Hidup adalah sebuah perjalanan

Karunia indah dari Tuhan adalah waktu, kesempatan kita hidup kita terbatas dan kita menuju ke kehidupan yang abadi, tengoklah apa yang sudah kita persiapkan untuk bekal hidup setelah hidup kita disini

Selasa, 17 November 2015

Materi. 7 Pembangunan Berkelanjutan

Konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development)
Pembangunan masa kini adalah pembangunan yang bersifat sementara. Perkembanganan masyarakat yang serba instan dan asal jadi, budaya konsumtif semakin mendarah daging pada sebagian besar masyarakat.  Konsep Sustainable Development memberikan wacana baru mengenai pentingnya  melestarikan lingkungan alam di masa depan, generasi yang akan datang “pembangunan yang memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengkompromikan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri”.

Menurut Brundtland Report dari PBB [1987], pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
Menurut Laporan dari KTT Dunia [2005]., menjabarkan bahwa pembangunan berkelanjutan terdiri dari tiga tiang utama yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan yang saling bergantung dan memperkuat. Ketiga aspek tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain, karena ketiganya menimbulkan hubungan sebab – akibat. Hubungan ekonomi dan sosial diharapkan dapat menciptakan hubungan yang adil (equitable). Hubungan antara ekonomi dan lingkungan diharapkan dapat terus berjalan (viable). Sedangkan hubungan antara sosial dan lingkungan bertujuan agar dapat terus bertahan (bearable). Ketiga aspek yaitu aspek ekonomi, sosial , dan lingkungan akan menciptakan kondisi berkelanjutan (sustainable).
sumber gambar : id.wikipedia.org
Pembangunan berkelanjutan adalah suatu cara pandang mengenai kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam kerangka peningkatan kesejahteraan, kualitas kehidupan dan lingkungan umat manusia tanpa mengurangi akses dan kesempatan kepada generasi yang akan datang untuk menikmati dan memanfaatkannya (Budimanta, 2005)

Aspek sosial, maksudnya pembangunan yang berdimensi pada manusia dalam hal interaksi, interelasi dan interpendensi. Faktor lingkungan (ekologi) yang diperlukan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan ialah terpeliharanya proses ekologi yang esensial, tersedianya sumber daya yang cukup,  dan lingkungan sosial-budaya dan ekonomi yang sesuai (Otto, 2006)

