. Pengukuran (measuring)

    s. Pengepakan (packing)

    5. Hasil:

    Produk yang dihasilkan oleh PT.BUDI MAKMUR JAYA MURNI adalah kulit finishing samak dengan kapasitas rata-rata penyamakan sebanyak 5000 lembar setiap  harinya.

     Produk yang dihasilkan berupa lembaran-lembaran kulit yang telah tersamak (setengah jadi) dengan warna sesuai dengan pesanan.

    Contoh produk drum dyed, full chrome suede untuk sarung tangan dan garmen.

    Sumber : laporan kerja praktek Wellem Sally (122090115) Teknik Industri 2013 di PT.BUDI MAKMUR JAYA MURNI, YOGYAKARTA.

     

     

    BalasHapus
  140. A_122150045_Dhea Sasqia Leonita

    B. Isilah dalam bentuk isian berikut :
    PT Nipress, Tbk merupakan salah satu perusahan yang bergerak dalam industri energy storage di Indonesia. Perusahaan ini menghasilkan dua produk utama yaitu aki industri dan aki otomotif

    1. Nama Obyek: PT Nipress, Tbk.
    2. Bagian yang diamati: bagian ekonomis dari penerapan Penerangan Jalan Umum Bertenaga Surya.
    3. Permasalahan: investasi pergantian sistem Penerangan Jalam Umum Konvensional menuju Penerangan Jalam Umum Bertenaga Sel Surya di Kota Surakarta layak dilaksanakan atau tidak.
    4. Tahap:
    a. Mengidentifikasi Proses Bisnis Baterai Lithium pada PJUTS.
    b. Pengumpulan data: Aspek Ekonomis
    c. Pengolahan data: menghitung biaya investasi dengan metode Net Present Value Benefit & Cost dan menghitung biaya perawatan dan operasional PJU Konvesional dan PJU Tenaga Surya
    d. Melakukan Perbandingan Biaya Operasional & Maintenance PJU Konvensional & PJU Tenaga Surya.
    e. Menganalisis hasil yang telah diperoleh dari pengolahan data penelitian mengenai analisis ekonomis penerapan penerangan jalam umum bertenaga surya.
    f. Memberi kesimpulan dan saran apakah investasi PJTS layak diterapkan atau tidak.
    5. Hasil akhir:
    Jika dilihat dari analisis ekonomis diketahui NPV dan B/C Ratio dari investasi PJUTS ini bernilai positif sehingga dapat dikatakan bahwa investasi PJUTS layak untuk dilaksanakan, sedangkan jika dibandingkan biaya yang dikeluarkan selama 25 tahun diketahui PJUTS dapat menghemat biaya 97% dibandingkan dengan PJU Konvensional.

    Sumber: Laporan Kerja Praktek Ika Shinta Mardikaningsih I 0312035 - Studi Kasus Analisis Kelayakan Investasi Penerapan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya Di Kota Surakarta – Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    BalasHapus
  141. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  142. A_122150049_Nanda Wulansari
    REVISI
    PT. Budi Manunggal yang berlokasi di Yogyakarta adalah sebuah perusahan yang memproduksi sarung tangan golf. Pengendalian kualitas sangat diperlukan untuk menjaga produk agar dapat brsaing denganperusahaan lainnya, dengan adanya pengendalian kualitas, konsumen akan lebih percaya dan tidak kecewa dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
    B.
    1. NamaObyek : PT BUDI MANUNGGAL
    2. Bagian yang diamati/diambil : Proses Produksi
    3. Permasalahan :Pengendaliankualitaspadaproduksi.
    4. Tahappenylesaian:
    -bahanbaku :
    1. kulitdomba&Sintesiskulit
    2. Lycra (kainelastis)
    3. Span Mesh (kali rongga-rongga)
    4. Logo, pita, elastis, lem, magic tape, benang, ball marker, amplop, size stikerdan barcode
    - Proses Produksi :
    a) Kulit domba murni di sortir, hanya kulit yang berkualitas baik yang digunakan oleh PT Budi Manunggal agar menjaga kualitas produk yang di hasilkan.
    b) Pemotongan, sebelum di potong sebelumnya pola di gambar diatas kulit dan baru di potong sesuaipola.
    c) Penjahitan, setelah kulit dipotong sesuaipola, lalu kulit di satukan dengan cara di jahit, dijahit juga logo, pita, elastis, magic tape, ball markrdan lain-lain.
    d) Seleksi Ukuran ,setelah sarung tangan golf dijahit proses selanjutnya adalah penyortiran berdasar kaukuran.
    e) penyetrikaan, setalh di sortir, sarung tangan yang jadi kemudian di setrika agar rapih sebelum ketahap berikutnya.
    f) Pengemasan, setelah rapih tahap finishingnya adalah pengemasan sarungtangan golf. Sarung tangan siap di pasarkan.
    5. Hasil : Sarung golf siap pakai.
    Sumber : laporan kerja praktek Galih Saputro (122080157) Teknik Industri

