Senin, 21 September 2015

Materi 2 Manajemen Pengelolaan Limbah

Meningkatnya masalah lingkungan yang terjadi dewasa ini, mengakibatkan pola perkembangan industri dunia telah mengalami perubahan. Kegiatan industri yang pada awalnya didominasi oleh pemikiran untuk menekan sebanyak mungkin biaya produksi, kini memasuki tahap untuk menghindari pemborosan sumberdaya alam dan melihat potensi pemanfaatan produk samping dari suatu kegiatan untuk dijadikan bahan baku kegiatan industri lainnya.
Pada dasarnya, manajemen limbah dapat dilakukan dengan berbagai cara, meliputi (a) pencegahan yaitu menghindari atau menekan keluarnya limbah dari proses produksi, dan (b) penanggulangan yaitu menanggulangi limbah yang telah terlanjur keluar dari proses produksi. Dibanding dengan cara penanggulangan, cara pencegahan jauh lebih baik, lebih murah dan sangat dianjurkan, karena dapat meningkatkan efisiensi produksi, sehingga lebih menguntungkan. Manajemen limbah melalui penanggulangan dapat dilakukan dengan cara pemanfaatan limbah dan apabila hal ini tidak mungkin, dilakukan pengolahan limbah
Pengolahan limbah pada dasarnya merupakan upaya mengurangi volume, konsentrasi atau bahaya setelah limbah keluar dari proses produksi (end of pipe), melalui proses fisika, kimia, dan atau hayati.Dengan minimisasi akan lebih menguntungkan dari pada hanya pengolahan limbah, antara lain karena :

  1. Tanpa minimisasi limbah, limbah yang  merupakan  kehilangan  bahan,  terlanjur  ke   luar dalam jumlah yang besar.
  2. Karena jumlah limbah yang relatif lebih besar apabila tidak dilakukan minimisasi limbah, biaya inventasi dan biaya operasi pengolahan limbah juga lebih tinggi. Bagi sebagian perusahaan, dapat merupakan kendala dalam melaksanakan manajemen limbah dengan baik, yang berarti menghambat pelaksanaan pengendalian limbah
  3. Dengan minimisasi limbah, efisiensi produksi menjadi lebih besar
  4. Pengolahan limbah umumnya masih menghasilkan sisa, yang walaupun jumlah atau volumenya telah banyak berkurang dibanding dengan limbah limbah asalnya, tetapi mempunyai potensi mencemari yang umumnya cukup tinggi, sehingga beban pencemaran yang diterima oleh lingkungan masih tetap tinggi. Pembuangan/pemusnahan sisa pengolahan limbah sering merupakan masalah tersendiri bagi perusahaan yang bersangkutan maupun pihak pengelola
Pada mulanya manajemen limbah lebih ditekankan pada pengolahan limbah. Namun pada dekade akhir-akhir ini, berbagai negara terutama negara maju, lebih condong kepada usaha preventif, yaitu menekan jumlah limbah yang dihasilkan oleh proses produksi. Di Indonesia upaya ini mulai disebar Program minimisasi limbah bertujuan untuk mengurangi limbah yang harus diolah ditempat pengolahan limbah maupun yang menyebar di lingkungan, dengan jalan mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan oleh suatu proses produksi pada sumbernya, dan/atau memanfaatkannya kembali.
Pada mulanya US-EPA mendefinisikan "minimisasi limbah" dalam arti yang luas, yaitu meliputi segala upaya mengurangi beban berbagai fasilitas pengolahan, penyimpanan, atau pembuangan limbah berbahaya dengan jalan mengurangi jumlah atau daya racunnya. Namun pada perkembangan berikutnya "minimisasi limbah" hanya meliputi upaya yang menyangkut perubahan di lapangan/dalam plant, yaitu mengurangi keluarnya limbah dari proses produksi, jadi tidak upaya pengurangan volume atau daya racun limbah yang telah keluar dari proses produksi
Sumber : Nur Hidayat, Manajemen Lingkungan Industri : Manajemen Limbah, T.Industri, FTP, Unibraw

17 komentar:

  1. A - 122120006 - AMALIA OKTA PERMATA


    ANALISIS KEUNTUNGAN MEMANFAATKAN LIMBAH INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE

    Pada usaha pembuatan tempe yang saya kunjungi, proses pembuatan tempe menghasilkan limbah berupa cair dan padat. Limbah cair yang berupa air yang dihasilkan dari bekas pencucian, perendaman dan perebusan kedelai air rebusan kedelai. Dalam sehari dapat menghasilkan limbah cair sebesar 100 liter. Biasanya limbah cair dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan nata de soya dan pupuk cair. Berikut rincian keuntungan jika dapat memanfaatkan limbah cair :
    1. Pupuk cair untuk tanaman
    Dalam sehari menghasilkan 100 liter. Jika 50 liter dapat diolah dan dimanfaatkan sebagai pupuk cair, maka dapat menghasilkan keuntungan. Diasumsikan harga jual pupuk cair @50 liter sebesar Rp 7.000 maka dalam satu hari dapat meraup keuntungan sebesar Rp 350.000 sehingga, dalam satu bulan dapat menghasilkan sebesar Rp 10.500.00
    2. Sebagai bahan dasar pembuatan nata de soya
    Jika menggunakan air sisa dari pembuatan pupuk tadi, maka 50 liter air limbah dapat diolah sebagai bahan dasar pembuatan nata de soya. Jika diasumsikan harga penjualannya @50 liter sebesar 30.000 maka dalam sehari dapat meraup keuntungan sebesar Rp 1.500.000 dan dalam sebulan dapat meraup keuntungan sebesar Rp 45.000.000 . Namun untuk mengolah keuda limbah cair tersebut memerlukan seorang ahli dan juga teknologi yang dapat membantu untuk pengolahan limbah tersebut.

    Limbah padat yang dihasilkan pada pembuatan tempe berupa kulit ari dan kedelai-kedelai yang rusak saat proses pencucian. Limbah padat dapat dimanfaatkan dengan mengolahnya sebagai bahan dasar pembuatan kecap. Berikut rincian keuntungan jika dapat memanfaatkan limbah padat :
    1.Dengan mengolah sebagai kecap
    Dalam pengolahan limbah padat agar menghasilkan kecap tentunya memerlukan proses yang cukup lama. Jika hasil limbah padat sebanyak 15 kg dapat menghasilkan 1 jerigen (7kg) kecap, maka dapat diperkirakan dari hasil pengolahan limbah padat untuk menjadi kecap dapat untung sebesar Rp 120.000 ribu.

    Dari anaslisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa limbah padat maupun cair dapat dimanfaatkan dengan cara mengolah limbah tersebut sehingga menghasilkan produk yang lebih bernilai tinggi. Selain itu dengan memanfaatka limbah yang ada, maka dapat mengurangi pencemaran lingkungan sekitar. Sehingga dengan memanfaatkan limbah dengan baik, maka dapat menguntungkan bagi pihak yang mempunyai usaha, maupun masyarakat sekitar.

    BalasHapus
  2. ANALISIS KEUNTUNGAN MEMANFAATKAN LIMBAH INDUSTRI PEMOTONGAN UNGGAS YANG BERADA DI DESA KLEDOKAN

    Pada industri pemotongan unggas yang berada di desa Kledokan terdapat limbah cair dan limbah padat. Tidak ada pengolahaan untuk memanfaatkan kembali pada limbah cair, namun pada limbah padat dapat dimanfaatkan kembali dengan memanfaatkan dengan cara menjual kembali seperti cakar ayam, hati dan ampela serta bulu.

    - Limbah Cakar Ayam
    Limbah cakar ayam yang dihasilkan adalah kurang lebih 500 kg/hari.
    Perusahaan menjual cakar ayam tersebut kepada masyarakat sekitar dengan harga yang cukup murah, sehingga dapat dijual kembali. Sebagian besar masyarakat yang membeli adalah pedagang lokal yang bertempat tinggal di Desa Kledokan dan pelanggan lama.
    Limbah cakar dikemas dalam kemasan pack 5 kg, dengan harga Rp 30.000,00 per pack.
    Dalam sehari perusahaan menjual kurang lebih 100 pack cakar ayam, sehingga dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp 3.000.000,00. Sedangkan pedagang lokal yang membeli dengan harga murah, dapat memperoleh keuntungan dengan menjual kembali cakar ayam tersebut setelah menaikkan harganya.