Indikator kriteria pembangunan berkelanjutan
Berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan tersebut, maka indikator pembangunan berkelanjutan tidak akan terlepas dari aspek-aspek tersebut diatas, yaitu aspek ekonomi, ekologi/lingkungan, sosial, politik, dan budaya.
a. Keberlanjutan Ekologis
Keberlanjutan ekologis akan menjamin keberlanjutan ekosistem bumi. Untuk menjamin keberlanjutan ekologis harus diupayakan hal-hal sebagai berikut:
Memelihara integritas tatanan lingkungan agar sistem penunjang kehidupan dibumi tetap terjamin dan sistem produktivitas, adaptabilitas, dan pemulihan tanah, air, udara dan seluruh kehidupan berkelanjutan.
Tiga aspek yang harus diperhatikan untuk memelihara integritas tatanan lingkungan yaitu; daya dukung, daya asimilatif dan keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya terpulihkan. ketiga untuk melaksanakan kegiatan yang tidak   mengganggu integritas tatanan lingkungan yaitu hindarkan konversi alam dan modifikasi ekosistem, kurangi konversi lahan subur dan kelola dengan buku mutu ekologis yang tinggi, dan limbah yang dibuang tidak melampaui daya asimilatifnya lingkungan.
Memelihara keanekaragaman hayati pada keanekaragaman kehidupan yang menentukan keberlanjutan proses ekologis. Terdapat tiga aspek keanekaragaman hayati yaitu keanekaragaman genetika, spesies, dan tatanan lingkungan. Untuk mengkonversikan keanekaragaman hayati tersebut perlu hal-hal berikut yaitu “menjaga ekosistem alam dan area yang representatif tentang kekhasan sumberdaya hayati agar tidak dimodifikasikan, memelihara seluas mungkin area ekosistem yang dimodifikasikan untuk keanekaragaman dan keberlanjutan keanekaragaman spesies, konservatif terhadap konversi lahan pertanian”.
b.    Keberlanjutan Ekonomi
Keberlanjutan ekonomi makro menjamin kemajuan ekonomi secara berkelanjutan dan mendorong efisiensi ekonomi melalui reformasi struktural dan nasional. Tiga elemen utama untuk keberlanjutan ekonomi makro yaitu efisiensi ekonomi, kesejahteraan ekonomi yang berkesinambungan, dan meningkatkan pemerataan dan distribusi kemakmuran. Hal tersebut diatas dapat dicapai melalui kebijaksanaan makro ekonomi mencakup reformasi fiskal, meningkatkan efisiensi sektor publik, mobilisasi tabungan domestik, pengelolaan nilai tukar, reformasi kelembagaan, kekuatan pasar yang tepat  guna, ukuran sosial untuk pengembangan sumberdaya manusia dan peningkatan distribusi pendapatan dan aset.
c.       Keberlanjutan Ekonomi Sektoral
Untuk mencapai keberlanjutan ekonomi sektoral, berbagai kasus dilakukan terhadap kegiatan ekonomi. Pertama, sumberdaya alam yang nilai ekonominya dapat dihitung harus diperlakukan sebagai kapital yang  tangibble dalam kerangka akunting ekonomi, kedua, secara prinsip harga sumberdaya alam harus merefleksi biaya ekstaksi, ditambah biaya lingkungan dan biaya pemanfaatannya.
d.      Keberlanjutan Sosial Budaya
Keberlanjutan sosial dan budaya mempunyai empat sasaran yaitu:
Stabilitas penduduk yang pelaksanaannya mensyaratkan komitmen politik yang kuat, kesadaran dan partisipasi masyarakat, memperkuat peranan dan status wanita, meningkatkan kualitas, efektivitas dan lingkungan keluarga.
Memenuhi kebutuhan dasar manusia, dengan memerangi kemiskinan dan mengurangi kemiskinan absolut. Keberlanjutan pembangunan tidak mungkin tercapai bila terjadi kesenjangan pada  distribusi kemakmuran atau adanya kelas sosial. Halangan terhadap keberlajutan sosial harus dihilangkan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Kelas sosial yang dihilangkan dimungkinkannya untuk mendapat akses pendidikan yang merata, pemerataan pemulihan lahan dan peningkatan peran wanita.
Mempertahankan keanekaragaman budaya, dengan mengakui dan menghargai sistem sosial dan kebudayaan seluruh bangsa, dan dengan memahami dan menggunakan pengetahuan tradisional demi manfaat masyarakat dan pembangunan ekonomi.
Mendorong pertisipasi masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan. Beberapa persyaratan dibawah ini penting untuk keberlanjutan sosial yaitu : prioritas harus diberikan pada pengeluaran sosial dan program diarahkan untuk manfaat bersama, investasi pada perkembangan sumberdaya misalnya meningkatkan status wanita, akses pendidikan dan kesehatan, kemajuan ekonomi harus berkelanjutan melalui investasi dan perubahan teknologi dan harus selaras dengan distribusi aset produksi yang adil dan efektif, kesenjangan antar regional dan desa, kota, perlu dihindari melalui keputusan lokal tentang prioritas dan alokasi sumber daya.
e.       Keberlanjutan Politik
Keberlanjutan politik diarahkan pada respek pada human right, kebebasan individu dan sosial untuk berpartisipasi dibidang ekonomi, sosial dan politik, demokrasi yang dilaksanakan perlu memperhatikan proses demokrasi yang transparan dan bertanggungjawab, kepastian kesedian pangan, air, dan pemukiman.
f.       Keberlanjutan Pertahanan dan Keamanan
Keberlanjutan keamanan seperti menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman dan gangguan baik dari dalam dan luar yang langsung dan tidak langsung  yang dapat membahayakan integritas, identitas, kelangsungan negara dan bangsa perlu diperhatikan.
(Askar Jaya, 2004)