    BalasHapus
  143. C_122150101_Desi Widiyastuti
    Produk-produk unggulan yang diproduksi oleh PT. Jamu Jago hingga kini masih selalu diminati masyarakat. Produk menjadi unggulan tidak lepas dari kualitasnya yang baik ketika sampai ke konsumen. Kualitas produk jamu selalu menjadi perhatian dan ditingkatkan oleh PT. Jamu Jago.
    1. Nama Obyek : PT. Jamu Jago Semarang
    2. Bagian yang diamati : Proses Produksi
    3. Permasalahan/Kegiatan : Proses pembuatan produk Buyung Upik
    4. Tahap menyelesaikan
    a. Penerimaan bahan baku dari gudang bahan baku
    b. Penimbangan bahan baku
    c. Peracikan bahan baku
    d. Ekstraksi bahan segar dan bahan kering
    e. Proses mixing
    f. Proses pengisian
    g. Pengemasan
    h. Produk disimpan dalam gudang produk jadi
    5. Hasil akhir : Jamu Buyung Upik
    Referensi: Laporan Kerja Praktek oleh Simon Armando Universitas Katolik Soegijapranata tahun 2015.
    https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiVy7yD-efLAhWHA44KHcznBQ0QFggoMAI&url=http%3A%2F%2Frepository.unika.ac.id%2F700%2F1%2F12.70.0055%2520-%2520KP%2520SIANLY%2520KUSUMA%2520DEWI%2520MULYONO.pdf&usg=AFQjCNEIsG4abeO6TUadinH7qkGkCbLNPA&sig2=6EhnGj6McDxo_T8Byloo_Q

    BalasHapus
  144. C_122150119_Muhammad Ridwan

    Nama Obyek : PT High Steelindo Eranusa

    Bagian yang diamati : Sistem Produksi

    Permasalahan atau kegiatan : Proses pembuatan press cylinder

    Tahap penyelesaian :
    1. Pengukuran
    Plat besi dibawa ke tempat pengukuran secara manual

    2. Pemotongan
    Setelah melakukan proses pengukuran, selanjutnya plat besi dipotong sesuai ukuran yang telah ditetapkan. Pemotongan material dilakukan dengan menggunakan mesin las potong

    3. Pengerolan
    Setelah plat besi dipotong maka dilakukan pengerolan untuk membentuk plat besi agar melengkung

    4. Pembubutan
    Plat besi yang sudah melengkung dibawa kemesin bubut. Pembubutan dilakukan untuk memudahkan pengelasan dan pengeboran sehingga permukaan plat besi rata

    5. Pengeboran
    Pembuatan lubang dilakukan pada plat besi yang akan menjadi press cylinder. Mesin yang digunakan adalah mesin bor magnet yang menggunakan tenaga listrik. Pengeboran dilakukan sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan

    6. Perakitan
    Setelah menyiapkan 2 press cylinder maka dilakukan perakitan untuk menyatukan kedua komponen. Untuk merakitnya maka kedua sisi press cylinder pada posisi berdiri terlebih dahulu, kemudian baru dapat dirakit dengan pembatas berbentuk ring pada press cylinder sebanyak 12 buah

    7. Pengelasan
    Bagian komponen yang disatukan kemudian dilas sehingga tidak ada bagian yang terlewatkan. Pengelesan menggunakan mesin las. Metode las dilakukan secara manual

    8. Finishing
    Pada tahap ini, dilakukan beberapa elemen pekerjaan
    a. Gerinda luar
    Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan tampilan luar dari press cylinder
    b. Gerinda dalam
    Bagian dalam dari press cylinder terdapat sisa pengelasan sehingga harus dibersihkan
    c. Mengisi benang di pinggiran ring
    Dalam penyatuan dua press cylinder menggunakan pembatas yang bentuknya mengikuti lengkungan dari press cylinder yang biasa disebut ring. Dalam penyatuan menggunakan ring ini biasanya terdapat kerenggangan yang harus dihilangkan. Untuk menghilangkan kerenggangan itu, disisipkan benang pada bagian yang renggang
    d. Pendempulan
    Dilakukan untuk merapikan bagian luar dari press cylinder
    e. Pemasangan pegangan
    f. Pengamplasan
    Bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa dempul yang telah mengering dan juga mendapatkan permukaan yang benar-benar rapi
    g. Pembersihan abu menggunakan kompresor
    Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang optimal, terlebih dahulu abu dari mengamplas dibersihkan dengan menggunakan mesin kompresor
    h. Pengecatan
    i. Dimasukkan ke dalam penumpukan produk

    Hasil akhir : Press Cylinder

    BalasHapus
  145. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  146. A_122150021_Dwi Utari Wahyuningtias

    1. Nama objek : PT.Papertech Indonesia Unit II Magelang
    2. Bagian yang diamati : Proses Produksi
    3. Permasalahan atau kegiatan : Proses pembuatan kertas
    4. Tahap penyelesaian :
    - Waste paper, yaitu pemilihan bahan baku utama
    - Penerimaan bahan baku dari bagian logistik
    - Pengontrolan kualitas bahan baku
    - Stock preparation, yaitu proses pengolahan bahan baku menjadi buburan kertas
    - Forming Section, yaitu proses pencampuran bahan kimia ke dalam buburan kertas hingga proses percetakan kertas
    - Press Section, tahapannya dibagi menjadi 3 yaitu Double Felted Pres, Single Felted Pres I dan Single Felted Pres II
    - Dryer Section, Proses pengeringan kertas
    - Rewinder, Proses finishing dimana kertas akan dipotong sesuai permintaan konsumen
    - Pengontrolan kualitas kertas

