Kota-kota sejak dulu hingga kini disibukkan dengan problem sampah yang tidak terkonsumsi.
Penumpukan limbah yang mengakibatkan ganngguan kesehatan ini semakin meningkat dengan adanya revolusi industri sehingga dikembangkan cara pengumpulan sampah,pembersihan jalan dan tempat pembuangan sampah yang jauh dari pemukiman. Banjir sebenarnya hanyalah air mengalir yang terjebak dalam aliran yang tidaksemestinya. Aliran semestinya adalah sungai. Sungai yang dilalui air mengalami beberapa permasalahan sehingga tidak dapat melaksannakan fungsinya dengan baik.
A. Dampak Pembangunan
Di berbagai kawasan, khususnya yang terletak di pinggir jalan strategis berdiri ruko-ruko dan gedung-gedung swalayan baru dengan aneka bentuk dan jenis kegiatannya. Keadaan lingkungan hidup akhir-akhir ini menunjukkan terjadinya banjir di beberapa jalan wilayah perumahan maupun pertokoan, asap kendaraan bermotor yang semakin meningkat dan volume sampah yang semakin meningkat pula. Teori Environmental Kuznets Curve (EKC) menyatakan bahwa untuk kasus di negara sedang berkembang seiring dengan perjalanan waktu, kegiatan industri dapat merusak kelestarian alam dan lingkungan.
B. Industri dan Pencemaran Lingkungan
Salah satu bentuk pembangunan adalah pengembangan industry. Industri merupakan upaya manusia untuk menghasilkan sesuatu yang dirasa pelu bagi peningkatan perekonomian manusia. Setelah pabrik berdiri dan beraktivitas maka hal lain yang harus dipikirkan dan diatasi adalah limbah yang dihasilkan yang berpotensi pencemari lingkunga. Limbah yang dihasilkan oleh industry dapat berupa limbah padat, cair dan gas.
Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan hidup) diperlukan untuk melestarikan lingkungan hidup akibat kegiatan manusia yang disebut sebagai pembangunan.
Dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup dan dampak dari pembangunan maka peran masyarakat sangat diperlukan oleh sebab itu dalam UU No 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup ditetapkan bahwa hak setiap orang untuk perperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup.
Sumber : Hidayat Nur, Mayana Nimas, Bahan Ajar Manajemen Lingkungan dan Limbah Industri, Unibraw
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusA - 122100047 - HAPPY NUR ROMADHONA
BalasHapus- PENGAMATAN DAMPAK LINGKUNGAN RUMAH USAHA PEMOTONGAN UNGGAS YANG BERADA DI DESA KLEDOKAN
Usaha rumah pemotongan unggas sangatlah prospek karena menyangkut daging ayam yang sering dikonsumsi masyarakat kita dan tiap harinya pasti habis, berbeda dengan bisnis yang lain", ungkap oleh bapak sang pemilik usaha.
Dengan setiap harinya beroperasi dengan jam kerja tertentu, kegiatan para karyawan disini sangatlah beraneka ragam .
Dimulai datangnya ayam dari permintaan konsumen, lalu dilakukan beberapa tahapan proses untuk diterima kembali kepada konsumen tersebut
yaitu diantara lain adalah
1. Memotong unggas dengan cara manual menggunakan benda tajam
2. Membersihkan bulu yang menempel pada unggas hingga tak tersisa
3. Mensterilkan unggas yang telah dipotong dengan merendamkan ke dalam air hangat
4. Mengkuliti hingga bersih jeroan pada unggas
5. Memisahkan organ luar dan dalam pada unggas
6. Unggas siap packing untuk diambil konsumen
Pada kegiatan proses point ketiga diatas menimbulkan banyak protes yang diluncurkan dari warga sekitar kepada pemilik usaha
Karena menimbulkan dampak pencemaraan bau yang menyengat apabila melewati atau yang bertempat tinggal didaerah dekat dengan tempat pemotongan unggas tersebut
Air pembuangan dari rendaman unggas dialirkan menuju selokan yang posisinya tidak strategis, karena aliran air selokan tersebut terletak dekat dengan permukiman warga dan jalan lewat untuk pengendara maupun pejalan kaki
Sehingga apabila ada seseorang yang melewati daerah tersebut otomatis akan menutup hidung dengan erat dikarenakan bau amis disekitar tempat usaha tersebut amatlah sangat menyengat
Untuk itu seperti kita ketahui dampak pencemaraan bau bisa meresahkan warga sekitar, sehingga banyak reaksi protes yang dilakukan masyarakat setempat.
Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk mengurangi potensi terjadinya pencemaran bagi lingkungan yang dapat merugikan masyarakat pada akhirnya
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat beberapa penyelesaian dampak lingkungan hidup pada pencemaran bau limbah cair pemotongan unggas, di antara lain :
- Perlunya saluran sanitasi yang dibangun sesuai dengan rancang bangunan yang strategis, jauh dari permukiman warga dan jauh dari jalan utama
- Air limbah dilewatkan melalui penyaringan (Trickling filter) atau dimasukan kedalam tangki lumpur aktif untuk menghilangkan komponen yang berbau
- Pembangunan instalasi pengolahan air limbah sudah mutlak dan harus dimiliki oleh setiap industri atau badan pengolah yang ditunjuk agar setiap air limbah yang dibuang ke badan air sudah masuk dalam baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
- Menggunakan teknologi untuk memproses limbah terlebih dahulu sebelum dibuang, agar dampak yang ditimbulkan berkurang
A-122130121-ACHMAD ZAMRONI
BalasHapusNama usaha : UD.Alkuba
Tempat : Ds.Sale Kec.Sale Kab.Rembang
Jenis usaha : Penyamakan kulit Sapi dan Kambing
Usaha dagang Alkuba merupakan jenis usaha yang bergerak di bidang penyamakan kulit sapi dan kambing.Pada usaha ini rata rata mendapat distribusi kulit dari tukang jagal daging sapi dan kambing dari berbagai daerah di sekitar rembang dan sebagian dari tuban jawa timur.Setiap harinya perusahaan dagang penyamakan kulit sapi ini mendapat sekitar 30-60 kulit sapi dan kambing.Kegiatan usaha ini mengganggu lingkungan di sekitarnya karena menghasilkan limbah cair yang berasal dari pengolahan kulit tersebut,hal ini terjadi karena ketika terjadi penyamakan kulit membutuhkan banyak air serta bahan kimia.
