sumber gambar : www.hirochan-group.com
PENENTUAN MASKAPAI PENERBANGAN TERBAIK
MENGGUNAKAN METODE ANALITICAL
HIERARCY PROCESS(AHP)
Ahmad Fahmi Zainal1, Trismi Ristyowati, S.T., M.T.2, Ahmad Muhsin, ST., M.Eng.2.
1. Mahasiswa Jurusan
Teknik Industri
2. Dosen Jurusan Teknik
Industri
Program Studi Teknik
Industri, Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan
Nasional ”Veteran” Yogyakarta
Jl. Babarsari 2
Tambakbayan, Yogyakarta, 55281
Telp. (0274) 485363 Fax.:
(0274) 486256 email : jur_tiupn@telkom.net
ABSTRAK
Pada umumnya para
konsumen airlines memiliki beberapa alternatif airlines pilihan terbaik
sesuai dengan kebutuhannya. Namun tidak semua airlines mempunyai
reputasi dan kualitas yang sama. Untuk itu diperlukan suatu evaluasi sedemikian
sehingga akan terpilih airlines yang paling sesuai dengan keinginan
konsumen airlines. Evaluasi ini biasanya melibatkan beberapa kriteria agar airlines
yang terpilih mampu memenuhi kualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan
kehendak konsumen airlines tersebut.
Terkadang kriteria yang
satu dengan yang lain akan bentrok dan saling bertentangan, sehingga dibutuhkan
suatu metode yang dapat membantu menentukan urutan ranking reputasi airlines
yang paling sesuai. Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) merupakan
salah satu alat analisis untuk mengatasi pemilihan airlines tersebut. Dalam
penelitian ini konsumen airlines menentukan penilaiannya dengan sejumlah
kriteria, seperti jadwal terbang,
kualitas pesawat, harga tiket, jumlah penumpang (load factor), dan kualitas pelayanan (in-ground and in-flight services).
Dengan menggunakan kriteria – kriteria tersebut
dilakukan pembobotan sehingga akan diperoleh urutan prioritas airlines
Kata Kunci: Pemilihan Airlines,
Kriteria Airlines, AHP
Bisnis usaha
penerbangan (airlines) di dunia
melaju pesat. Ditandai dengan penerbangan komersial pertama tahun 1929 dengan
jumlah penumpang yang tidak seberapa namun menghasilkan perputaran uang sekitar
USD 170 juta, terus melaju hingga tahun 1970
dengan 383 juta penumpang dan perputaran uang USD 460,48 milyar, dan hingga
tahun 2012dengan 2,128 milyar penumpang dan perputaran uang sekitar USD 3,94 trilyun (IATA, 2013).
Perkembangan
transportasi udara Indonesia pun meningkat pesat, yaitu sekitar 9 juta
penumpang di tahun 1998 hingga sekitar 35 juta penumpang di tahun 2012 dan
diramalkan pertumbuhan terus berlanjut hingga sekitar 50 juta penumpang di
tahun 2020. Penumpang datang dan pergi ke luar negeri, yang sering disebut
sebagai penumpang internasional juga mengalami pertumbuhan, sekitar 5 juta
orang di tahun 1998 meningkat ke sekitar 14 juta orang di tahun 2012 dan jumlah
ini terus bertambah hingga akan menjadi sekitar 24 juta orang di tahun 2020
(Kemenhub, 2014).
Daerah Istimewa
Yogyakarta adalah daerah yang mempunyai warisan wisata kelas dunia dengan
panorama pemandangan alam yang indah (eksotis) dan peninggalan-peninggalan
sejarah sejak dahulu kala, disamping itu sebagai daerah bisnis dan daerah akses
internasional, menjadikan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dikunjungi banyak
orang dari pelosok Indonesia dan dunia internasional, apalagi di provinsi
tersebut sekarang ini sedang menjalankan Visit
Indonesia 2015 dengan visi memajukan pertumbuhan perekonomian masyarakat
dan misi meningkatkan promosi tempat-tempat wisata, sedemikian sehingga
penerbangan rute Yogyakarta merupakan rute-rute penerbangan domestik yang cukup
ramai dalam persaingannya.
Pergerakan penumpang
datang, pergi, dan transit di Bandara Adisutjipto (Yogyakarta) dari tahun ke
tahun mengalami pertumbuhan pesat. Rata-rata pertumbuhan penumpang 2004-2014
adalah 24%/tahun. Pergerakan penumpang, meliputi penumpang domestik dan
internasional, meningkat dari 446.683 orang di
tahun 2004 ke 2.634.021 orang di tahun 2014. Sekitar 38%-nya adalah penumpang
rute Yogyakarta-Denpasardengan peningkatan dari 154.905 tahun 2004 hingga ke 1.078.024
orang tahun 2014(rata-rata tumbuh 26%/tahun)(PT. Angkasa Pura I, 2014).
Pergerakan pesawat datang dan pergi di Bandara Adisutjipto sekitar 7.666
unit tahun 2004 meningkat hingga sekitar 27.106 unit di tahun 2014. Jumlah
penumpang per pesawat meningkat dari sekitar 58 orang/pesawat (2004) hingga
sekitar 97 orang/pesawat (2014), atau rata-rata 2004-2014 sekitar 83
orang/pesawat. (PT. Angkasa Pura I, 2014).