    Hasil akhir : Kertas setengah jadi

    sumber : Laporan Kerja Praktek di PT.Papertech Indonesia Unit II Magelang oleh Pandu Wibowo 122080093

    BalasHapus
  147. A_122150002_Angga Aldo Harapenta
    1. Nama Obyek : PT. Vale Indonesia TBK, Soroako
    2. Bagian yang diamati/ diambil : Proses Produksi nickel matte
    3. Permasalahan/ kegiatan : Menambang dan mengolah biji ore nickel
    4. Tahap menyelesaikan :
    a. Memilih lokasi yang mengandung nickel ( Di pegunungan Verbek, Sulawesi Selatan dengan ketinggian 300 – 400 dpl)
    b. Menyediakan Belerang dan Batubara
    c. Melakukan pengeboran dengan jarak spasi 25 – 50 m untuk mengambil sampel batuan dan tanah guna mendapatkan gambaran kandungan nickel
    d. Melakukan pembersihan dan pegupasan lapisan tanah setebal 10-20 m
    e. Melakukan penggalian dan pengangkutan lapisan bijih nickel setebal 5-10 m
    f. Menyaring bijih nickel tersebut untuk medapatkan 2 tipe bjih nickel, yaitu tipe barat dengan ketebalan -4/-2 in dan tipe timur -6 in
    g. Bijih nickel yang telah disaring disimpan untuk mendapatkan kadar air terbaik dan dikeringkan kembali
    h. Bijih nickel kembali di seleksi dengan memisahkan biji yang berukuran +24 mm dan – 24 mm
    i. Kalsinasi bijih nickel untuk menghilangkan kandungan air dan mereduksi Nikel oksida menjadi nickel logam dan sulfidasi
    j. Hasil reduksi di lebur dengan Tanur Listrik untuk menghasilkan fase lelehan matte dan terak
    k. Lelehan matte tersebut di murnikan kembali untuk menaikkan kadar Ni dari sekitar 27% menjadi 75%
    l. Lelehan matte yang sudah dimurnikan diubah bentuknya menjadi butiran pasir dengan proses Granulasi dan siap dikemas
    m. Butiran pasir matte siap dikemas dan dipasarkan
    5. Hasil Akhir : Butiran pasir Nickel matte dengan kadar Ni = 77 -80 %, S = 20 %, Co = 1-2 % yang akan digunakan untuk melapisi baja

    Sumber : Laporan kerja Praktek DICKY ISKANDAR 122100031 - ANALISIS KEBUTUHAN JUMLAH TENAGA KERJA BERDASARKAN PEKERJAAN PADA PROCESS DEVELOPMENT SECTION MENGGUNAKAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) di PT. VALE INDONESIA TBK, SOROAKO

    BalasHapus
  148. 1. Nama Obyek : PT Mitra Rekatama Mandiri Klaten
    2. Bagian yang diamati/ diambil : Proses Produksi
    3. Kegiatan : Memproduksi berbagai macam peralatan mesin, baik peralatan pertambanga, pertanian, percetakan, dan peralatan mesin lainnya
    4. Tahap menyelesaikan
    a. Bagian pengecoran
    Meleburkan besi-besi
    Mengumpulkan besi-besi yang sudah dicor
    b. Bagian produksi
    Merencanakan pencarian bahan baku yang berupa besi bekas atau pembantu
    Menyusun rencana-rencana produksi yang akan dikerjakan oleh bagian produksi
    Melakukan pengawasan dibidang produksi, kualitas kuantitas produksi, serta menetapkan standard produksi sesuai dengan produk yang dipesan
    c. Bagian pergudangan
    Mencatat semua barang yang akan masuk dan barang yang keluar dari gudang
    Melakukan pemeriksaan persediaan barang yang ada digudang
    d. Bagian pemasaran
    Menentukan dan meluaskan daerah pemasaran atau melakukan ekspansi pasar
    Menetapkan cara kerja bagian pemasaran agar peoses pemasaran berjalan lancar
    5. Hasil akhir
    Alat pertanian
    a. Pulley (Transmisi mesin)
    b. Spare part hand tractor
    c. Velg rubber roll
    Alat pertambangan
    a. Isolator pompa
    b. Linner
    c. Flends
    Alat percetakan
    a. Perporasi
    b. Mesin potong

    Sumber : Laporan kerja praktek Wahyu Brantiarno 122080027 Penentuan persediaan bahan baku besi cor (iron cast) menggunakan metode EOQ (economiic order quantity) pada PT. Mitra Rakatama Mandiri