Banyak sekali masyarakat yang mengeluhkan akibat dari usaha penyamakan kulit tersebut akibat dari limbah yang di buang ke sungai.Biasanya limbah tersbut di buang ke sungai sekitar jam 22.00 malam kata warga sekitar bantaran sungai.Ketika limbah tersebut di buang maka bau busuk menyengat dan menusuk hidung terhirup oleh warga bertahan 1 hingga 2 jam lamanya.Bau ini sesuai dengan aliran udara berhembus.
Tidak hanya bau busuk yang diterima oleh masyarakat sekitar ketika terjadi pembuangan limbah tersebut,akan tetapi menyebabkan gatal kulit ketika terkena air limbah yang di buang ke sungai.
Banyak warga yang protes akibat dari pembuangan limbah tersebut.Mereka meminta kepada pihak pemilik usaha untuk mengurangi dampak yang diakibatkan dari limbah cair tersebut dengan tidak membuangnya ke sungai.
Menurut saran saya sebelum membuang limbah cair tersebut sebaiknya harus membuat Sistem Pengolahan air limbah ( IPAL ).
Langkah pertama yang di lakukan adalah membuat 3 kolam penampungan, pada ujung kolam penampungan pertama di sediakan saringan(screen) yang bertujan untuk menahan limbah padat,hal ini bertujuan supaya limbah padat tidak tercampur serta mengganggu proses pengolahan limbah cair selanjutnya.
Langkah kedua adalah mengalirkan air limbah yang tersaring dari kolam pertama ke kolam kedua ,kolam kedua ini air di biarkan beberapa jam sehingga terjadi proses sedimentasi atau pengendapan dengan menambahkan tawas kedalamnya.
Langkah ketiga adalah mengalirkan air dari kolam ke dua ke kolam ketiga(terakhir) sebelum di buang ke sungai,langkah ketiga atau tahap penampungan akhir ini menggunakan lumpur aktif,lumpur aktif sendiri merupakan bakteri dalam jumlah banyak yang berfungsi sebagai pengurai polutan organik yang berada didalam air limbah dan hasil akhir dari penguraian tersebut menjadi lumpur. lumpur tersebut yang dimanakan lumpur aktif.
Jika endapan lumpur di kolam tersebut banyak maka mikroorganisme tersebut berhasil menguraikan air limbah secara maksimal.
Setelah air di lihat serta di rasakan aman untuk di buang ke sungai ,maka langkah selanjutnya adalah membuangnya ke sungai.
Untuk saran terakhir adalah perusahan harus lebih memperhatikan warga serta lingkungan di daerah tersebut dengan menanamkan pohon misalnya ataupun setidaknya memberikan dana sosial sebagai pengganti kepada warga yang di rugikan akibat dari pembuangan limbah cair tersebut.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusA- 122120006 - AMALIA OKTA PERMATA
BalasHapus"Analisis Dampak Lingkungan pada Usaha Pembuatan Tempe di Bantul, Yogyakarta"
Tempe sudah diakui mempunyai peran yang besar terhadap peningkatan gizi masyarakat Indonesia terutama untuk menengah kebawah. Industri tempe di Jawa akan mudah ditemu terutama di Yogyakarta.
Proses pembuatan Tempe :
1. Proses Pembersihan
Pertama-tama memilih kedelai yang tidak busuk dan tidak kotor. Kemudian kedelai dibersihkan menggunakan air bersih.
2. Proses pengupasan
Kedelai yang sudah direndam selama satu malam dikupas kulit arinya dengan cara diinjak-injak atau menggunakan mesin pengupas kedelai.
3. Proses pengukusan
Setelah dikupas dan dicuci bersih, kedelai dikukus dalam dandang selama 1 jam. Kemudian angkat dan dinginkan dalam tampah besar.
4. Proses peragian
Proses ini dilakukan setelah kedelai dingin. Ragi tempe dimasukkan kedalam rendaman kedelai kemudian diaduk hingga merata.
5. Proses penyimpanan
Tumpuk cetakan dan tutup dengan karung goni supaya menjadi hangat. Setelah 1 malam jamur mulai tumbuh dan keluar panas.
Pada proses pembuatan tempe memerlukan banyak air yang digunakan untuk peredaman, perebusan, pencucian, serta pengelupasan kulit kedelai.
Limbah yang diperoleh pada proses tersebut berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berasal dari kulit kedelai serta kedelai yang rusak saat proses pencucian. Sedangkan limbah cair berupa air bekas rendaman kedelai dan air bekas rebusan kedeali. Jika kedua limbah ini dibiarkan maka dapat menimbulkan pencemaran pada lingkungan yaitu adanya bau tidak sedap, karena langsung dibuang ke perairan disekitarnya. Bau busuk ditumbulkan dari gas H2S, amonia ataupun fosin akibat terjadinya fermentasi pada limbah tersebut. Dalam air limbah industri tempe cukup tinggi yakni berkisar antara 7.000 - 10.000 ppm, serta mempunyai keasaman yang rendah yakni pH 4-5. Dengan kondisi seperti tersebut di atas, air limbah industri tempe merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan yang sangat potersial. Adanya pembusukan akan menimbulkan bau yang tidak sedap terutama pada musim kemarau saat debit air berkurang. Sehingga, warga sekitar merasa terganggu.
Menurut saya cara mengatasi permasalahan tersebut adalah :
- untuk mengatasi limbah padat, berupa kulit kedelai yang rusak dpat dimanfaatkan sebagi pakan ternak. Sehingga tidak menimbulkan pencemaran pada lingkungan sekitar dengan adanya penumpukan sampah limbah padat
-Untuk limbah cair dapat dilakukan dengan membuat bak penampung air limbah sehingga akan terjadi proses anaerob. Dengan adanya proses biologis anaerob tersebut maka kandungan polutan organik yang ada di dalam air limbah dapat diturunkan.
