Selasa, 10 November 2015

PENENTUAN MASKAPAI PENERBANGAN TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALITICAL HIERARCY PROCESS(AHP)

sumber gambar : www.hirochan-group.com



PENENTUAN MASKAPAI PENERBANGAN TERBAIK
MENGGUNAKAN METODE ANALITICAL HIERARCY PROCESS(AHP)

 Ahmad Fahmi Zainal1, Trismi Ristyowati, S.T., M.T.2, Ahmad Muhsin, ST., M.Eng.2.
1. Mahasiswa Jurusan Teknik Industri
2. Dosen Jurusan Teknik Industri
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta
Jl. Babarsari 2 Tambakbayan, Yogyakarta, 55281
Telp. (0274) 485363 Fax.: (0274) 486256 email : jur_tiupn@telkom.net

ABSTRAK
Pada umumnya para konsumen airlines memiliki beberapa alternatif airlines pilihan terbaik sesuai dengan kebutuhannya. Namun tidak semua airlines mempunyai reputasi dan kualitas yang sama. Untuk itu diperlukan suatu evaluasi sedemikian sehingga akan terpilih airlines yang paling sesuai dengan keinginan konsumen airlines. Evaluasi ini biasanya melibatkan beberapa kriteria agar airlines yang terpilih mampu memenuhi kualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan kehendak konsumen airlines tersebut.
Terkadang kriteria yang satu dengan yang lain akan bentrok dan saling bertentangan, sehingga dibutuhkan suatu metode yang dapat membantu menentukan urutan ranking reputasi airlines yang paling sesuai. Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) merupakan salah satu alat analisis untuk mengatasi pemilihan airlines tersebut. Dalam penelitian ini konsumen airlines menentukan penilaiannya dengan sejumlah kriteria, seperti jadwal terbang, kualitas pesawat, harga tiket, jumlah penumpang (load factor), dan kualitas pelayanan (in-ground and in-flight services).
Dengan menggunakan kriteria – kriteria tersebut dilakukan pembobotan sehingga akan diperoleh urutan prioritas airlines