    BalasHapus
  149. A_122150038_Dewi Anggraeni
    1. Nama obyek : PT. SCG Jaya Readymix
    2. Bagian yang diamati/ diambil : Bagian produksi
    3. Permasalahan kegiatan : Proses produksi pembuatan beton jadi segar
    4. Tahap menyelesaikan :
    - Memasukan pasir, kerikil, semen, air, dan split kedalam alat pencampur beton
    - Pencampuran bahan baku beton didalam alat pencampur/ concrete mixer
    - Mencampurkan chemical admixture pada kondisi tertentu seperti jarak perjalanan tempuh yang jauh
    5. Hasil akhir :
    Beton segar PT. Siam Cement Group Jaya Readymix, Yogyakarta telah jadi dan siap dipasarkan ke kota-kota besar dan daerah terpencil yang strategis.
    Sumber : Laporan Kerja Praktek di PT. Siam Cement Group Jaya Readymix, Yogyakarta yang disusun oleh Rian Teguh Aprianto (NIM: 122090055) – PENENTUAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SEMEN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA PT.SIAM CEMENT GROUP JAYA READYMIX-

    BalasHapus
  150. C_ 122150113_Chrisna Ocvatika Santoso
    Nama Obyek : PT Sinar Sosro
    Bagian yang diamati : Bagian Quality Control
    Permasalahanya : Cara menjaga kualitas produk
    Langkah-langkah penyelesaianya :
    a. Menyediakan bahan baku ,bahan pembantu ,yang tidak membahayakan, bebas dari pestisida, dan patogen
    b. Melakukan pemeriksaan atau seleksi bahan yang ketat
    c. Pada proses pengolahan menggunakan sistem HACCP ( Hazard Analysisi Critical Control Point ) yaitu suatu sistem yang komperetif dalam mengidentifikasi dan mengontrol bahaya yang beresiko
    d. Pada proses pengolahan PT Sinar Sosro membuat SOP ( Standard Operation System ) Protap yang jelas untuk semua yang berkaitan dengan proses pengolahan termasuk untuk formula dasar dan prosedur pembuatan.
    e. Melakukan pemeriksaan pada botol sebelum masuk kedalam cairan teh kedalam botol.
    f. Melakukan pemeriksaan cairan minuman dengan cara pengambilan beberapa sampel dan dicek mulai dari bau,rasa,warna, dan kadar dan PH. Jika sesuai standart maka akan di bawa kedalam proses pengemasan.
    Hasil : PT Sinar Sosro dapat menjaga mutu produk dengan sangat baik.
    Sumber diperoleh : laporan Kerja Praktek di PT Sinar Sosro oleh Novia Kurniati di publish oleh Universitas Indonesia tahun 2012

    BalasHapus
  151. C_ 122150113_Chrisna Ocvatika Santoso
    Nama Obyek : PT Sinar Sosro
    Bagian yang diamati : Bagian Quality Control
    Permasalahanya : Cara menjaga kualitas produk
    Langkah-langkah penyelesaianya :
    a. Menyediakan bahan baku ,bahan pembantu ,yang tidak membahayakan, bebas dari pestisida, dan patogen
    b. Melakukan pemeriksaan atau seleksi bahan yang ketat
    c. Pada proses pengolahan menggunakan sistem HACCP ( Hazard Analysisi Critical Control Point ) yaitu suatu sistem yang komperetif dalam mengidentifikasi dan mengontrol bahaya yang beresiko
    d. Pada proses pengolahan PT Sinar Sosro membuat SOP ( Standard Operation System ) Protap yang jelas untuk semua yang berkaitan dengan proses pengolahan termasuk untuk formula dasar dan prosedur pembuatan.
    e. Melakukan pemeriksaan pada botol sebelum masuk kedalam cairan teh kedalam botol.
    f. Melakukan pemeriksaan cairan minuman dengan cara pengambilan beberapa sampel dan dicek mulai dari bau,rasa,warna, dan kadar dan PH. Jika sesuai standart maka akan di bawa kedalam proses pengemasan.
    Hasil : PT Sinar Sosro dapat menjaga mutu produk dengan sangat baik.
    Sumber diperoleh : laporan Kerja Praktek di PT Sinar Sosro oleh Novia Kurniati di publish oleh Universitas Indonesia tahun 2012

    BalasHapus
  152. C_122150123_Leonardo Alexsander Manalu
    Saksang Babi (biasanya disebut dengan saksang B2 biar lebih sopan) adalah salah satu menu makanan yang terbuat dari daging babi ataupun anjing. Saksang juga bisa diganti menjadi daging anjing, sapi, kerbau, ataupun ayam. Biasanya saksang disajikan di acara pernikahan suku Batak, acara meninggal suku Batak, ataupun di acara acara Batak lainnya.

    Nama Objek : Rumah Makan Babi Panggang Karo Olakisat
    Bagian yang diamati : Proses Produksi
    Permasalahan / Kegiatan : Proses Pembuatan Saksang B2
    Tahap Menyelesaikan :
    1.Bersihkan daging babi, lalu potong menjadi bagian yang kecil (kira kira 0,5 cm
    berbentuk dadu)
    2.Haluskan semua bahan satu persatu secara bertahap mulai dari bawang putih, bawang merah,
    lengkuas, jahe, kunyit, serai, dan ketumbar.
    3.Setelah halus, masukkan cabe rawit dan cabe merah lalu haluskan kembali semuanya
    4.Setelah halus merata, campur dengan andaliman dan daun jeruk kemudian sisihkan
    5.Siapkan wajan dan minyak goreng yang telah dipanaskan. Tumis semua bumbu hingga beraroma
    harum dan matang
    6.Masukkan daging babi yang telah diiris kecil. Aduk merata hingga matang dan daging berubah warna
    7.Tambahkan darah babi, kemudian aduk hingga semua bahan tercampur rata
    8. Masukkan garam sesuai
    9.Tunggu hingga masak lalu angkat

    Hasil akhir : Saksang Babi siap disantap!

