Rabu, 02 September 2015

INILAH KUNCINYA


INILAH KUNCINYA 
Mobil mewah yang kita miliki, motor mahal yang kita pakai, rumah indah yang kita tempati, pakaian gemerlap yang kita kenakan, perhiasan yang kita kenakan, uang milyaran yang kita simpan dalam bank, jika semua yang saya sebutkan diatas adalah yang kita sebut rejeki.
Keinginan -  keinginan yang terlintas didalam pikiran yang sampai sekarang belum terwujud, entah itu pangkat dan kedudukan, harta dan kekayaan, sekolah dan pendidikan tinggi, karir yang naik dan semua yang kita sebut dengan kenikmatan.
Perhatikan dan camkan, tanamkan dalam hati dengan kuat, serta ingat-ingat dengan mendalam, bahwa semua yang saya sebutkan diatas, itu semua tidak tergantung pada :
Kerasnya kita bekerja
Cerdasnya otak kita berfikir
Cantik dan tampannya rupa wajah kita
Tinggi dan rendahnya badan kita
Tinggi rendahnya sekolah kita
Jauh dekatnya kita dengan pusat kota
Dan masih banyak lagi..
Tapi ….
Sekali lagi, Ingat dan camkan ini dengan baik, dan dengan keyakinan bahwa ..
Semua yang saya sebutkan diatas tergantung  PADA YANG MEMBERI. Titik….
Buktinya banyak sekali, tidak semua orang yang bekerja keras menjadi KAYA, tidak semua orang yang tampan dan cantik menjadi KAYA, tidak semua orang yang tinggi dan ideal menjadi KAYA, tidak semua yang berpendidikan tinggi menjadi KAYA.
Jika ada orang bekerja keras menjadi KAYA, jika ada orang cantik atau tampan menjadi KAYA, jika ada orang potongan artis menjadi KAYA, dan jika ada orang bergelar doctor menjadi KAYA maka kerja keras, cantik tampan, potongan artis, gelar doctor hanyalah sebagai jalan saja UNTUK MEMBERI tapi bukan karena itu semua.
Pertanyaan kunci berikutnya adalah jika kita menginginkan semua diatas yang kita sebut dengan rejeki dan kenikmatan agar DIBERIKAN kepada kita
Maka jawabannya hanya satu SENANTIASALAH MELAYANI SANG PEMBERI
IKHLAS MELAYANI
Inilah puncak tertinggi dimana kita sebenarnya telah berada diwiliyah YANG TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN. Kedekatan kita dengan SANG PEMBERI memberikan kita akses kemanapun dan kepada siapapaun juga kepada apapun untuk kita bisa kesana. Namun banyak orang yang salah memahami bahwa KEDEKATAN itu akan tercapai jika kita rajin beribadah, bersembahyang, berpuasa, berdzikir, membaca kitab suci, mengkaji agama, menghafal ayat-ayat, dan segala bentuk peribadatan..
Sekali lagi camkan dan tanamkan dalam hati, ingat-ingat dengan betul bahwa semua bentuk peribadatan itu tidak menjamin kita menjadi dekat dengan-Nya.
Kemudian apa yang harus kita lakukan jika peribadatan pun saja tidak menjamin kita menjadi dekat, inilah kunci berikutnya ..
KUNCI MENJADI DEKAT adalah semua yang kita kerjakan dalam rangka melayani SANG PEMBERI adalah  yang kita kerjakan DITERIMA. Titik …
Berarti kunci kita menjadi dekat adalah bukan pada BANYAKNYA amal dan ibadah yang kita kerjakan .. BETUL. Maka pertanyaan sangat penting berikutnya adalah Bagaimana agar yang kita kerjakan bisa diterima ..
Gambaran secara sederhananya begini, bagi bapak-bapak saya yakin pernah mengalami pengalaman berikut, Seorang suami kebetulan sedang mendapat uang banyak dan karena cintanya dengan keluarga maka sudah sepantasnya dan ikhlas sesampainya nanti dirumah uang itu akan diberikan kepada sang istri. Sesampainya dirumah sang suami sambil melepas sepatu dan seragam kerja melihat sang istri sedang bekerja membenahi rumah, mengepel, memasak, mencuci baju, menjemur dan berbagai macam pekerjaan rumah serta mengurus anak-anak. Pekerjaan rumah ini adalah ibadah dan butuh kerja keras memeras keringat, dengan kerasnya kegiatan ini tentu saja istri juga merasakan lelah. Pada saat yang sama si suami karena baru saja pulang dan segera ingin membersihkan diri dengan mandi setelah mencari-cari handuk kok tidak ditemukan maka memanggil istri sambil bertanya dimana handuknya ? sang istri yang karena kesibukan pekerjaan yang dilakukan tidak memberikan tanggapan atas pernyaan suami, alhasil suami dengan rasa dongkol mandi tanpa menggunakan handuk dan pasti itu juga tidak nyaman.
Apakah efek dan akibatnya bagi  sangat istri ?
SANGAT LUAR BIASA
Uang banyak yang disimpan sang suami untuk istri DITAHAN dan tidak diberikan, tidak diberitahukan kepada istri. Istri mendapat raut muka yang tidak enak dan hubungan yang hambar dan masam. Komunikasi tidak harmonis.
Apa hikmah dibalik kisah tersebut, begitulah SANG PENGUASA MAKHLUK.
Kita terkadang tanpa sadar melakukan hal tersebut dan parahnya lagi kita menganggapnya benar. Rajinnya kita beribadah, lamanya kita berdzikiri, lelahnya kita membantu masyarakat, kerasnya kita beramal dan apapun bentuk ibadah yang kita lakukan, apatah lagi yang bukan nyata-nyata ibadah, hal tersebut menjadi tidak bernilai bahkan hancur dihadapan-NYA hanya karena kita melupakan satu hal KUNCI yaitu tidak DINIATKAN KARENA DIA.
Pertanyaan berkecamuk dalam hati dan pikiran kita
Masak TUHAN pemarah !
Lalu katanya TUHAN Maha Pemaaf
Katanya TUHAN Maha Pengampun
Katanya TUHAN Maha Pengasih
Katanya TUHAN Maha Penyanyang
Katanya TUHAN Maha Pemberi
Dan masih banyak lagi, dimana Maha Pemaafnya TUHAN, Maha Pengampunnya TUHAN, Maha Pengasihnya TUHAN, Maha Penyayangnya TUHAN, Maha Pemberinya TUHAN ..
Bagaimana seharusnya kita ?
Bagaimana kita berdoa ?
Bagaimana agar rizki, kenikmatan, kekayaan mendatangi kita?
Bagaimana usaha dan pekerjaan kita lancar ?
Bagaimana mencintai sang Maha ?
Bagaimana merindukan kematian ?
Pembaca sekalian, doakan saya untuk bisa melanjutkan tulisan diatas menjawab berbagai pertanyaan yang timbul dalam hati bapak/ibu pembaca semua, maklum tulisan ini saya buat sambil menunaikan tugas saya sebagai seorang pegawai tenaga pendidikan.

0 komentar:

Posting Komentar