Konsep perwujudan pembangunan berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia. Pembangunan yang berkelanjutan pada hakekatnya ditujukan untuk mencari pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa mendatang.
Berdasar tujuan diatas, Sutamihardja dalam Askar Jaya [2004], menyatakan sasaran pembangunan berkelanjutan mencakup pada upaya untuk mewujudkan terjadinya :
  1. Pemerataan manfaat hasil – hasil pembangunan anar generasi (intergeneration equity) yang berarti bahwa pemanfaatan sumberdaya alam untuk kepentingan pertumbuhan perlu memperhatikan batas – batas yang wajar dalam kendali ekosistem atau sistem lingkungan serta diarahkan  pada sumberdaya alam yang replaceable dan menekankan serendah mungkin eksploitasi sumber daya alam unreplaceable.
  2. Safeguarding atau pengamanan terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup yang ada dan pencegahan terjadi gangguan ekosistem dalam rangka menjamin kualitas kehidupan yang tetao baik bagi generasi yang akan datang
  3. Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam semata untuk kepentingan mengejar pertumbuhan ekonomi demi kepentingan pemerataan pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan antar generasi
  4. Mempertahan kan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan baik masa kini maupun masa depan (inter temporal)
  5. Mempertahankan manfaat pembangunan ataupun pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang mempunyai dampak manfaat jangka panjang ataupun lestari antar generasi.
  6. Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antar generasi sesuai dengan habitatnya.
 Konsep dan prinsip  pembangunan kota berkelanjutan  (urban sustainable development)
Pembangunan kota yang berkelanjutan menurut Salim [1997] adalah suatu proses dinamis yang berlangsung secara terus – menerus, merupakan respon terhadap tekanan peruahan ekonomi, lingkungan, dan sosial. Proses dan kebijakannya tidak sama pada setiap kota, tergantung pada kota – kotanya. Salah satu tantangan terbesar konsep tersebut saat ini adalah menciptakan keberlanjutan, termasuk didalamnya keberlanjutan sistem politik dan kelembagaan sampai pada strategi, program, dan kebijakan sehingga pembangunan kota yang berkelanjutan dapat terwujud.
Menurut Budihardjo, E dan Sudjarto, DJ [2009] , kota  berkelanjutan didefinisikan sebagai kota yang dalam pengembangannya mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya masa kini, mampu berkompetisi dalam ekonomi global dengan mempertahankan keserasian lingkungan vitalitas sosial, budaya, politik, dan pertahanan keamanannya tanpa mengabaikan atau mengurangi kemampuan generasi mendatang dalam pemenuhan kebutuhan mereka.
Menurut Research Triangle Institute, 1996 dalam Budihardjo, 2009 dalam mewujudkan kota berkelanjutan diperlukan beberapa prinsip dasar yang dikenal dengan Panca E yaitu Environment (Ecology) , Economy (Employment), Equity, Engagement dan Energy.

Daftar Pustaka :
Jurnal : Mandala, Zeji . “Mixed Use Development sebagai Representasi Pembangunan Kota Berkelanjutan (Sustainable City)” . Universitas Gajah Mada , Juni 2013. 
Jurnal Tesis : Novita, Fenti . ”Pengaruh Perkembangan Ekonomi Kota Bandar Lampung Terhadap Perkembangan Kawasan Pesisir”. Universitas Diponegoro, 2003.
Artikel : Hadi, Wahyono.” Sustainable Development (Pengembangan Berkelanjutan)”. Desember 2012

Kontributor/ ditulis oleh :
122110007   GINANJAR HADI PRASETYO
122110009    AGUNG HIDAYATULLAH
122110015    NUGROHO CANDRA RAHARJO