    BalasHapus
  153. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  154. B_122150095_Alver Pramudito Zakiri

    1. Nama Obyek : PT Unilever Indonesia Tbk. Cikarang
    2. Bagian : Quality Control
    3. Kegiatan : Ice Cream Good Manufacturing Practice (IC-GMP)
    4. Tahap Penyelesaian
    a.Induction dan pengenalan lingkungan kerja Unilever Ice cream Factory
    b.Studi literature dan penentuan metode kerja pengamatan
    c.Pengambilan sampel mix
    d.Analisa mikrobiologi sampel mix
    e.Analisis data dan hasil pengamatan
    f.Validasi cleaning (analisa mikrobiologi)
    g.Analisis data dan hasil pengamatan validasi cleaning
    h.Hygiene verification (analisa mikrobiologi)
    i.Analisis data dan hasil pengamatan Hygiene verification
    Hasil Akhir:
    a.Suhu inkubasi dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba.
    b.Dari hasil validasi cleaning, terdeteksi ketidaksempurnaan proses pembersihan tangki sehingga dapat menyebabkan dinding tangki memiliki kondisi awal dengan nilai TVC yang tinggi (700 – 1000 cfu) serta masih terdapat Enterobacteriaceae (30 – 40 cfu). Ketika proses pembersihan telah kembali normal, dinding tangki memiliki kondisi awal dengan nilai TVC (<10 – 30 cfu) dan Enterobacteriaceae tidak terdeteksi keberadaannya pada dinding tangki (<10 cfu/ml).
    c.Proses pembersihan mesin Benhill telah sesuai dengan prosedur cleaning yang telah ditetapkan. Sehingga hasil swab pun menunjukkan jumlah mikroba yang terdapat pada mesin masih berada dalam batas aman untuk melakukan produksi.

    Sumber: http://xa.yimg.com/kq/groups/22975017/1172258202/name/isi+laporan+kp.pdf

    BalasHapus
  155. B_122150087_ALdhi Febrawan

    1. Nama Obyek : CV. MUBAROKFOOD CIPTA DELICIA KUDUS
    2. Bagian yang diamati/ diambil :Proses produksi
    3. Permasalahan/ kegiatan : Proses produksi jenang kudus
    4. Tahap menyelesaikan:
    - Penyiapan bahan baku meliputi penyiapan santan, penyiapan tepung, penyiapn gula, dan penyiapan bahan tabahan seperti essence.
    - Membuat campuran ketan dalam bentuk tepung, santan kelapa, dan larutan gula hingga membentuk jenang yang kenyal.
    - Kemudian campuran tadi masuk ke proses pemasakan secara manual dengan diaduk terus menerus.
    - Setelah kurang lebih 4,5 jam campuran tersebut diberi bahan-bahan tambahan berupa perisa, dan margarin, kemudian dimasak lagi selama 30 menit.
    - Kemudian jenang diangkat dan dituangkan ke dalam loyang segi empat untuk proses pendinginan, proses tersebut kurang lebih 16 jam dalam suatu ruang khusus.
    - Masuk ke proses pemotongan di dalam ruang tertentu dengan berat rata-rata 20-25 gr.
    - Terakhir masuk ke proses pengemasan di ruang yang sama dengan proses pemotongan sebelumnya.
    5. Hasil akhir: Produk jenang kudus mubarok

    Sumber: Laporan Kerja Praktek Wawan Sarwanto -PEMBUATAN TATA LETAK RUANG PRODUKSI
    COKLAT ISI DODOL SEBAGAI PENGEMBANGAN PRODUK
    DI CV. MUBAROKFOOD CIPTA DELICIA KUDUS-

    BalasHapus
  156. B_122150067_Yustina Orchidtya Dwi Rosari

    1.Nama Obyek : PT DJARUM
    2.Bagian yang diamati/ diambil : SDM
    3.Permasalahan/ kegiatan : Kebutuhan tenaga kerja
    4.Tahap menyelesaikan :
    a. Pengisian formulir, dimaksudkan untuk memperoleh informasi dan data yang lengkap dari calon karyawan.
    b. Mengikuti psikotest
    c. Wawancara, dalam wawancara ini biasanya mudah dinilai tentang penampilan, kemampuan bicara, pendidikan dan sebagainya.
    d. Pemeriksaan kesehatan, untuk mencegah terhadap kemungkinan memperoleh karyawan yang menderita suatu penyakit yang dapat menganggu proses kerja.