- Menggunakan system biofilter Aerob dan Anaerob. Namun, dengan cara ini harus dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengolah limbah cair pada tempe.
- Penggunaan menara (tower) juga dapat dipergunakan untuk mengurangi pencemaran yang disebabkan oleh adanya bau melalui proses pengenceran di udara terbuka karena udara dari cerobong tidak mencapai langsung ke daerah permukiman, dengan demikian bau yang ada dapat dicegah.
- Warga sekitar turut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan sekitar
A_122130061_Yasintha Aprilyan Kurniawan
BalasHapusAnalisis Dampak Lingkungan pada Industri Kelapa Sawit di Penajam, Kalimantan Timur
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi andalan Indonesia yang perkembangannya sangat pesat. Kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak goreng. Minyak goreng yang saaat ini beredar di pasaran merupakan jenis minyak goreng.
Proses Pengolahan Kelapa Sawit menjadi minyak goreng.
1. Proses Penyortiran (Shorting)
Proses penilaian di mana buah yang baik maupun yang buruk dipisahkan agar menghasilkan kualitas minyak yang bagus.
2. Proses Perebusan (Sterilizing)
Sterilisasi dilakukan bertujuan untuk menurunkan tingkat keasaman lemak bebas dan mengurangi kadar air sehingga memudahkan saat proses pemisahanan pada thereser, dan melembutkan daging buah untuk pemisahan antara biji dengan buahnya.
3. Proses Pemisahan (Thereser)
Pada proses ini buah sawit dipisahkan dari tandan sawit menggunakan mesin penebah.
4. Proses Pengadukan (Digerster)
Pada proses ini buah sawit diaduk agar menghasilkan minyak yang maksimal. Proses ini bertujuan untuk memudahkan proses pengepresan sehingga minyak nantinya akan lebih mudah dipisahkan dari daging buahnya.
5. Proses Pengempaan (Pressing)
Proses pressing merupakan proses pengamblilan minyak dari buah kelapa dengan cara pengempaan dan pelumutan. Dalam setiap tahap harus benar-benar diteliti dengan baik karena jika tidak, minyak yang dihasilkan tidak akan optimal
6. Proses Klarifikasi (Clarification)
Setelah proses pengempaan minyak dari buah kelapa sawit, barulah didapat minyak kasar (Crude Palm Oil) dan endapan amas CPO. Selanjutnya akan lebih disempurnakan dengan proses seperti fraksinasi dan penyaringan. Proses penyaringan juga akan menghilangkan bau minyak sawit yang telah didapat.
Proses pengolahan minyak kelapa sawit tersebut tentu menghasilkan limbah yang berupa limbah cair, padat dan gas. Limbah cair berasal dari unit proses pengukusan (sterilisasi), proses klarifikasi dan buangan dari hidrosiklion yang mengandung bahan organik yang tinggi sehingga potensial mencemari air tanah dan badan air. Sedangkan limbah padat pabrik kelapa sawit berasal dari proses pengolahan berupa tandan kosong, serabut atau serat dan lumpur yang tidak tertangani sehingga menjadi tempat bersarangnya serangga lalat yang menghasilkan lindi (leachatea) dan menyebabkan bau busuk di area sekitar lingkungan pabrik yang mengganggu masyarakat.
Adapun cara yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah :
- Untuk mengatasi limbah padat
Limbah padat yang dihasilkan seperti tandan buah kosong mungkin dapat dimanfaatkan kembali menjadi menjadi pupuk kompos dikarenakan tandan buah kelapa sawit memiliki unsur hara yang diperlukan tanaman seperti Nitrogen, Posfor, Kalium, Magnesium dan Calsium dan juga dapat dimanfaatkan untuk pakan sapi karena mengandung protein 3,7 % dan nilai gizinya sama dengan jerami.
- Menyediakan parit-parit penampung sebelum menampung limbah di lahan perkebunan
- Melakukan pengelolaan dan pengolahan limbah cair dengan mengalirkan limbah ke dalam penampungan agar minyak yang terikut dengan limbah cair dapat terpisahkan dengan bantuan mikroorganisme sehingga dapat menurunkan kadar limbah cair agar sesuai dengan standar baku mutu lingkungan sebelum dibuang.
- Pemanfaatan limbah cair untuk pembuatan biodiesel ataupun biogas.
A - 122100043 - DASTYARGO HARTONO
BalasHapus"Pengamatan Mengenai Dampak Lingkungan Dari Usaha Pemarutan Kelapa di Pasar CondongCatur, Depok, Sleman"
Santan, merupakan salah satu bahan dasar dari pelengkap makanan pokok di Indonesia dan beberapa bangsa serumpun hingga ke semenanjung India. Santan merupakan bahan dasar yang sangat populer dan bertahan berabad-abad lamanya. Rasa gurih santan disukai oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hampir semua masakan khas Indonesia selalu menggunakan santan. Gudeg salah satunya, panganan khas Yogyakarta ini selalu menggunakan santan, oleh karena itu konsumsi santan di Yogyakarta tergolong besar dari total konsumsi santan se-Indonesia yang berjumlah 4000 Ton Pertahun (Sumber:Dinas Pertanian, www.pertanian.go.id)
berikut proses pemarutan santan sesuai dengan hasil observasi pemarutan santan di Pasar CondongCatur Yogyakarta:
1. Proses Pengupasan kelapa
- Pemisahan Serabut Kelapa dari daging kelapa
2. Proses pemotongan kelapa menjadi ukuran kecil agar memudahkan dimasukan ke
dalam mesin pemarut kelapa
3. Proses Pemarutan dengan menggunakan Mesin Pemarut Kelapa
4. Kelapa telah menjadi kelapa Parut
Permasalahan lingkungan yang muncul
1. Suara dari mesin pemarut kelapa yang sangat bising
2. Sampah sisa serabut kelapa yang menumpuk di pinggir jalan karena letak dari tempat pemarutan yang berdekatan dengan jalan utama walaupun pada akhir jam kerja serabut itu dibersihkan namun pada saat jam kerja pemarutan berlangsung sampah itu dibiarkan sementara.