Download materi : Presentasi, review

Minggu, 15 November 2015

Download Video Tutorial Membuat website dengan Joomla

1. Video tutorial instalasi server localhost -  XAMPP

2. Video tutorial cara membuat basis data
Download video cara membuat basis data

3. Video tutorial cara instalasi Joomla
Download video cara instalasi Joomla






Materi 9 Entity Relationship Diagram

sumber gambar: diversityworkbench.net

Model Entity-Relationship adalah model data konseptual perancangan basis data adalah himpunan konsep yang mendeskripsikan struktur basis data, transaksi pengambilan dan pembaruan basis data.

Model Entity-Relationship adalah data konseptual tak tergantung DBMS dan platform perangkat keras tertentu. Model Enti ty-Relationshipdikemukakan oleh Chen [1976]. Sejak itu, telah memperoleh banyak perhatian dan perluasan.  Model Entity-Relationship adalah persepsi terhadap dunia nyata sebagai terdiri objek-objek dasar yang disebut entitas dan keterhubungan (relationship) antar entitas-entitas itu.  Konsep paling dasar di model ER adalah entitas, relationship dan atribut.

Komponen-komponen utama model ER yaitu :
a. Entitas (entity), Entitas memodelkan objek-objek yang berada di organisasi/lingkungan.
b. Relationship. Relationship memodelkan interaksi/hubungan di antara entitas-entitas.
c. Atribut-atribut adalah properti-properti dari entitas dan relationship.
d. Konstrain-konstrain adalah batasan-batasan sesuai ketentuan validitas.

Download bahan ajar

Download materi kelompok 5 :
1. Kelas A : PRESENTASI, REVIEW MATERI
2. Kelas B : PRESENTASI, REVIEW MATERI
3. Kelas C : PRESENTASI, REVIEW MATERI
4. Kelas D : PRESENTASI, REVIEW MATERI
5. Kelas E : PRESENTASI, REVIEW MATERI

Selasa, 10 November 2015

PENENTUAN MASKAPAI PENERBANGAN TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALITICAL HIERARCY PROCESS(AHP)

sumber gambar : www.hirochan-group.com



PENENTUAN MASKAPAI PENERBANGAN TERBAIK
MENGGUNAKAN METODE ANALITICAL HIERARCY PROCESS(AHP)

 Ahmad Fahmi Zainal1, Trismi Ristyowati, S.T., M.T.2, Ahmad Muhsin, ST., M.Eng.2.
1. Mahasiswa Jurusan Teknik Industri
2. Dosen Jurusan Teknik Industri
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta
Jl. Babarsari 2 Tambakbayan, Yogyakarta, 55281
Telp. (0274) 485363 Fax.: (0274) 486256 email : jur_tiupn@telkom.net

ABSTRAK
Pada umumnya para konsumen airlines memiliki beberapa alternatif airlines pilihan terbaik sesuai dengan kebutuhannya. Namun tidak semua airlines mempunyai reputasi dan kualitas yang sama. Untuk itu diperlukan suatu evaluasi sedemikian sehingga akan terpilih airlines yang paling sesuai dengan keinginan konsumen airlines. Evaluasi ini biasanya melibatkan beberapa kriteria agar airlines yang terpilih mampu memenuhi kualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan kehendak konsumen airlines tersebut.
Terkadang kriteria yang satu dengan yang lain akan bentrok dan saling bertentangan, sehingga dibutuhkan suatu metode yang dapat membantu menentukan urutan ranking reputasi airlines yang paling sesuai. Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) merupakan salah satu alat analisis untuk mengatasi pemilihan airlines tersebut. Dalam penelitian ini konsumen airlines menentukan penilaiannya dengan sejumlah kriteria, seperti jadwal terbang, kualitas pesawat, harga tiket, jumlah penumpang (load factor), dan kualitas pelayanan (in-ground and in-flight services).
Dengan menggunakan kriteria – kriteria tersebut dilakukan pembobotan sehingga akan diperoleh urutan prioritas airlines