    5.Hasil akhir : Dengan didapatnya karyawan baru maka kebutuhan tenaga kerja teratasi .

    sumber : laporan kerja praktek Rodhe Louis Yunita Sari Suyanto PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2013

    BalasHapus
    Balasan
    1. B_122150067_Yustina Orchidtya Dwi Rosari

      1.Nama Obyek : PT DJARUM
      2.Bagian yang diamati/ diambil : Sistem produksi
      3.Permasalahan/ kegiatan : proses pembuatan rokok
      4.Tahap menyelesaikan :
      a. Penyiapan bahan baku meliputi penyiapan cengkeh dan tembakau serta saus rokok.
      b. Proses Produksi di Primary ,merupakan tempat mengolah tembakau, cengkeh, dan material tambahan lainnya untuk menghasilkan komposisi blend (tembakau stelan) yang homogeny. ada 3 kegiatan utama, yaitu pengolahan tembakau, pengolahan cengkeh, dan proses inti.
      c.Proses di Secondary, merupakan kelanjutan proses pada bagian primary, yaitu proses pelintingan, pengepakan, sampai pengiriman cigarette rod

      5.Hasil akhir : produk rokok yang siap di pasarkan.

      sumber : laporan kerja praktek Rodhe Louis Yunita Sari Suyanto PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2013

      Hapus

  157. A_122150045_Dhea Sasqia Leonita

    1. Nama Obyek : PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton)
    2. Bagian yang diamati/ diambil : proses produksi
    3. Permasalahan/ kegiatan: proses pembuatan produk tiang pancang beton
    4. Tahap menyelesaikan:
    - Menentukan bahan baku. (adminixture, air, besi, fly ash, semen, pasir, split)
    - Perakitan tulangan dan pengadukkan bahan baku
    - Pengecoran beton
    - Peregangan tulang
    - Pemutaran beton
    - Perawatan uap
    - Pembukaan cetakan
    5. Hasil akhir: tiang pancang beton

    sumber: https://www.scribd.com/doc/111337149/MAKALAH-WIKA#scribd

    BalasHapus

  158. A_122150045_Dhea Sasqia Leonita

    1. Nama Obyek : PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton)
    2. Bagian yang diamati/ diambil : proses produksi
    3. Permasalahan/ kegiatan: proses pembuatan produk tiang pancang beton
    4. Tahap menyelesaikan:
    - Menentukan bahan baku. (adminixture, air, besi, fly ash, semen, pasir, split)
    - Perakitan tulangan dan pengadukkan bahan baku
    - Pengecoran beton
    - Peregangan tulang
    - Pemutaran beton
    - Perawatan uap
    - Pembukaan cetakan
    5. Hasil akhir: tiang pancang beton

    sumber: https://www.scribd.com/doc/111337149/MAKALAH-WIKA#scribd

    BalasHapus
  159. A_122150016_Heryanto

    1. Nama Obyek : PT. HOLCIM INDONESIA TBK.
    2. Bagian yang diamati/diambil : Departemen Produksi
    3. Permasalahan / Kegiatan : Perencanaan Persediaan Bahan Baku menggunakan Economic Production Quantity
    4. Tahap Penyelesaian :
    a. Mengumpulkan data bahan baku tahun sebelumnya
    b. Mengumpulkan data Stock Material
    c. Mengolah data atau menghitung kebutuhan bahan baku dengan Metode Economic Production Quantity ( EPQ )
    d. Analisis Kebutuhan bahan baku dengan Metode Economic Production Quantity (EPQ)
    5. Hasil Akhir : Didapat perencanaan persediaan bahan baku yang memberikan hasil siklus produksi berjalan lancar dan produk dapat diproses sesuai permintaan.

    Sumber : Laporan KP di PT.HOLCIM INDONESIA TBK.

    BalasHapus
  160. A_122150024_Mu’ammar Zain Al Hamim

    1. Nama Objek: PT Adi Satria Abadi
    2. Bagian yang diamati: Sistem Produksi
    3. Permasalahan: Cara pengolahan bahan baku kulit domba/sapi untuk bahan baku sarung tangan golf
    4. Tahap Penyelesaian:
    • Penyeleksian dan pengendalian kualitas material, obat-obatan, dan alat sebelum proses berlangsung.
    • Proses Basah, yang terdiri dari:
    o Penyamakan/Tanning, setelah dilakukan pemilihan material dimasukkan ke dalam drum proses bercampur dengan bermacam obat-obatan untuk disamak dengan tujuan memperpanjang daya tahan kulit.
    o Pencukuran/Shaving, sesuai dengan yang dikehendaki.
    o Pengecetan/Dyeing, pawarnaan sesuai dengan pesanan.
    o Perminyakan, guna melembutkan kulit.
    • Proses Kering, yang terdiri dari
    o Pengeringan/Penjemuran, untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam kulit dengan mesin setting cut atau mesin pemerah, kemudian dikeringkan dengan bantuan sinar matahari
    o Pelemasan, agar kulit tidak kaku setelah lama dijemur dengan mesin stacking roll.
    o Penarikan, dengan menggunakan toggle dapat menarik kulit untuk mendapatkan luas kulit yang maksimal.
    o Pengukuran, setelah kulit melebar maka diukur dengan mesin ukur dan dipisahkan sesuai kualitas
    o Packing/Dikemas
    o Stocking/Dibawa ke gudang
    5. Hasil Akhir: Bahan baku sarung tangan golf dari kulit domba dan kambing

    SUMBER: LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT ADI SATRIA ABADI - PERBANDINGAN TINGKAT PENCAHAYAAN DAN KEBISINGAN SERTA SUHU DAN KELEMBABAN PADA LINGKUNGAN KERJA oleh EKO YULI NURYANTO (122090075)