3. Air sisa pembersihan kelapa parut di mesin yang menjadi salah satu penyebab tersumbatnya selokan di samping pasar condongcatur
Solusi untuk permasalahan tersebut
1. Pengembangan dan Peningkatan Teknologi pada mesin pemarut kelapa yang Notabene masih menggunakan mesin diesel.
2. Serabut kelapa dikelompokan ke dalam karung karung agar tidak terlihat berantakan dan mengganggu infrastruktur masyarakat.
3. Terdapat penyaringan pemisah antara sisa kelapa dan air agar tidak terbentuk Mud (Lumpur) yang sifatnya padat sehingga menyumbat saluran pembuangan.
sekian, terimakasih
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusA - 122100039 - ROLAN SEPTIAN
BalasHapus"Pengamatan Mengenai Dampak Lingkungan Dari Usaha Penambangan Pasir Menggunakan Mesin Penyedot di Dusun Payak Tengah, Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Bantul"
Bagaimana kegiatan unit usaha tersebut apakah mengganggu lingkungan termasuk masyarakat disekitarnya?
Aktifitas penambangan pasir sangat mengganggu masyarakat dan menyebabkan kerusakan lingkungan disekitarnya.
Pengerukan pasir tergolong nekat, lantaran berada di sungai Kaligawe yang relatif kecil, dengan lebar kurang dari lima meter. Sungai sering di pakai masyarakat untuk air pengairan sawah, selain itu lokasi yang berada di tengah pemukiman masyarakat dinilai sangat membahayakan.
Apakah ada limbah yang dihasilkan dan mengganggu?
Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat, cair, dan gas, limbah padatnya berupa material material pasir dan kerikil yg berhamburan berjatuhan dijalan, limbah cairnya berupa tumpahan tumpahan oli dan pelumas mesin penyedot serta limbah gas nya berupa asap hitam yg berasal dari mesin dan kendaraan yg dioperasikan.
Juga terdapat pencemaran suara yg berasal dari kegiatan pekerja, mesin dan kendaraan yg beroperasi.
Bagaimana reaksi protes dari masyarakat?
Masyarakat tidak sependapat dengan penambangan pasir itu dan melakukan protes serta telah lapor ke Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bantul dan Satpol PP Bantul. Selain itu, masyarakat yang memiliki tanah yang berada di sisi barat mengeluhkan penambangan menyebabkan tanah mengalami longsor.
Masyarakat juga protes penambangan ini juga membahayakan jembatan hasil swadaya masyarakat yang berada di sisi barat karena pasirnya hilang dan bisa menyebabkan jembatan roboh.
Apakah sebaiknya tindakan atau ide yang anda usulkan untuk menyelesaikan masalah tersebut?
Tindakan atau ide yg saya usulkan yakni pihak penambang dan masyarakat sekitar melakukan mediasi agar mendapatkan kesepakatan yang tak hanya bersifat sepihak saja, serta mengusulkan pihak penambang untuk memberkan kompensasi kepada masyarakat sekitar dan yg terakhir meminta pihak penambang agar memberikan jaminan bahwa penambangan itu tak mengancam lingkungan lebih lanjut.
A_122130132_Rizki ardliansyah
BalasHapusNama perusahaan : UD.family
Alamat : ds.jatiwayang rembang
Jenis limbah : limbah kayu atau sisa sisa penggergajian yang halus..
Perusahaan tersebut adalah tempat penggergajian kayu yang ada di daerah situ. Limbah tersebut berupa hasil potongan kayu yang lembut hasil dari penggergajian kayu atau orang" sekitar pabrik itu menyebutnya grajen . Limbah kayu tersebut ada dampak positif
dan dampak negatifnyanya.
Dampak positifnya yaitu warga diperbolehkan mengambil secara gratis limbah tersebut dan biasanya digunakan sebagai pengganti kayu bakar yang digunakan untuk memasak. Dan bisa dibuat briket yang bahannya dari limbah tersebut.
Dampak negatifnya yaitu limbah tersebut sangat banyak sehingga bila terkena angin yang cukup kencang limbah tersebut berhamburan sampai kelingkungan warga selain itu kebisingan suara mesin penggergajian tersebut juga cukup keras nah disinilah permasalahannya. Dimana pabrik tersebut letaknya tidak jauh dari perkampungan .
Disini saya mengusulkan untuk membuat penampungan dan penutup, diman penutup dan penampung itu digunakan untuk menutupi dan menampung limbah yang sering berhamburan tersebut. Dengan demikian warga tidak khawatir dengan limbah yang tiba" menyebar .. Sementara itu untuk kebisingan yang dihasilkan bisa dianalisis menggunakan alat pendeteksi kebisingan dengan demikian tingkat kebisingan akan terdeteksi dengan alat tersebut, apakah tingkat kebsingannya rendah normal atau sangat bising. Dengan demikian kita dapat mengurangi kebisingan tersebut.
A_122130132_Rizki ardliansyah
BalasHapusNama perusahaan : UD.family
Alamat : ds.jatiwayang rembang
Jenis limbah : limbah kayu atau sisa sisa penggergajian yang halus..
Perusahaan tersebut adalah tempat penggergajian kayu yang ada di daerah situ. Limbah tersebut berupa hasil potongan kayu yang lembut hasil dari penggergajian kayu atau orang" sekitar pabrik itu menyebutnya grajen . Limbah kayu tersebut ada dampak positif
dan dampak negatifnyanya.
Dampak positifnya yaitu warga diperbolehkan mengambil secara gratis limbah tersebut dan biasanya digunakan sebagai pengganti kayu bakar yang digunakan untuk memasak. Dan bisa dibuat briket yang bahannya dari limbah tersebut.
Dampak negatifnya yaitu limbah tersebut sangat banyak sehingga bila terkena angin yang cukup kencang limbah tersebut berhamburan sampai kelingkungan warga selain itu kebisingan suara mesin penggergajian tersebut juga cukup keras nah disinilah permasalahannya. Dimana pabrik tersebut letaknya tidak jauh dari perkampungan .