Kata Kunci: Pemilihan Airlines, Kriteria Airlines, AHP

Bisnis usaha penerbangan (airlines) di dunia melaju pesat. Ditandai dengan penerbangan komersial pertama tahun 1929 dengan jumlah penumpang yang tidak seberapa namun menghasilkan perputaran uang sekitar USD 170 juta, terus melaju hingga tahun 1970 dengan 383 juta penumpang dan perputaran uang USD 460,48 milyar, dan hingga tahun 2012dengan 2,128 milyar penumpang dan perputaran uang sekitar  USD 3,94 trilyun (IATA, 2013).
Perkembangan transportasi udara Indonesia pun meningkat pesat, yaitu sekitar 9 juta penumpang di tahun 1998 hingga sekitar 35 juta penumpang di tahun 2012 dan diramalkan pertumbuhan terus berlanjut hingga sekitar 50 juta penumpang di tahun 2020. Penumpang datang dan pergi ke luar negeri, yang sering disebut sebagai penumpang internasional juga mengalami pertumbuhan, sekitar 5 juta orang di tahun 1998 meningkat ke sekitar 14 juta orang di tahun 2012 dan jumlah ini terus bertambah hingga akan menjadi sekitar 24 juta orang di tahun 2020 (Kemenhub, 2014).
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah daerah yang mempunyai warisan wisata kelas dunia dengan panorama pemandangan alam yang indah (eksotis) dan peninggalan-peninggalan sejarah sejak dahulu kala, disamping itu sebagai daerah bisnis dan daerah akses internasional, menjadikan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dikunjungi banyak orang dari pelosok Indonesia dan dunia internasional, apalagi di provinsi tersebut sekarang ini sedang menjalankan Visit Indonesia 2015 dengan visi memajukan pertumbuhan perekonomian masyarakat dan misi meningkatkan promosi tempat-tempat wisata, sedemikian sehingga penerbangan rute Yogyakarta merupakan rute-rute penerbangan domestik yang cukup ramai dalam persaingannya.
Pergerakan penumpang datang, pergi, dan transit di Bandara Adisutjipto (Yogyakarta) dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan pesat. Rata-rata pertumbuhan penumpang 2004-2014 adalah 24%/tahun. Pergerakan penumpang, meliputi penumpang domestik dan internasional, meningkat dari 446.683 orang di tahun 2004 ke 2.634.021 orang di tahun 2014. Sekitar 38%-nya adalah penumpang rute Yogyakarta-Denpasardengan peningkatan dari 154.905 tahun 2004 hingga ke 1.078.024 orang tahun 2014(rata-rata tumbuh 26%/tahun)(PT. Angkasa Pura I, 2014).
Pergerakan pesawat datang dan pergi di Bandara Adisutjipto sekitar 7.666 unit tahun 2004 meningkat hingga sekitar 27.106 unit di tahun 2014. Jumlah penumpang per pesawat meningkat dari sekitar 58 orang/pesawat (2004) hingga sekitar 97 orang/pesawat (2014), atau rata-rata 2004-2014 sekitar 83 orang/pesawat. (PT. Angkasa Pura I, 2014).
Penumpang (konsumen) maskapai dalam menjalankan kegiatannya tak lepas dari kegiatan pengambilan keputusan yang biasa dilakukan baik dalam selang waktu yang tertentu maupun yang bersifat insidental. Mereka tidak lepas dari problematika konsumen pada umumnya. Perubahan struktur pasar penerbangan, jasa penerbangan, teknologi penerbangan, dan lainnya terus terjadi sehingga berpengaruh pada kebijaksanaan konsumen maskapai yang dijalankan. Penempatan dan pemanfaatan sumber daya pada posisi yang tepat mutlak diperlukan.
Kriteria pemilihan penerbangan terbaik merupakan salah satu sumber daya yang memberikan pengaruh besar bagi konsumen maskapai. Oleh karena itu, kriteria pemilihan penerbangan yang tepat mutlak diperlukan untuk menunjang keputusannya. Dalam memilih maskapai yang tepat, terdapat beberapa kriteria (multikriteria) yang perlu diperhatikan oleh pihak konsumen maskapai agar maskapai yang terpilih mampu memenuhi kriteria-kriteria yang sesuai dengan kebutuhan konsumen maskapai tersebut.
Proses Hirarki Analitis (AHP) adalah suatu  metode yang sederhana dan fleksibel yang menampung kreatifitas dalam rancangan suatu masalah yang dibuat dengan masing-masing pemakai (Bashirudin, 2012). Metode ini menstruktur masalah dalam bentuk hirarki dan memasukkan pertimbangan-pertimbangan untuk menghasilkan skala prioritas. Kekuatan Proses Hirarki Analitis adalah terletak pada rancangannya yang bersifat holistic (menyeluruh)  yang menggunakan logika pertimbangan berdasarkan institusi data kuantitatif dan preferensi kuantitatif. Metode AHP mengatur masalah yang komplek dan menggunakan pengaturan tersebut untuk membuat keputusan mengenai alternatif terbaik untuk dipilih. Struktur hirarki memungkinkan untuk memasukkan semua faktor penting dan mengaturnya dari atas ke bawah mulai tingkat yang paling penting ke tingkat yang berisi alternatif untuk disisi mana yang terbaik (Carolin, 2007). Penerapan Metode Proses Hirarki Analitis (AHP) memungkinkan pada prioritas perbandingan beberapa alternatif dengan lebih terukur dengan lebih banyak indikator.
Penggunaaan Metode AHP dalam pembobotan prioritas atribut atau kriteria dalam pemilihan penerbangan terbaik di Bandara Internasional Adisutjipto kedepan memberikan banyak keuntungan, pertama adalah segi manfaat bagi konsumen (para penumpang) dalam hal menentukan pembelian harga tiket pesawat, jadwal penerbangan, tingkat isian penumpang suatu maskapai yang mencerminkan daya minat kebanyakan penumpang, begitu juga dengan kualitas pesawat dan kualitas pelayanan di darat (in-ground services) dan di udara (in-flight services). Manfaat kedua adalah analisis yang dilakukan lebih memungkinkan untuk memasukkan beberapa indikator atau kriteria-kriteria tersebut secara bersama-sama dalam masalah yang kompleks.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai: Penentuan Maskapai Penerbangan Terbaik Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP).