    BalasHapus
  161. A_122150025_Irham Nurul Hamzah
    PT.Sang Hyang Seri (Persero) merupakan produsen benih tanaman pangan,berdiri berdasarkan peraturan pemerintah NO. 22 Th. 1971 Diroktorat Bina Perbenihan telah menetapkan peraturan – peraturan tentang tata cara menilai mutu benih yang dihasilkan melalui kegiatan Sertifikasi .Salah satu hambatan dalam memperoduksi benih bermutu dan bersertifikat sangat tergantung kepada input, proses dan outputnya, input dimulai dari benih sumber yang memenuhi standar. Tujuan dari sertifikasi benih adalah untuk memelihara dan menyediakan bagi publik, melalui sertifikasi, benih berkualitas tinggi dan bahan menyebarkan diberitahu jenis dan varietas sehingga tumbuh dan didistribusikan untuk memastikan identitas genetik dan kemurnian genetik.
    1.Nama objek : PT. Sang Hyang Seri Persero
    2.Bagian yang diamati : Proses produksi
    3.Permasalahan : Sertifikasi produksi benih padi
    4.Tahap Penyelesaian :
    -Pemilihan Benih Sumber memenuhi standar
    -Penyeleksian Benih Penjenis (Breeder Seed)
    -Proses menghasilkan Benih Dasar (Fondation Seed)
    -Proses menghasilkan keturunan pertama Benih Pokok (Stock Seed)
    -Proses menghasilkan keturunan pertama Benih Sebar (Extension Seed)
    -Pemeriksaan Lapangan
    -Pengawasan Pengolahan
    -Pengujian Laboratorium

    5.Hasil Akhir : Mendapatkan benih padi berkualitas tinggi
    Referensi : Laporan praktek kerja lapangan GUNTUR SUJANA FIRDAUS di PT. Sang Hyang Seri (Persero) dengan judul Sertifikasi Lapangan Produksi Benih Padi ( Oryza Sativa ) Kelas Benih Pokok

    BalasHapus
  162. C_122150105_Ahmad Ma'luful Wafa

    1.Nama Obyek : PT. MAYA FOOD INDUSRIES PEKALONGAN
    2.Bagian yang diamati/diambil : sistem produksi
    3.kegiatan : proses produksi pengalengan ikan sarden
    4.tahap penyelesaian :

    a.penerimaan bahan baku
    b.penyimpanan (storage )
    c.thawing
    d.sortasi
    e.pembersihan sisik
    f.pencucian ikan
    g.pencucian kaleng kosong
    h.pengisian dan penimbangan
    i.pemasakan awal (pre cooking)
    j.penirisan
    k.pengisian saus
    l.penutupan kaleng
    m.pencucian kaleng
    n.sterilisasi
    o.pendinginan
    p.printing dan pengemasan
    q.inkubasi
    r.distribusi

    5.Hasil Akhir : ikan sarden kaleng yang telah didistribusikan

    BalasHapus
  163. Indocement didirikan pada tanggal 16 Januari 1985, sebagai hasil penggabungan enam perusahaan semen yang pada saat itu memiliki delapan pabrik. Indocement memroduksi semen dan saat ini memiliki beberapa anak perusahaan yang memroduksi beton siap-pakai (ready-mix concrete/RMC) serta mengelola tambang agregat dan trass.
    A. Nama Obyek : PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
    B. Bagian yang diamati / diambil: PROSES PRODUKSI
    C. Permasalahan / kegiatan: PROSES PEMBUATAN SEMEN
    D. Tahap menyelesaikan:
    1.Tahap Pengeringan dan Penggilingan
    Dalam unit ini terjadi proses pengeringan dan pengecilan ukuran material (clay, besi, pasir silica) mula-mula clay, pasir besi dan pasir silica masuk secara bergantian ke dalam rotary dryer untuk di keringkan dengan udara panas sisa dari suspention preheater, kemudian hasil dari rotary dryer di simpan ke dalam hopper.
    2.Homogenisasi
    Raw Mill hasil penggilingan di dalam Vertical Roller Mill disimpan dalam dua buah Homogenizing Silo dengan kapasitas masing-masing silo adalah 10.000 ton dan ketinggian 44 m.
    3.Pembakaran Tepung Baku Menjadi Clinker
    Pada proses pembuatan semen tahapan yang paling penting adalah proses pembakaran tepung baku menjadi mineral-mineral semen (clinker).
    4.Tahap prekalsinasi (pemanasan awal) di Reinforced Suspension Preheater
    Proses pemanasan awal Kiln Feed terjadi didalam Reinforced Suspension Preheater. Reinforced Suspension Preheater adalah bagian dari Kiln yang berfungsi mengeringkan raw mill (mengurangi kadar air raw mill dari 1% menjadi 0,5%) dan memanaskan Kiln Feed sebelum masuk ke Rotary Kiln.
    5.Tahap Pembakaran Tepung Baku di Rotary Kiln
    Setelah mengalami proses prekalsinasi di Reinforced Suspension Preheater, material keluar dari cyclone I dengan suhu 9000C, kemudian masuk dalam Kiln.
    6.Pendinginan Clinker
    Clinker panas yang keluar dari Rotary Kiln bersuhu kurang lebih 12000C masuk ke dalam Clinker Grate Cooler untuk didinginkan secara mendadak agar dihasilkan terak atau klinker yang amorf yang mudah digiling pada penggilingan akhir di Cement Mill.
    7.Penggilingan Awal di Pregrinding Mill
    Penggilingan akhir diperlukan untuk menghasilkan semen dengan kehalusan yang sesuai dengan yang diinginkan.
    8.Penggilingan Akhir di Cement Mill
    Pada pengglingan akhir digunakan Cemen Mill tipe Tube Mill, terlebih dahulu gypsum dari Gypsum Yard diangkut dengan menggunakan Wheel Loader dimasukkan ke dalam Unloading Hopper kemudian diangkut dengan menggunakan Belt Feeder menuju Gypsum Hopper selanjutnya ditimbang oleh Weighing Feeder menuju ke Cement Mill. Gypsum yang ditambahkan sebanyak 3 – 5% berat klinker.
    9.Pengepakan Semen
    Produk semen yang berasal dari Cement Silo kemudian ditransportasikan dengan menggunakan Air Sliding Conveyor dan Bucket Elevator kemudian menuju ke bagian pengepakan.
    10.Hasil akhir: SEMEN SIAP PAKAI