Disini saya mengusulkan untuk membuat penampungan dan penutup, diman penutup dan penampung itu digunakan untuk menutupi dan menampung limbah yang sering berhamburan tersebut. Dengan demikian warga tidak khawatir dengan limbah yang tiba" menyebar .. Sementara itu untuk kebisingan yang dihasilkan bisa dianalisis menggunakan alat pendeteksi kebisingan dengan demikian tingkat kebisingan akan terdeteksi dengan alat tersebut, apakah tingkat kebsingannya rendah normal atau sangat bising. Dengan demikian kita dapat mengurangi kebisingan tersebut.
A - 122 120 004 - IQAL AZHARI
BalasHapusPabrik Cirebon (Palimanan) mempertahankan akreditasi ISO 14000:1996 Sistem Manajemen Lingkungan untuk mengelola dampak buruk terhadap lingkungan sekitar dan masyarakat yang disebabkan oleh produksi semen.
Perusahaan turut berpartisipasi dalam Program Langit Biru dan Program Proper, yang keduanya digagas oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kondisi lingkungan di Indonesia. Pabrik Citeureup memenuhi komitmen pengembangan pengawasan dan manajemen lingkungan sesuai dengan penilaian terhadap dampak lingkungan pada dokumen Rencana Kelola Lingkungan (RKL) dan Rencana Pengawasan Lingkungan (RPL).
Rencana Kelola Lingkungan terdiri atas beberapa program manajemen lingkungan dan masyarakat yang diterapkan di Pabrik Citeureup. Termasuk juga manajemen respon terhadap perubahan yang berhubungan dengan proyek Mekanisme Pembangunan Bersih.
Pabrik Cirebon yang dioperasikan oleh Indocement, terdiri atas 2 (dua) tanur dan menempati lahan seluas 470 hektar termasuk lahan tambang.
Pabrik ini berlokasi sekitar 20km barat Cirebon untuk mensuplai kebutuhan semen di daerah Jawa Barat dan sekitarnya. Proses produksi semen terdiri atas penambangan bahan baku, penggilingan, pengeringan, tanur pembakaran, pendinginan, penggilingan akhir, pengantongan dan pengiriman. Bahan baku utama adalah batu kapur, tanah liat, pasir silika dan pasir besi.
Proyek Mekanisme Pembangunan Bersih (MPB) terdiri termasuk atas pengenalan bahan aditif untuk penggilingan akhir, dan penggunaan bahan bakar alternatif. Beberapa bahan bakar alternatif yang dipertimbangkan seperti Biomas, ban bekas, oli bekas, plastik, kertas, tekstil, dan lainnya. Penggunaan beberapa jenis bahan bakar ini dimaksudkan untuk keperluan penelitian dan perijinan dari pemerintah.
Emisi gas dan debu diakui sebagai dampak utama terhadap lingkungan pada industri semen. Tantangan sosial muncul dari suatu kebutuhan sejumlah karyawan dan kebutuhan dari area penambangan. Penanganan material menyebabkan peningkatan tekanan pada infrastruktur transportasi setempat. Perubahan proses yang disebabkan proyek MPB mungkin akan dirasakan buruk dan merusak lingkungan.
Garis besar Rencana Kelola Lingkungan adalah serangkaian Rencana Pengawasan dan Mitigasi Dampak yang ditujukan pada lingkungan dan tantangan sosial. Rencana itu terdiri atas:
Udara, bising dan getaran
Air Permukaan dan Air Tanah
Tanah dan Topografi
Flora dan Fauna
Material Berbahaya/Bekas
Keselamatan dan Kesehatan Pekerja
Konsultasi masyarakat dan Partisipasi
Program Pengembangan Masyarakat:
Pendidikan
Sosial Budaya
Infrastruktur
Ekonomi
Kesehatan Masyarakat
Implementasi dari Rencana Kelola Lingkungan termasuk dalam ISO 14000 yang berakreditasi Sistem Manajemen Lingkungan Garis besar Sistem Manajemen Lingkungan adalah bertujuan dan berwawasan lingkungan, kebutuhan institusional, kewajiban dan tanggung jawab, begitu juga dengan kebutuhan akan sumber daya manusia dan finansial.
Pabrik Cirebon (Palimanan) mempertahankan akreditasi ISO 14000:1996 Sistem Manajemen Lingkungan untuk mengelola dampak buruk terhadap lingkungan sekitar dan masyarakat yang disebabkan oleh produksi semen.
BalasHapusPerusahaan turut berpartisipasi dalam Program Langit Biru dan Program Proper, yang keduanya digagas oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kondisi lingkungan di Indonesia. Pabrik Citeureup memenuhi komitmen pengembangan pengawasan dan manajemen lingkungan sesuai dengan penilaian terhadap dampak lingkungan pada dokumen Rencana Kelola Lingkungan (RKL) dan Rencana Pengawasan Lingkungan (RPL).
Rencana Kelola Lingkungan terdiri atas beberapa program manajemen lingkungan dan masyarakat yang diterapkan di Pabrik Citeureup. Termasuk juga manajemen respon terhadap perubahan yang berhubungan dengan proyek Mekanisme Pembangunan Bersih.
Pabrik Cirebon yang dioperasikan oleh Indocement, terdiri atas 2 (dua) tanur dan menempati lahan seluas 470 hektar termasuk lahan tambang.
Pabrik ini berlokasi sekitar 20km barat Cirebon untuk mensuplai kebutuhan semen di daerah Jawa Barat dan sekitarnya. Proses produksi semen terdiri atas penambangan bahan baku, penggilingan, pengeringan, tanur pembakaran, pendinginan, penggilingan akhir, pengantongan dan pengiriman. Bahan baku utama adalah batu kapur, tanah liat, pasir silika dan pasir besi.
Proyek Mekanisme Pembangunan Bersih (MPB) terdiri termasuk atas pengenalan bahan aditif untuk penggilingan akhir, dan penggunaan bahan bakar alternatif. Beberapa bahan bakar alternatif yang dipertimbangkan seperti Biomas, ban bekas, oli bekas, plastik, kertas, tekstil, dan lainnya. Penggunaan beberapa jenis bahan bakar ini dimaksudkan untuk keperluan penelitian dan perijinan dari pemerintah.