Penumpang (konsumen) maskapai dalam menjalankan kegiatannya
tak lepas dari kegiatan pengambilan keputusan yang biasa dilakukan baik dalam
selang waktu yang tertentu maupun yang bersifat insidental. Mereka tidak lepas dari problematika konsumen pada umumnya. Perubahan struktur
pasar penerbangan, jasa penerbangan, teknologi penerbangan, dan lainnya terus
terjadi sehingga berpengaruh pada kebijaksanaan konsumen maskapai yang dijalankan. Penempatan dan pemanfaatan sumber daya
pada posisi yang tepat mutlak diperlukan.
Kriteria pemilihan
penerbangan terbaik merupakan salah satu sumber daya yang memberikan pengaruh
besar bagi konsumen maskapai. Oleh
karena itu, kriteria pemilihan penerbangan yang tepat mutlak diperlukan untuk
menunjang keputusannya. Dalam memilih maskapai
yang tepat, terdapat beberapa kriteria (multikriteria) yang perlu diperhatikan
oleh pihak konsumen maskapai agar maskapai yang terpilih mampu memenuhi
kriteria-kriteria yang sesuai dengan kebutuhan konsumen maskapai tersebut.
Proses Hirarki
Analitis (AHP) adalah suatu metode yang sederhana dan fleksibel yang
menampung kreatifitas dalam rancangan suatu masalah yang dibuat dengan
masing-masing pemakai (Bashirudin, 2012). Metode ini menstruktur masalah dalam
bentuk hirarki dan memasukkan pertimbangan-pertimbangan untuk menghasilkan
skala prioritas. Kekuatan Proses Hirarki Analitis adalah terletak pada
rancangannya yang bersifat holistic
(menyeluruh) yang menggunakan logika
pertimbangan berdasarkan institusi data kuantitatif dan preferensi kuantitatif.
Metode AHP mengatur masalah yang komplek dan menggunakan pengaturan tersebut
untuk membuat keputusan mengenai alternatif terbaik untuk dipilih. Struktur
hirarki memungkinkan untuk memasukkan semua faktor penting dan mengaturnya dari
atas ke bawah mulai tingkat yang paling penting ke tingkat yang berisi
alternatif untuk disisi mana yang terbaik (Carolin, 2007). Penerapan Metode
Proses Hirarki Analitis (AHP) memungkinkan pada prioritas perbandingan beberapa
alternatif dengan lebih terukur dengan lebih banyak indikator.
Penggunaaan Metode
AHP dalam pembobotan prioritas atribut atau kriteria dalam pemilihan
penerbangan terbaik di Bandara Internasional Adisutjipto kedepan memberikan
banyak keuntungan, pertama adalah segi manfaat bagi konsumen (para penumpang)
dalam hal menentukan pembelian harga tiket pesawat, jadwal penerbangan, tingkat
isian penumpang suatu maskapai yang mencerminkan daya minat kebanyakan
penumpang, begitu juga dengan kualitas pesawat dan kualitas pelayanan di darat
(in-ground services) dan di udara (in-flight services). Manfaat kedua
adalah analisis yang dilakukan lebih memungkinkan untuk memasukkan beberapa
indikator atau kriteria-kriteria tersebut secara bersama-sama dalam masalah
yang kompleks.
Berdasarkan uraian diatas
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai: Penentuan Maskapai Penerbangan Terbaik Menggunakan Metode Analytical
Hierarchy Process (AHP).
Bashirudin, Ilham, 2007, Multy Criteria Decision Making (MCDM):
Filosifi Amerika dan Eropa (Teori dan Contoh Perhitungan). FTI-UII,
Yogyakarta.
Carolin N. Choesni, 2002, Analisis Pengambilan Keputusan Menggunakan
Pendekatan Analytic Hierarchy Process (AHP), Tesis Ilmu Komputer, FMIPA,
UGM.
Departemen Perhubungan Republik
Indonesia; 2003; Asosiasi PerusahaanPenerbangan Indonesia/Indonesia National
Air Carriers Association.
Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara;2006;Perkembangan Penumpang AngkutanUdara Dalam
dan Luar Negeri di Indonesia Tahun 1993-2010.
Dodgson, John; Spackman, Michael; Pearman, Alan;
Phillips, Lawrence; 2000; Multi-criteria analysis manual; London : NERA
(National Economic.
Eko Nurmianto, 1991, Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, Guna Widya, Edisi I, Jakarta Eri Achjari, 2006, Analisis Diskriminan dan Analytical Hierarchy Process Untuk Menghitung
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mark-Up Penawaran, Tesis S2, Program
Magister Teknik Industri, Universitas Petra Surabaya.
Imam Ghozali, 2009, Aplikasi Analisa Multivariate
Dengan Program SPSS Cetakan VII, Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
PT Angkasa Pura II, 2009, Perkembangan Penumpang AngkutanUdara Dalam dan Luar Negeri di Indonesia Tahun 1993-2010.
PT Angkasa Pura II, 2009, Perkembangan Penumpang AngkutanUdara Dalam dan Luar Negeri di Indonesia Tahun 1993-2010.
0 komentar:
Posting Komentar