    BalasHapus
  164. C_122150112_Rini Theresia

    1. Nama Obyek : PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Tangerang
    2. Bagian yang diamati/ diambil : Sistem produksi kertas
    3. Permasalahan/ kegiatan : Proses pembuatan lembaran kertas (paper machine)

    4.Tahap menyelesaikan :
    1. memasukan lembaran pulp ke dalam pulper
    2. proses penggilingan lembaran pulp agar menjadi bubur pulp
    3. proses pengolahan serat-serat pada bubur pulp dan penambahan senyawa-senyawa
    4. mengatur aliran bubur pulp yang keluar dari horizontal screen agar menghindari terbentuknya gumpalan-gumpalan serat pada bubur pulp dan untuk menyebar dan meratakan bubur pulp ke atas permukaan wire
    5. Dewatering atau proses pengurangan kadar air
    6. Pressing
    7. Drying atau pengurangan kadar air yang dilakukan dengan alat cylinder dryer
    8. Proses penghalusan
    9. Pemotongan dan pembungkusan

    5.Hasil Akhir : kertas siap jual

    *Sumber : Laporan kerja Praktek Eria Marina (6207025), Ester Tania S.P (6207026), Ernawati (6207098) di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Tangerang Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri universitas Katolik Parahyangan Bandung 2010

    BalasHapus
  165. B_122150084_Aprininda Aisya Nurwitasari

    1. Nama Objek : PT. Yakult Indonesia Persada (Kawasan Industri Indolakto, Desa Pesawahan Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat)
    2. Bagian yang diamati : Proses Produksi
    3. Permasalahan/kegiatan : Proses Pembuatan Produk Yakult
    4. Tahap Penyelesaian :
    a. Pemilihan bahan baku
    b. Proses pembuatan Seed Starter (Skim milk powder dan glukosa dilarutkan dengan air kemudian disterilisasi dan difermentasi dengan penambahan Lactobacillus Casei Shirota Strain di dalam Seed Tank.)
    c. Skim milk powder dan glukosa dituang kedalam Silo.
    d. Skim milk powder dan glukosa dari Silo Tank selanjutnya dilarutkan menggunakan air panas didalam Disolving Tank.
    e. Larutan difilter dan ditransfer ke mesin Ultra High Temperature (UHT) untuk disterilisasi dengan temperature tertentu lalu larutan susu steril ini ditransfer ke Culture Tank.
    f. untuk mendapatkan warna khas Yakult, susu dipanaskan dengan suhu tertentu
    g. Proses penambahan seed starter
    h. Susu fermentasi yang sudah memenuhi standar mutu dihomogenisasi menggunakan mesin homogenizer.
    i. Proses pembuatan sirup:
    • Sukrosa dituang ke Silo Tank lalu dilarutkan menggunakan air panas di dalam Disolving Tank
    • Sirup ditransfer ke mesin HTST (High Temperature Short Time) untuk disterilisasi
    f. Susu fermentasi dari mesin Homogenizer ditransfer ke Storage Tank yang sudah berisi dengan sirup steril lalu terbentuklah Yakult Concentrate
    g. YACON dimasukkan ke blending pump dan ditambahkan dengan air yang sudah disterilisasi dengan mesin UV lalu jadilah Yakult.
    f. Botol-botol Polistyrene dihasilkan oleh mesin Moulding. Yakult dibotolkan secara otomatis oleh mesin pengisi dan ditutup dengan Alumunium Foil. Setia[ isi botol Yakult mempunyai volume 65ml.
    g. Yakult yang sudah dibotolkan selanjutnya dikemas menjadi kemasan Multi yang terdiri dari 5 botol / dikemas lagi menjadi kemasan repack ysng terdiri dari 10 pak Multi/pak (=50 botol)
    h. Yakult yang sudah dikemas selanjutnya disimpan dalam Cold Storage
    5. Hasil Akhir : Yakult

    *referensi http://www.yakult.co.id/ & https://dewikomalasari62.wordpress.com/2012/12/31/proses-produksi-pt-yakult-indonesia-persada/

    BalasHapus