    -Limbah Hati dan Ampela
    Limbah hati dan ampela ayam yang dihasilkan tiap harinya kurang lebih sebanyak 750 kg per hari. Sama hal nya dengan limbah cakar ayam, hati dan ampela juga dijual kepada pedagang lokal sekitar dengan harga Rp 25.000,00 per pack (5 kg). Dalam satu hari perusahaan menjual kurang lebih 150 pack hati dan ampela, dan memperoleh keuntungan
    sebesar Rp 3.750.000,00 per hari. Pedagang yang membeli pun juga memperoleh keuntungan dengan menjual kembali hati dan ampela tersebut.

    - Limbah Bulu Ayam
    Selain limbah cakar ayam dan hati ampela, limbah padat lain yang dihasilkan adalah
    limbah bulu ayam. Limbah bulu ayam yang telah dipisahkan dari proses pencabutan dan
    pencucian ayam dihasilkan sebanyak kurang lebih 1.000 kg per hari.
    Limbah bulu tersebut dijual pada masyarakat sekitar maupun diluar lokasi.
    Biasanya limbah bulu tersebut dijadikan bahan untuk membuat kemoceng.
    Perusahaan menjual limbah bulu tersebut dengan harga Rp 25.000,00 per karung (25 kg). Dalam sehari perusahaan menjual kurang lebih sebanyak 40 karung bulu ayam, dan memperoleh keuntungan sebesar Rp 1.000.000,00.

    Sekian dan Terima Kasih

    BalasHapus
  3. A_122130061_Yasintha Aprilyan Kurniawan

    Tugas 3
    ANALISIS KEUNTUNGAN MEMANFAATKAN LIMBAH INDUSTRI PEMBUATAN MINYAK DARI KELAPA SAWIT YANG BERADA DI PENAJAM, KALIMANTAN TIMUR