Emisi gas dan debu diakui sebagai dampak utama terhadap lingkungan pada industri semen. Tantangan sosial muncul dari suatu kebutuhan sejumlah karyawan dan kebutuhan dari area penambangan. Penanganan material menyebabkan peningkatan tekanan pada infrastruktur transportasi setempat. Perubahan proses yang disebabkan proyek MPB mungkin akan dirasakan buruk dan merusak lingkungan.
Garis besar Rencana Kelola Lingkungan adalah serangkaian Rencana Pengawasan dan Mitigasi Dampak yang ditujukan pada lingkungan dan tantangan sosial. Rencana itu terdiri atas:
Udara, bising dan getaran
Air Permukaan dan Air Tanah
Tanah dan Topografi
Flora dan Fauna
Material Berbahaya/Bekas
Keselamatan dan Kesehatan Pekerja
Konsultasi masyarakat dan Partisipasi
Program Pengembangan Masyarakat:
Pendidikan
Sosial Budaya
Infrastruktur
Ekonomi
Kesehatan Masyarakat
Implementasi dari Rencana Kelola Lingkungan termasuk dalam ISO 14000 yang berakreditasi Sistem Manajemen Lingkungan Garis besar Sistem Manajemen Lingkungan adalah bertujuan dan berwawasan lingkungan, kebutuhan institusional, kewajiban dan tanggung jawab, begitu juga dengan kebutuhan akan sumber daya manusia dan finansial.
G.H. Prasetyo (122110007)
BalasHapus"Analisis Dampak Lingkungan pada Usaha Ternak Sapi Potong di Sleman, Yogyakarta"
Dampak Limbah Ternak
Dampak Negatif
Ø Sebagai media untuk berkembang biaknya lalat.
Limbah ternak masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk mendorong kehidupan jasad renik yang dapat menimbulkan pencemaran. Suatu studi mengenai pencemaran air oleh limbah peternakan melaporkan bahwa total sapi dengan berat badannya 5.000 kg selama satu hari, produksi manurenya dapat mencemari 9.084 x 10 7 m3air. Selain melalui air, limbah peternakan sering mencemari lingkungan secara biologis yaitu sebagai media untuk berkembang biaknya lalat. Kandungan air manure antara 27-86 % merupakan media yang paling baik untuk pertumbuhan dan perkembangan larva lalat, sementara kandungan air manure 65-85 % merupakan media yang optimal untuk bertelur lalat.
Ø Pencemaran udara yang mengakibatkan terciumnya aroma tidak sedap
Dampak bagi sebagian warga Desa Cipicung yang dekat dengan salah satu peternakan sapi di daerah tersebut yaitu, pencemaran udara yang mengakibatkan terciumnya aroma tidak sedap dari limbah/kotoran sapi-sapi tersebut. Memang diantara mereka tidak pernah memprotes tentang keberadaan ternak sapi tersebut, sebab peternakan yang telah berdiri sejak tahun 2001 tersebut tidak pernah membuat warga disekitar daerah tersebut mengidap penyakit hingga mengalami kematian.
Ø Menimbulkan debu
Kehadiran limbah ternak dalam keadaan kering pun dapat menimbulkan pencemaran yaitu dengan menimbulkan debu. Pencemaran udara di lingkungan penggemukan sapi yang paling hebat ialah sekitar pukul 18.00, kandungan debu pada saat tersebut lebih dari 6000 mg/m3, jadi sudah melewati ambang batas yang dapat ditolelir untuk kesegaran udara di lingkungan (3000 mg/m3)
Dampak positif
Ø Pemanfaatan Untuk Pakan dan Media Cacing Tanah
Sebagai pakan ternak, limbah ternak kaya akan nutrien seperti protein, lemak BETN, vitamin, mineral, mikroba dan zat lainnya. Penggunaan feses sapi untuk media hidupnya cacing tanah, telah diteliti menghasilkan biomassa tertinggi dibandingkan campuran feces yang ditambah bahan organik lain, seperti feses 50% + jerami padi 50%, feses 50% + limbah organik pasar 50%, maupun feses 50% + isi rumen 50%.
Ø Pemanfaatan Sebagai Pupuk Organik
Pemanfaatan limbah usaha peternakan terutama kotoran ternak sebagai pupuk organik dapat dilakukan melalui pemanfaatan kotoran tersebut sebagai pupuk organik. Penggunaan pupuk kandang (manure) selain dapat meningkatkan unsur hara pada tanah juga dapat meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah dan memperbaiki struktur tanah tersebut.
Kandungan Nitrogen, Posphat, dan Kalium sebagai unsur makro yang diperlukan tanaman, tersaji dalam tabel berikut.
Ø Pemanfaatan Untuk Biogas
Permasalahan limbah ternak, khususnya manure dapat diatasi dengan memanfaatkan menjadi bahan yang memiliki nilai yang lebih tinggi. Salah satu bentuk pengolahan yang dapat dilakukan adalah menggunakan limbah tersebut sebagai bahan masukan untuk menghasilkan bahan bakar biogas.
Ø Pemanfaatan Lainnya
Selain dimanfaatkan untuk pupuk, bahan pakan, atau biogas, kotoran ternak juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dengan mengubahnya menjadi briket dan kemudian dijemur/dikeringkan. Briket ini telah dipraktekkan di India dan dapat mengurangi kebutuhan akan kayu bakar.
Pemanfaatan lain adalah penggunaan urin dari ternak untuk campuran dalam pembuatan pupuk cair maupun penggunaan lainnya.
