Selasa, 29 September 2015

Kandungan Tafsir Surat Al-Fatihah (Kehebatan Kalimah Tahmid)



  1. Agama/amalan/dzikir kehilangan ruhnya/ gairah ketika menjadi rutinitas, maka kewajiban ulama untuk menghidupkan kembali agama menjadi mental hidup. Ijazah amaliah membaca fatehah 100 x
  2. Kenapa fatehah menjadi ummul kitab ?
  3. Kalimah Alhamdulillah menjadi pakem atau dasar utama/ konstitusi/ undang-undang, kenapa ? karena pada zaman dahulu/ jahiliyyah orang menganggap kenikmatan itu berasal dari  para berhala, latta uzza manat dan hubal, era sekarang orang beranggapan bahwa kenikmatan itu berasal dari uang, jabatan, gelar dll. Semua itu dihapus dan ditiadakan dengan menghilangkan semua sebab dan hanya memunculkan Allah sebagai satu-satunya sumber kenikmatan. Dan Allah memberikan ganjaran pujian serupa bagi siapapun yang bertahmid kepada Beliau.
  4. Kehebatan kalimah Alhamdulillah sebagai ruh-ul Islam mampu menghilangkan kesyirikan dan memantapkan tauhid.
  5. Semua perilaku hamba seharusnya mengarah ke Allah.
  6. Semua lafadz Tahmid dalam Al-Qur’an pasti menggunakan pakem (Alhamdulillah seperti tasbih yang berlafadz subhanallah), dan tidak dilafadzkan dengan hamida, karena jika ditanyakan seberapa besar kita memuji ? maka tidak ada bandingannya.
  7. Menyembah Allah adalah hukum yang sudah pakem atau pasti, ibaratnya sama dengan 1 + 1 = 2, tidak ada hubungannya dengan surga dan neraka.
  8. Haji itu hebat karena ibadah, maka semua ibadah itu adalah hebat. Ibadahnya orang sesuai kondisinya masing-masing, ulama dengan mengajinya.
  9. Pantangan orang bertakwa adalah jangan sampai Allah tidak berkenan, dan yang paling mendekati Allah tidak berkenan adalah tidak bersyukur. Orang zina ancamannya neraka itupun masih ada peluang diampuni, dan tidak ada istisna’ sama sekali bagi orang yang tidak bersyukur. Dan Jangan terbiasa syukur berhijab/ bersyarat, syukur karena diberi nikmat, uang, dll
  10. Hubungan dengan Tuhan dimulai perdetik ini, akhirat dimulai sekarang, yang terpenting adalah ridho Allah dan menghindari syuhtu/ kemarahan Allah, jangan menunggu di Akherat.
Diambil dari kajian Gus Baha’ - Rembang





0 komentar:

Posting Komentar