    Kegiatan pembuatan minyak kelapa sawit selain menghasilkan produk CPO (Crude Palm Oil) atau disebut juga dengan minyak kelapa sawit juga menghasilkan produk yaitu berupa limbah hasil proses produksi. Proses pembuatan minyak kelapa sawit tersebut menghasilkan limbah cair, limbah padat serta limbah gas yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Limbah cair berupa air yang dihasilkan dari proses pengukusan (sterilisasi), proses klarifikasi dan buangan dari hidrosiklion. Sedangkan limbah padat berupa tandan buah kosong kelapa sawit, serabut atau serat dan lumpur yang tidak tertangani yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak sawit dan limbah gas berupa uap air buangan pabrik. Biasanya setelah memproduksi, limbah-limbah hasil pengolahan minyak kelapa sawit tersebut dibiarkan dan dibuang begitu saja oleh para pengusaha padahal sebenarnya limbah tersebut masih dapat diolah dan dimanfaatkan kembali.
    Contoh dari pemanfaatan limbah tersebut adalah
    1. Mengolah tandan buah kosong kelapa sawit untuk dijadikan pupuk kompos atau pupuk organik
    Dalam setiap produksi pengolahan 1 ton tandan buah segar kelapa sawit dapat menghasilkan tandan buah kosong sebanyak 22-23% atau kurang lebih sebesar 220-230 kg. Apabila dalam sebuah pabrik dengan kapasitas pengolahan 100 ton/jam dengan waktu operasi selama 1 jam maka akan dihasilkan sebanyak 2,25 ton tandan buah kosong kelapa sawit.
    2. Mengolah dan pelepah sawit untuk dijadikan pakan ternak
    Adapun rincian keuntungan yang akan diperoleh dari pemanfaatan limbah tersebut:
    1. Dari pembuatan pupuk organik
    Setiap pengolahan 1 ton tandan buah kelapa sawit, perusahaan dapat menghasilkan limbah tandan buah kosong sebesar 2,25 ton atau 2250 kg, agar dapat menghasilkan keuntungan maka sebaiknya limbah tandan kosong tersebut diolah dan dimanfaatkan sebagai pupuk daripada hanya dibiarkan dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Diasumsikan bahwa dalam satu tahun pabrik minyak kelapa sawit dapat menghasilkan tandan buah kosong sebanyak 60.000 ton/tahunnya maka perusahaan akan menghasilkan pupuk kompos sebanyak 3900 ton. Misalnya harga jual pupuk setiap1 kgnya adalah 400, maka perusahaan dapat meraup keuntungan sebesar 15,6 M tiap tahunnya..
    2. Dari pembuatan pakan ternak
    Dalam proses pengolahan pelepah sawit menjadi pakan ternak dibutuhkan teknologi berupa alat pencacah yaitu chopper namun dapat juga dilakukan secara manual. Apabila dalam sekali produksi dibutuhkan 350 kg setiap jamnya maka dengan bantuan mesin chopper akan menghasilkan pakan ternak sebanyak 300 kg. Diasumsikan bahwa setiap tahunnya pabrik kelapa sawit mampu menghasilkan limbah pelepah sawit sebanyak 10,4 ton/tahunnya maka perusahaan akan menghasilkan pakan ternak sebanyak 9 ton/tahunnya. Apabila perusahaan menjual 1 kg pakan ternak dengan harga 2.500 maka keuntungan yang akan diperoleh perusahaan sebesar 22.500.000 tiap tahunnya..
    Dari analisis keuntungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan memanfaatkan limbah kelapa sawit dalam pembuatan pupuk kompos dan pembuatan pakan memberikan keuntungan bagi semua pihak, yaitu bagi perusahaan mendapatkan keuntungan yang sangat besar yaitu 15,60225 M tiap tahunnya dan keuntungan bagi lingkungan yaitu berkurangnya penyebab pencemaran lingkungan yang akan terjadi serta keuntungan bagi masyarakat adalah dapat membeli produk hasil limbah kelapa sawit dengan harga yang lebih murah dan lebih ramah lingkungan.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. A- 122 120 004 - IQAL AZHARI
    ANALISIS KEUNTUNGAN MEMANFAATKAN LIMBAH INDUSTRI PT INDOCEMENT

    untuk memanfaatkan limbah yang di hasilkan, PT indocement mengolah sendiri limbah yang dihasilkan nya seperti B3 contohnya oli yang di pakai untuk mesin. oli yang sudah di pakai nantinya akan di olah ulang di perusahaan anak dari indocement menjadi oli yang bisa digunkan lagi oleh indocement serta semacam kertas dan plastik plastik diolah oleh anak perusahaan indocement.

    BalasHapus
  6. A- 122 120 004 - IQAL AZHARI
    ANALISIS KEUNTUNGAN MEMANFAATKAN LIMBAH INDUSTRI PT INDOCEMENT

    untuk memanfaatkan limbah yang di hasilkan, PT indocement mengolah sendiri limbah yang dihasilkan nya seperti B3 contohnya oli yang di pakai untuk mesin. oli yang sudah di pakai nantinya akan di olah ulang di perusahaan anak dari indocement menjadi oli yang bisa digunkan lagi oleh indocement serta semacam kertas dan plastik plastik diolah oleh anak perusahaan indocement.

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Yusuf Firmansyah (122100060)