Daftar Pustaka

Bashirudin, Ilham, 2007, Multy Criteria Decision Making (MCDM): Filosifi Amerika dan Eropa (Teori dan Contoh Perhitungan). FTI-UII, Yogyakarta.
Carolin N. Choesni, 2002, Analisis Pengambilan Keputusan Menggunakan Pendekatan Analytic Hierarchy Process (AHP), Tesis Ilmu Komputer, FMIPA, UGM.
Departemen Perhubungan Republik Indonesia; 2003; Asosiasi PerusahaanPenerbangan Indonesia/Indonesia National Air Carriers Association.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;2006;Perkembangan Penumpang AngkutanUdara Dalam dan Luar Negeri di Indonesia Tahun 1993-2010.
Dodgson, John; Spackman, Michael; Pearman, Alan; Phillips, Lawrence; 2000; Multi-criteria analysis manual; London : NERA (National Economic.
Eko Nurmianto, 1991, Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, Guna Widya, Edisi I, Jakarta Eri Achjari, 2006, Analisis Diskriminan dan Analytical Hierarchy Process Untuk Menghitung Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mark-Up Penawaran, Tesis S2, Program Magister Teknik Industri, Universitas Petra Surabaya.
Imam Ghozali, 2009, Aplikasi Analisa Multivariate Dengan Program SPSS Cetakan VII, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
PT Angkasa Pura II, 2009, Perkembangan Penumpang AngkutanUdara Dalam dan Luar Negeri di Indonesia Tahun 1993-2010.