B_122130205_Dwi Prasetyo
BalasHapusUKM : Burjo ciremai
alamat : jalan nangka 3 , karangnangka, maguwoharjo, sleman, yogyakarta
deskripsi : ukm ini adalah ukm yang menjual makanan dan sudah tidak asing lagi dikalangan mahasiswa.
masalah yaitu saat pelayanan pelanggan yang menumpuk dan akhirnya di burjo tersebut terdapat 4 orang pekerja
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Imam Hanafi
BalasHapusNim : 122120007
Kelas : A
“Pengolahan Dampak Lingkungan Limbah Tahu Dengan Proses Biofilter Anaerob Dan Aerob”
Pabrik Tahu seringkali belum ditangani secara baik sehingga menimbulkan dampak terhadap lingkungan.Salah satunya dampak limbah-bau limbah cair dan padat. Limbah tahu mengandung protein tinggi sehingga konsekuensinya menimbulkan gas buang berupa Amoniak/ Nitrogen dan Sulfur yang tidak sedap dan mengganggu kesehatan. Sampai saat ini resiko bau ini masih belum ada jalan keluarnya sedangkan di sisi lainnya produk tahu sudah merupakan makanan Favorit yang hampir harus selalu ada dalam konsumsi masyarakat kecil sampai dengan masyarakat golongan atas.
Secara umum tahapan proses pembuatan tahu adalah sebagai berikut :
• Kedelai yang telah dipilih dibersihkan dan disortasi.
• Perendaman dalam air bersih agar kedelai dapat mengembang dan cukup lunak untuk digiling. Lama perendaman berkisar 4 - 10 jam.
• Pencucian dengan air bersih.
• Penggilingan kedelai menjadi bubur kedelai dengan mesin giling.
• Pemasakan kedelai dilakukan di atas tungku dan dididihkan selama 5 menit.
• Penyaringan bubur kedelai dilakukan dengan kain penyaring. Ampas yang diperoleh diperas dan dibilas dengan air hangat.
• Setelah itu dilakukan penggumpalan dengan menggunakan air asam, pada suhu 50oC, kemudian didiamkan sampai terbentuk gumpalan besar.
• Langkah terakhir adalah pengepresan dan pencetakan yang dilapisi dengan kain penyaring sampai padat.
Permasalahan yang muncul :
Limbah industri tahu adalah limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan tahu maupun pada saat pencucian kedelai. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair. Limbah padat belum dirasakan dampaknya terhadap lingkungan karena dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak, tetapi limbah cair akan mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang langsung ke sungai akan menyebabkan tercemarnya sungai. Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman dimana kuman ini dapat berupa kuman penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada tahu sendiri ataupun tubuh manusia. Bila dibiarkan dalam air limbah akan berubah warnanya menjadi coklat kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini akan mengakibatkan sakit pernapasan. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan maka akan menimbulkan penyakit gatal, diare, dan penyakit lainnya.
Solusi pengolahan limbah :
Air limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan tahu kumpulkan melalui saluran air limbah, kemudian dilairkan ke bak kontrol untuk memisahkan kotoran padat. Selanjutnya, sambil di bubuhi dengan larutan kapur atau larutan NaOH air limbah dialirkan ke bak pengurai anaerob. Di dalam bak pengurai anaerob tersebut polutan organik yang ada di dalam air limbah akan diuraikan oleh mikroorganisme secara anaerob, menghasilkan gas methan yang dapat digunakan sebagai bahan bakar. Dengan proses tahap pertama konsentrasi COD dalam air limbah dapat diturukkan sampai kira-kira 600 ppm (efisiensi pengolahan 90 %). Air olahan tahap awal ini selanjutnya diolah dengan proses pengolahan lanjut dengan sistem biofilter aerob.
Nama : Yusuf Firmansyah
BalasHapusNim : 122100060
PENGAMATAN DAMPAK LINGKUNGAN PG BARU MADUKISMO YOGYAKARTA
PG Baru Madukismo adalah salah satu pabrik gula di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempunyai visi-misi untuk mensukseskan program pengadaan pangan Nasional, khususnya gula pasir. PG Baru Madukismo dibangun pada tahun 1995 dan diresmikan pada tanggal 29 Mei 1958 Oleh Presiden RI Pertama Ir.Soekarno. PG Baru Madukismo berlokasi diatas Bangunan Pabrik Gula Padokan (satu diantara 17 Pabrik gula di DIY yang di bangun pada pemerintahan Belanda tetapi dibumihanguskan pada masa pemerintahan Jepang) yang terletak di desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam proses produksinya PG Baru Madukismo menghasilkan beberapa limbah yang tentunya akan berdampak pada lingkungan apabila tidak di olah terlebih dahulu. Limbah yang dihasilkan dari proses produksi PG Baru Madukismo dibagi dalam tiga kelompok besar, yaitu:
1. Limbah padat
2. Limbah cair
3. Limbah gas
Semua limbah yang dihasilkan PG Baru Madukismo diatas sangat menggangu masyrakat sekitar serta kondisi lingkungan apabila tidak diolah dengan benar. PG Baru Madukismo biasanya membuang limbah padatnya yang berupa blotong di sebuah lahan yang luas atau yang disebut open dumping. Apabila limbah padat tersebut hanya dibiarkan saja maka akan menimbulkan bau busuk yang menyengat yang nantinya akan mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar. Untuk limbah cair biasanya PG Baru Madukismo biasanya mengolahnya terlebih dahulu sebelum dibuang disungai, proses pengolahan limbah cair tersebut bertujuan untuk menormalkan COD serta BOD nya agar tidak merusak ekosistem sungai. Sedangkan untuk limbah gas biasanya PG Baru Madukismo biasanya ditangkap dengan alat penangkap debu atau yang disebut dust collector yang selanjutnya ditampung dalam lori jading.
Melihat permasalahan yang ditimbulkan oleh limbah diatas maka dibutuhkanlah sebuah usaha pengolahan limbah yang tepat agar nantinya dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan dari adanya limbah tersebut. Adapun usaha pengolahan limbah dari PG Baru Madukismo adalah sebagai berikut:
1. Limbah Padat
Limbah padat atau yang disebut Blothong dipisahkan dengan alat Rotary Vacum Filter. Limbah padat Blothong yang dihasilkan oleh pabrik gula Madukismo mempunyai volume yang cukup besar tiap harinya sekitar 100 ton/hari. Pabrik membeli seluas lahan di sekitar pabrik untuk menempatkan limbah tersebut, karena limbah blothong biasanya dibuang dengan cara penumpukan (open dumping). Oleh masyarakat sekitar limbah yang dibuang terutama blotong (ampas tebu) diambil secara cuma- cuma untuk pembuatan asbes, genteng, pupuk, kompos dan dijadikan bahan bakar industri batu bata, karena blotong ini masih mengandung sejumlah belerang sehingga baik untuk dijadikan sebagai bahan bakar. Pihak PG.Madukismo melakukan mengovenan blothong pada oven dengan suhu 105º dalam kurun waktu 3 jam sebelum membuangnya. Tujuan blotong di oven untuk mengurangi kadar air yang terdapat di blotong tersebut, sehingga tidak menimbulkan bau yang sangat menyengat ketika dibuang. Saat ini, pihak PG. Madukismo memanfaatkan blothong tersebut sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk kompos.