    Limbah PT MADU BARU PG MADUKISMO YOGYAKARTA

    PT MADU BARU PG MADUKISMO YOGYAKARTA adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam produksi gula dalam negeri yang terletak didaerah Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta. Perusahaan ini dalam proses produksinya menghasilkan beberapa jenis limbah, diantaranya adalah :
    1. Limbah Bagasse (Ampas)
    Ampas tebu (bagasse) adalah limbah padat industri gula tebu yang mengandung serat selulosa yang dapat digunakan sebagai bahan pembuat pulp.
    2. Limbah Blotong (Padat)
    Limbah Blotong atau filter cake adalah endapan dari nira kotor pada proses pemurnian nira yang di saring di rotary vacuum filter.
    3. Limbah Tetes (Cair)
    Limbah Tetes (cair) merupakan sisa sirup terakhir dari masakan yang telah dipisahkan gulanya melalui kristalisasi berulangkali sehingga sulit menghasilkan kristal.
    Jenis-jenis limbah diatas merupakan limbah berbahaya yang akan dapat merusak serta mengganggu ekosistem lingkungan. Pada limbah padat atau blotong serta limbah Bagasse atau ampas PG Madukismo hanya melakukan penumpukan limbah di lahan yang sudah dibeli oleh perusahaan atau yang disebut dengan open dumping.
    Untuk limbah cair PG Madukismo melakukan penurunan suhu BOD dan CODnya sebelum mengalirkan limbah tersebut ke sungai, hal ini berujuan agar tidak merusak ekosistem sungai. Namun akhir-akhir ini banyak masyarakat khususnya para petani ikan di daerah dekat sungai winongo yang mengeluhkan hal tersebut karena banyak ikan milik petani yang mati akibat dampak dari limbah PG Madukismo. Seharusnya pihak perusahaan berani untuk menginvestasikan sebagaian dananya untuk pengolahan limbah secara teknologi dan lebih modern agar tidak mencemari lingkungan. Adapun pemanfaatan limbah pabrik gula dapat dilihat dibawah ini.
    Pemanfaatan limbahnya:
    1. Limbah Bagasse (Ampas)
     Pembuatan kampas rem kendaraan bermotor
     Pembuatan pakan ternak dengan cara melakukan fermentase dan bio proses
    2. Limbah Blotong (padat)
     Pembuatan genteng
     Pembuatan batu bata
     Pembuatan asbes
    3. Limbah tetes
     Pembuatan pupuk pertanian
     Campuran pakan ternak
     Pembuatan etanol

    BalasHapus
  9. A-122130121-Achmad Zamroni
    Tugas 3

    ANALISIS KEUNTUNGAN MEMANFAATKAN LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT SAPI DAN KERBAU UD.ALKUBA
    Pada industri penyamakan kulit sapi di UD.Alkuba terdapat pemanfaatan limbah padat yaitu kulit sapi yang tidak tersamak dengan baik akan di manfaatkan sebagai olahan pangan.
    limbah kulit sapi yang tidak tersamak dengan baik bisa di manfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan krupuk kulit rambak.
    kulit(tetelan) sapi yang tidak terpakai tersebut sudah banyak yang memesan khususnya par a pembuat industri krupuk rambak kulit sapi.
    Hasil olahan yang berasal dari kulit yang dapat dikonsumsi manusia dapat berupa kerupuk kulit dan gelatin. Sampai saat ini produk kerupuk kulit sudah banyak dikonsumsi oleh masyarakat baik yang berasal dari ternak besar maupun yang berasal dari unggas (ayam)
    kulit sapi yang terbuang tersebut bisa di jual kembali dengan harga sekitar RP.5000.00 per kg.

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. G,H, Prasetyo (122110007)