Kata Kunci: Pemilihan Airlines, Kriteria Airlines, AHP

Bisnis usaha penerbangan (airlines) di dunia melaju pesat. Ditandai dengan penerbangan komersial pertama tahun 1929 dengan jumlah penumpang yang tidak seberapa namun menghasilkan perputaran uang sekitar USD 170 juta, terus melaju hingga tahun 1970 dengan 383 juta penumpang dan perputaran uang USD 460,48 milyar, dan hingga tahun 2012dengan 2,128 milyar penumpang dan perputaran uang sekitar  USD 3,94 trilyun (IATA, 2013).
Perkembangan transportasi udara Indonesia pun meningkat pesat, yaitu sekitar 9 juta penumpang di tahun 1998 hingga sekitar 35 juta penumpang di tahun 2012 dan diramalkan pertumbuhan terus berlanjut hingga sekitar 50 juta penumpang di tahun 2020. Penumpang datang dan pergi ke luar negeri, yang sering disebut sebagai penumpang internasional juga mengalami pertumbuhan, sekitar 5 juta orang di tahun 1998 meningkat ke sekitar 14 juta orang di tahun 2012 dan jumlah ini terus bertambah hingga akan menjadi sekitar 24 juta orang di tahun 2020 (Kemenhub, 2014).
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah daerah yang mempunyai warisan wisata kelas dunia dengan panorama pemandangan alam yang indah (eksotis) dan peninggalan-peninggalan sejarah sejak dahulu kala, disamping itu sebagai daerah bisnis dan daerah akses internasional, menjadikan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dikunjungi banyak orang dari pelosok Indonesia dan dunia internasional, apalagi di provinsi tersebut sekarang ini sedang menjalankan Visit Indonesia 2015 dengan visi memajukan pertumbuhan perekonomian masyarakat dan misi meningkatkan promosi tempat-tempat wisata, sedemikian sehingga penerbangan rute Yogyakarta merupakan rute-rute penerbangan domestik yang cukup ramai dalam persaingannya.
Pergerakan penumpang datang, pergi, dan transit di Bandara Adisutjipto (Yogyakarta) dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan pesat. Rata-rata pertumbuhan penumpang 2004-2014 adalah 24%/tahun. Pergerakan penumpang, meliputi penumpang domestik dan internasional, meningkat dari 446.683 orang di tahun 2004 ke 2.634.021 orang di tahun 2014. Sekitar 38%-nya adalah penumpang rute Yogyakarta-Denpasardengan peningkatan dari 154.905 tahun 2004 hingga ke 1.078.024 orang tahun 2014(rata-rata tumbuh 26%/tahun)(PT. Angkasa Pura I, 2014).
Pergerakan pesawat datang dan pergi di Bandara Adisutjipto sekitar 7.666 unit tahun 2004 meningkat hingga sekitar 27.106 unit di tahun 2014. Jumlah penumpang per pesawat meningkat dari sekitar 58 orang/pesawat (2004) hingga sekitar 97 orang/pesawat (2014), atau rata-rata 2004-2014 sekitar 83 orang/pesawat. (PT. Angkasa Pura I, 2014).
Penumpang (konsumen) maskapai dalam menjalankan kegiatannya tak lepas dari kegiatan pengambilan keputusan yang biasa dilakukan baik dalam selang waktu yang tertentu maupun yang bersifat insidental. Mereka tidak lepas dari problematika konsumen pada umumnya. Perubahan struktur pasar penerbangan, jasa penerbangan, teknologi penerbangan, dan lainnya terus terjadi sehingga berpengaruh pada kebijaksanaan konsumen maskapai yang dijalankan. Penempatan dan pemanfaatan sumber daya pada posisi yang tepat mutlak diperlukan.
Kriteria pemilihan penerbangan terbaik merupakan salah satu sumber daya yang memberikan pengaruh besar bagi konsumen maskapai. Oleh karena itu, kriteria pemilihan penerbangan yang tepat mutlak diperlukan untuk menunjang keputusannya. Dalam memilih maskapai yang tepat, terdapat beberapa kriteria (multikriteria) yang perlu diperhatikan oleh pihak konsumen maskapai agar maskapai yang terpilih mampu memenuhi kriteria-kriteria yang sesuai dengan kebutuhan konsumen maskapai tersebut.
Proses Hirarki Analitis (AHP) adalah suatu  metode yang sederhana dan fleksibel yang menampung kreatifitas dalam rancangan suatu masalah yang dibuat dengan masing-masing pemakai (Bashirudin, 2012). Metode ini menstruktur masalah dalam bentuk hirarki dan memasukkan pertimbangan-pertimbangan untuk menghasilkan skala prioritas. Kekuatan Proses Hirarki Analitis adalah terletak pada rancangannya yang bersifat holistic (menyeluruh)  yang menggunakan logika pertimbangan berdasarkan institusi data kuantitatif dan preferensi kuantitatif. Metode AHP mengatur masalah yang komplek dan menggunakan pengaturan tersebut untuk membuat keputusan mengenai alternatif terbaik untuk dipilih. Struktur hirarki memungkinkan untuk memasukkan semua faktor penting dan mengaturnya dari atas ke bawah mulai tingkat yang paling penting ke tingkat yang berisi alternatif untuk disisi mana yang terbaik (Carolin, 2007). Penerapan Metode Proses Hirarki Analitis (AHP) memungkinkan pada prioritas perbandingan beberapa alternatif dengan lebih terukur dengan lebih banyak indikator.
Penggunaaan Metode AHP dalam pembobotan prioritas atribut atau kriteria dalam pemilihan penerbangan terbaik di Bandara Internasional Adisutjipto kedepan memberikan banyak keuntungan, pertama adalah segi manfaat bagi konsumen (para penumpang) dalam hal menentukan pembelian harga tiket pesawat, jadwal penerbangan, tingkat isian penumpang suatu maskapai yang mencerminkan daya minat kebanyakan penumpang, begitu juga dengan kualitas pesawat dan kualitas pelayanan di darat (in-ground services) dan di udara (in-flight services). Manfaat kedua adalah analisis yang dilakukan lebih memungkinkan untuk memasukkan beberapa indikator atau kriteria-kriteria tersebut secara bersama-sama dalam masalah yang kompleks.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai: Penentuan Maskapai Penerbangan Terbaik Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP).

Daftar Pustaka

Bashirudin, Ilham, 2007, Multy Criteria Decision Making (MCDM): Filosifi Amerika dan Eropa (Teori dan Contoh Perhitungan). FTI-UII, Yogyakarta.
Carolin N. Choesni, 2002, Analisis Pengambilan Keputusan Menggunakan Pendekatan Analytic Hierarchy Process (AHP), Tesis Ilmu Komputer, FMIPA, UGM.
Departemen Perhubungan Republik Indonesia; 2003; Asosiasi PerusahaanPenerbangan Indonesia/Indonesia National Air Carriers Association.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;2006;Perkembangan Penumpang AngkutanUdara Dalam dan Luar Negeri di Indonesia Tahun 1993-2010.
Dodgson, John; Spackman, Michael; Pearman, Alan; Phillips, Lawrence; 2000; Multi-criteria analysis manual; London : NERA (National Economic.
Eko Nurmianto, 1991, Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, Guna Widya, Edisi I, Jakarta Eri Achjari, 2006, Analisis Diskriminan dan Analytical Hierarchy Process Untuk Menghitung Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mark-Up Penawaran, Tesis S2, Program Magister Teknik Industri, Universitas Petra Surabaya.
Imam Ghozali, 2009, Aplikasi Analisa Multivariate Dengan Program SPSS Cetakan VII, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
PT Angkasa Pura II, 2009, Perkembangan Penumpang AngkutanUdara Dalam dan Luar Negeri di Indonesia Tahun 1993-2010.




0 komentar:

Posting Komentar