2. Limbah Gas
Limbah yang berupa gas ini ditanggulangi oleh alat – alat yang terkait (inhouse keeping). Untuk mengatasi hal tersebut, pada ketel dilengkapi dengan dust collector dan cyclone yang dapat memisahkan partikel dari gas dengan cara memasukan aliran gas menurut gerakan rotasi dan membentuk vorteks sehingga menimbulkan gaya sentrifugal yang akan melempar partikel secara radial ke arah dinding cerobong.
3. Limbah Cair
Bocoran Minyak Pelumas
Bocoran minyak ini dipisahkan dari air limbah didalam bak penangkap minyak, kemudian ditampung dalam drum – drum untuk dimanfaatkan lagi.
Limbah soda
Limbah yang jumlahnya relatif sedikit ini, pengolahannya diikutkan di UPLC yang ada.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusnama:Aldianto Lano S.
BalasHapusNIM: 122120067
kasus PENGEBORAN LEPAS PANTAI MINYAK DI LAUT BEAUFORT: dalam PENILAIAN LINGKUNGAN AWAL
Tindakan ini diharapkan memiliki akibat lingkungan dan sosiologis substansial atau tak ada nya insiden polusi besar nan akan terjadi. Situasi harus diperiksa dan ditangani oleh pihak nan berwenang dalam perkembangannya. Namun, pengeboran dua lubang direncanakan buat musim panas 1976, nan merupakan subjek perhatian mendesak segera, tak akan menghasilkan peningkatan nan cukup besar aktivitas di Bahari Beaufort nan berdampak besar, atau kecuali akan menghasilkan sebuah ledakan minyak harus terjadi. Oleh sebab itu perhatian difokuskan pada kemungkinan nan terjadi mengenainya.
Probabilitas ledakan di Musim Panas 1976
Meskipun sangat sulit buat memastikan kemungkinan ledakan, sebab jumlah semburan gas lepas pantai di seluruh global nan menghasilkan polusi minyak substansial telah terlalu kecil buat menghasilkan landasan statistik nan memuaskan, dan kondisi spesifik di Bahari Beaufort nan tak biasa. Namun demikian, berdasarkan informasi nan diberikan oleh industri maupun perwakilan pemerintah, kemungkinan minyak atau minyak dan ledakan gas nan dinilai berada di kisaran 10-3 buat 10-4 buat setiap sumur LP nan dibor.
Ancaman lingkungan dari ledakan pada Situs Pengeboran
Situs # 1 diposisikan dalam zona transisi di mana ledakan nan nisbi dapat merusak tanaman dan hewan hayati sebab kemungkinan adanya musim dingin dan polusi meluluhkan daratan es dengan cepat.
Situs # 2 terletak di zona transisi di mana ledakan lebih sedikit kurang merusak terhadap satwa liar musim dingin sebab banyak dari debit minyak musim dingin akan tersebar di bawah es, setidaknya sampai musim semi.
Sebagai perbandingan, skenario dikembangkan buat Situs hipotetis # 3 buat mengungkapkan imbas dari ledakan jika sumur dibor dekat pantai di mana es terbentuk cepat membentuk daratan di musim dingin. Skenario ini menunjukkan bahwa ledakan nan nisbi paling merusak mamalia bahari musim dingin dan para migran musim semi, dengan anggapan bahwa pembakaran di lokasi ledakan akan efektif di musim semi. Nah, itulah contoh Materi dari Amdal.
A-122120058-Kevin Rynaldi
BalasHapusAnalisis dampak lingkungan pada usaha pembuatan abon di Banguntapan, Jogja
Abon merupakan salah satu jenis makanan yg terbuat dari serat daging hewan. Abon bisa digunakan sebagai lauk makanan menemani nasi, maupun dimakan sebagai cemilan.
Cara pembuatan:
Potongan daging diberi bumbu seperti garam, micin, dan kecap manis. Kemudian daging di didihkan didalam air hingga menjadi lembut, shg serat serat mudah terlepas, lumat dan mudah di suir suir.
Daging yg telah disuir kemudian di dinginkan hingga kering. Bisa dengan di oven ataupun di jemur di matahari selama 2 hari.
Setelah daging abon sudah dikeringkan, daging harus disangrai di atas penggorengan besar sambil ditumbuk-tumbuk. Ketika ditumbuk daging ini membentuk serat-serat daging yang menyerupai gumpalan benang/kapas. Saat disangrai ini serat daging ditambahkan bumbu-bumbu penambah rasa, seperti gula jawa, micin, sedikit kecap kenal, pemberi rasa pedas dan bawang goreng, terus diaduk hingga benar-benar kering dan dikemas.
Pada saat proses pembuatan abon terdapat dua jenis limbah. Yaitu limbah udara ini dapat menimbulkan bau yg tidak sedap. Kemudian limbah padat yg dihasilkan adalah tulang biasanya bercampur dengan daging.
Untuk mengatasi hal tersebut, menurut saya:
1. Dalam mengatasi limbah udara, dapat dimanfaatkan sebagai biogas.
2. Membuat cerobong, dan membuat tempat penampungan gas yg dihasilkan dari perebusan daging.
3. Dalam mengatasi limbah padat, dapat memanfaatkan tulang sebagai seni. Misal dengan membuat aksesoris seperti gelang atau kalung.
4. Masyarakat sekitar ikut membantu menjaga dan mengawasi.