    Analisis Biaya dan Manfaat Pembiayaan Investasi Limbah Menjadi Energi Melalui Kredit Program
    Beberapa jenis potensi pemanfaatan limbah yang dapat dikonversikan menjadi energi (WtE atau bioenergi) di Indonesia adalah pemanfaatan biogas dari limbah industri tahu, biogas dari limbah peternakan sapi, pembangkit listrik dari biogas limbah industri kelapa sawit (POME), pembangkit listrik dari biomassa pelepah sawit, pemanfaatan sekam padi untuk pengering/silo padi/jagung, pemanfaatan sampah perkotaan (urban waste), dan pemanfaatan biogas dari limbah domestik rumah tangga (kotoran manusia). Berbagai potensi tersebut sudah dimanfaatkan dan dikembangkan melalui program-program yang ada di Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan Kementerian ESDM dengan dukungan baik melalui APBN, hibah internasional, maupun kredit perbankan. Namun, pengembangannya masih dirasa terbatas dikarenakan terbatasnya anggaran di APBN, dan beberapa program bantuan sudah berhenti. Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan pembiayaan pengembangan WtE atau bioenergi yang lebih berkelanjutan.
    Dikarenakan ada batasan dari skema pembiayaan investasi melalui KKP-E terutama terkait dengan besaran kredit yang dapat diberikan (yaitu maksimum Rp. 100 juta untuk individu dan maksimum Rp. 500 juta untuk kelompok) dan juga tenor waktu yang diberikan (yaitu maksimum 5 tahun), jenis pengembangan WtE yang berpeluang untuk diberikan kredit program adalah pengembangan reaktor biogas dari limbah industri tahu dan pengembangan reaktor biogas dari limbah peternakan sapi dimana untuk pengembangannya membutuhkan biaya yang besarnya dapat kurang dari Rp. 100 juta untuk setip unitnya. Untuk pengembangan jenis WtE yang lain dapat menggunakan sumber pendanaan lainnya seperti PIP atau skema kredit program yang baru, dikarenakan pengembangannya dibutuhkan biaya yang lebih besar dari batas maksimum KKP-E.
    Berdasarkan pengalaman dari berbagai negara yang mengembangkan WtE, terdapat beberapa kunci sukses dalam pengembangan WtE, antara lain: (a) Harga energi fosil dan listrik yang tinggi dan tidak bersubsidi; (b) Dilakukan untuk mensubstitusi jenis energi fosil yang digunakan; (c) Keberlanjutan ketersediaan limbah; (d) Terbatasnya lahan untuk pembuangan limbah; (e) Tingginya tipping fee untuk pembuangan sampah/limbah; (f) Kebijakan untuk lebih mendukung pengembangan WtE; dan (g) Dukungan public akan pengembangan WtE.
    Saran/rekomendasi kebijakan yang dapat diberikan dari kegiatan Analisis Biaya Manfaat Pembiayaan Investasi Limbah Menjadi Energi Melalui Kredit Program ini antara lain:
    1. Bank Pelaksana adalah pelaku utama yang menjadi faktor penentu dalam keberhasilan pelaksanaan program pengembangan WtE melalui kredit program. Untuk pelibatannya, diperlukan sosialisasi, baik oleh Kementerian Keuangan, KLH dan Kementerian ESDM untuk mendorong mereka agar tertarik dalam pembiayaan WtE. Selain sosialisasi, diperlukan juga dukungan teknis dari kementerian teknis (KLH dan Kementerian ESDM) untuk membantu perbankan, misalnya melalui technical assistant (TA) dalam pengembangan WtE. Bank Pelaksana yang diprioritaskan adalah perbankan yang pernah atau sedang melakukan pembiayaan melalui kredit terhadap pengembangan WtE, antara lain Bank Syariah Mandiri, Bank Bukopin, dan beberapa Bank Pembangunan Daerah.
    2. Sebagai payung hukum pelaksanaan KKP-E untuk pengembangan WtE, dibutuhkan revisi Peraturan Menteri Keuangan (PMK), yaitu Perubahan Ketiga atas PMK Nomor 79/PMK.05/2007 tentang Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) di Kementerian Keuangan RI. Selain itu, di kementerian teknis (yaitu KLH dan/atau Kementerian ESDM), dibutuhkan Peraturan Menteri LH atau Peraturan Menteri ESDM terkait dengan pedoman teknis pelaksanaan KKP-E untuk pengembangan WtE, seperti yang juga dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam pelaksanaan KKP-E.

    BalasHapus
  12. E—122130132—Rizki Ardliansyah

    ANALISIS KEUNTUNGAN MEMANFAATKAN LIMBAH INDUSTRI PENGERGAJIAN KAYU

    Pada usaha penggergajian kayu di UD.Family, proses penggergajian kayu menghasilkan limbah padat yang berupa serpihan kayu. Serpihann kayu yang lembut sangat cocok untuk pembuatan bifak, disamping untuk menghemat biaya pembelian gas, pembuatan bifak tergolong tidak terlalu rumit. Sisa penggergajian kayu juga mudah didapat karena setiap hari perusahaan menggergaji kayu paling sedikit satu truk, limbah yang dihasilkan juga sangat banyak,.
    Dalam hal itu dapat ditarik kesimpulan bahwa bifak merupakan solusi yang tepat untuk pengolahan limbah padat yang berupa serbuk/serpihan kayu hasil penggergajian.

    BalasHapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  15. IMAM HANAFI_122120007_ A
    ANALISIS KEUNTUNGAN MEMANFAATKAN LIMBAH INDUTRI TAHU
    Industri tahu harusnya mampu melihat peluang dalam pemanfaatn limbah. Ada beberapa cara pemanfaatan limbah tahu. Diantaranya :
    a. Limbah cair
    Air limbah tahu yang dihasilkan dari proses pembuatan tahu biasanya oleh industri ditampung dibak penampungan air limbah sebelum dibuang kelingkungan dan ada juga yang dibuang langsung ke saluran irigasi.
    1. Gas bio.
    Beberapa industri menggunakan bak penampungan dalam pengelolaan air limbah tahu. Bak-bak penampungan tersebut ada yang dibuat sistem kedap udara/ rapat udara dan ada yang sistem terbuka. Bak sistem kedap udara dengan proses anaerobik yang dapat menghasilkan gas alami (bio gas) yang kemudian ditampung dengan drum kemudian gas tersebut disalurkan melalui selang ke dapur yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan memasak.
    Air limbah yang ditampung di bak- bak terbuka dibiarkan mengalir dan tergenang secara terbuka lalu mengalir ke saluran irigasi. Dalam hal ini bau busuk dari limbah tahu masih menyengat .
    2. Pupuk Organik
    Air limbah tahu yang mengandung zat organik oleh industri langsung dibuang ke saluran irigasi dapat dimanfaatkan untuk kesuburan tanah pertanian. Air limbah tahu merupakan limbah organik mudah terurai dan baik untuk pertanian. Biasanya para petani mencari air untuk mengairi sawahnya dan memanfaatkannya. Selain itu air limbah tahu juga berguna untuk tambahan makanan ikan-ikan peliharaan disawah. Biasanya para petani yang mengelola ikan disawah secara rutin dan terus menerus mengaliri sawahnya untuk makanan ikan. Dan hasilnya pun ikan cepat besar.

    b. Limbah padat
    1. Pupuk Organik
    Bahkan di beberapa pengolahan, tahu dibuang sebagai sampah. Tahukah Anda bahwa ampas tahu itu bisa dimanfaatkan untuk fungsi lain, misalnya sebagai pupuk organik. Ampas tahu diketahui memiliki unsur senyawa nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium (K), yakni unsur hara yang dapat menyuburkan tanaman. Dibandingkan bahan makanan lain, unsur hara amplas tahu juga lebih tinggi. Tidak hanya ampas padat, limbah cair pun dapat dijadikan pupuk organik.
    2. Tempe Gembus
    Ampas tahu yang dihasilkan biasanya oleh industri tahu dijual untuk dimanfaatkan dalam pembuatan tempe gembus. Selain itu ampas tahu oleh peternak digunakan untuk pakan ternak sapi, kambing dan babi serta itik.

    Melihat dari kondisi yang ada, sebaiknya memanfaatkan limbah tersebut menjadi pupuk organik. Dan juga bisa dimanfaatkan untuk sector pertanian. Sehingga limbahnya nanti dapat dimanfaatkan masyarakat lain untuk menjadi pupuk organik bagi tanaman lainya. Sedangkan untuk usaha seperti tempe gembos bisa dimanfaatkan masyarakat di Industri menjadi konsumsi sehari – hari, dan menjadikan ampas tahu (Tempe Gembos) Sebagai kuliner.

    BalasHapus
  16. A - ROLAN SEPTIAN - 122100039

    PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI KRUPUK UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN
    Perhitungan pendapatan yang diperoleh sebelum ada alternative produksi bersih dnan perhitungan pendapatan sesudah ada produksi bersih. Penerimaan industri kerupuk sebelum diterapkan produsi bersih selama satu tahun sebesar Rp.180.000.000. Penegeluaran industry kerupuk ini meliputi pengeluaran biaya produksi selama 1 tahun adalah Rp.110.440.000. Keuntungan setiap tahun sebesar Rp.69.560.000.
    1.Perbaikan Alur Tata Cara Proses Operasi, perbaikan alur tata cara proses operasi dapat memberikan kontribusi keuntungan karena ada efisiensi waktu dan tenaga kerja dalam membuat kerupuk
    2. Modifikasi Peralatan dan Pembuatan Cerobong Asap, tungku ini diharapkan dapat menghemat kebutuhan bahan bakar kayu karena terjadi pembakaran yang sempurna. Penghematan kayu bakar yang diasumsikan sebesar 5% setiap tahun. Keuntungan bersih sebesar Rp.70.596.000 apabila menggunakan tungku ini.
    3. Reuse Air Sisa Kukusan, setiap bilan pabrik mengunakan air sumur sebanyak minimal 60 liter air sumur untuk keperluan produksinya . Total penghematan air sebanyak 7,5 liter setiap kali produsi sehingga kebutuhan listrik menjadi 0,9375 Kwh. Penghematan penggunaan air memberikan kontribusi keuntungan yang relative kecil hanya sebesar Rp.64.800
    4.Reuse Minyak Goreng Bekas, penggunaan kembali minyak goreng sisa proses perendaman 0,05kg dan sisa proses penggorengan 0,5kg menunjukkan adanya penghematan yang cuku berarti. Hal ini mengingat harga minyak goreng yang melambung tinggi. Keuntungan dari penghematan minyak sebesar Rp.594.000
    5.Recycle Karung Kemasan Tepung Tapioka, daur ulang pemanfaatan karung bekas ini dapat berupa aneka dompet tissue, souvenir pernikahan dll. Dukungan sumber daya manusia diperlkan dalam recycle ini. Namun apabila tanpa melakukan daur ulang dapat dilakukan dengan menjual langsung karung bekas kemasan tepung tapioca kepada konsumen. Laba bersih ysng diperoleh dari proses ini sebesar Rp.69.608.000

    BalasHapus
  17. A-122120058-Kevin Rynaldi

    Analisis Keuntungan Memanfaatkan Limbah pada Industri pembuatan abon.

    Pada tempat pembuatan abon, proses untuk membuat abon menghasilkan limbah. Misal limbah udara yg dihasilkan dari proses perebusan abon. Dan limbah padat berupa tulang yang terselip didaging sapi. Seperti yang kita ketahui, terkadang limbah tidak diolah lagi. Tetapi biasanya akan dibuang. Namun bila diolah lagi, bisa menghasilkan keuntungan lagi. Berikut analisis keuntungan yang didapat:
    1. Limbah padat, jika pemilik kreatif maka mreka dapat menghasilkan kerajinan dari tulang. Misal seperti gelang atau kalung. Kita asumsikan, tulang tulang kecil dapat diolah menjadi 3 gelang/hari. Maka, jika di jual harga 1 gelang dapat menghasilkan Rp 4.000,-. Kasarnya satu hari mampu menghasilkan tambahan Rp 12.000,- dari penjualan 3 gelang. Maka, dalam satu bulan dapat menghasilkan tambahan Rp 360.000,- dari hasil penjualan kerajinan gelang tulang.

    2. Limbah udara, jika mampu menampung dan dapat memanfaatkan biogas. Maka produsen abon dapat mengurangi biaya untuk pembelian gas ataupun bahan bakar lainnya. Sehingga misal dalam 1 minggu membutuhkan 1 gas LPG seharga Rp 15.000,- dan 1 bulan menghabiskan biaya Rp 60.000,- untuk 4 gas LGP. Maka dengan memanfaatkan biogas, produsen abon dapat menghemat Rp 60.000,- untuk biaya pembelian gas.

    Dari analisis tersebut, dapat dilihat limbah yang dihasilkan dapat memberikan keuntungan dan dapat menghemat biaya dalam proses pembuatan abon.

    BalasHapus